Hai hai🥑
Ponsel Adelard bergetar, bagaimana tidak? Notifikasi yang masuk di ponselnya begitu banyak. Kemudian ....
Brakkk
Adelard membanting kasar ponsel tersebut. Seketika isi ruangan terkejut dan terdiam.
Terutama Dasha, ekspresi wajahnya dengan cepat berubah.
Derga dan Arvan bungkam. Mereka tahu, di saat-saat seperti ini Adelard tidak suka mendengarkan sedikit pun komentar.
Adelard bangkit dari duduknya, ia menghampiri Dasha yang masih berekspresi melongo sambil menggendong Cika itu.
Kemudian cowok itu meraih lengan Dasha dan menariknya hingga bangkit berdiri di hadapannya.
Dasha yang sontak terkejut serta takut melihat Cika yang hampir jatuh dari pelukannya itu.
"Kak kenap-" ujar Dasha terpotong karena Adelard menarik lagi tangannya. Cowok itu membawa Dasha hingga keluar dari rumahnya dengan Cika yang masih tetap di pelukan Dasha. Sedangkan Gesya tidak tahu harus berbuat apa di saat seperti itu, ia masih tidak sadar dari keterkejutan yang terjadi tadi.
Adelard membawa Dasha sampai di teras rumahnya, kemudian ia menyalakan motornya. Setelah itu Adelard duduk di jok motor dan memakai helmnya.
"Itu anak siapa?" tanya Adelard datar sambil membuka kaca helm yang tertutup di depan matanya.
"Kak Adelard?" ujar Dasha terpotong.
"Mata lo! Lo jangan denger kata Derga," ujar Adelard sembari menjitak pelan jidat Dasha, "naik," titah Adelard.
"Mau bawa aku dengan Cika kemana?" tanya Dasha.
Di tengah-tengah pertanyaan Dasha secara tiba-tiba sebuah mobil mendekati kawasan rumah Adelard. Kemudian wanita paruh baya keluar dari mobil itu, tak lain ialah tante Adelard.
Wanita itu berjalan menuju mereka dengan senyum tanpa henti.
"Aduh, keponakan tante mau kemana nih? Sama anak gadis?" goda tante Adelard sambil tersenyum menatap wajah Dasha yang terlihat terkejut, "makasih banyak ya, udah jagain Cika, sayang ...." ucap lembut Tante Adelard sambil mengelus lembut pucuk kepala Dasha. Dasha hanya tersenyum sambil malu-malu.
"Uuu, cantik banget sih ...." puji tante Adelard sambil membelai pipi Dasha. Sedangkan Adelard yang melihat kejadian itu mengedikkan bahunya geli.
"Kamu pacar Adelard ya, sayang?" tanya tante Adelard.
"Ng-" ujar Dasha terpotong.
"Gak!" potong Adelard.
"Kenap-" ujar tante Adelard terpotong.
"Cala ada di rumah," jelas Adelard, "naik," suruh Adelard yang langsung beralih menatap Dasha.
"Kak–"
"Cepet!"
"Kalo gitu, em tantenya kak Adelard aku pinjem Cika ya?" pinta Dasha buru-buru.
"Pinjem-pinjem!" pekik Adelard, "kasih!" suruh Adelard untuk memberikan Cika kepada ibunya.
"Nggak papa kok Lard, Cika juga keliatannya nyaman kok sama kalian berdua!" sahut wanita itu.
"Em, maaf ya tantenya kak Adelard, aku balikin Cika. Makasih banyak tan-" ujar Dasha terpotong karena Adelard menarik tangannya untuk segera naik di belakang Adelard.
"Yaudah nggak papa, hati-hati ya Adelard, jaga baik-baik!" ucap Tante Adelard sambil meraih tubuh Cika.
Kemudian Dasha naik di belakang Adelard. Dan tanpa aba-aba Adelard langsung melajukan motornya meninggalkan kediaman Adelard dan tantenya itu. Tante Adelard hanya tersenyum sambil menggeleng pelan kepalanya.
👀👀👀
Di perjalanan Adelard hanya diam sambil fokus mengendarai motornya dan sesekali cowok itu melirik spion yang memantulkan ke belakang. Yang terlihat bukan wajah Dasha melainkan helm di kepala Dasha.
"Pendek." lontar Adelard namun tak ada tanggapan dari Dasha.
"Woy budek!" seru Adelard yang membuat lamunan Dasha membuyar.
"Aku nggak denger,"
"Lo pendek."
"Aku pendek?"
"Ya. Pendek banget kayak kurcaci di kartun Snow white,"
"Enggak kok, emang kamu nonton kisah Putri Snow white?"
"Gak, apaan juga nonton berbi-berbi ngomong."
"Tapi kok tahu kurcaci putri Snow white?"
"Tau lah, kan lo neneknya kurcaci itu."
"Astaga enggak kak, gini-gini tinggi aku 166 cm,"
"Gue 187 cm, gue paling tinggi."
"Hmm,"
Setelah beberapa menit perjalanan mereka terhenti di sebuah Counter toko handphone.
"Mau ngapain di sini?" tanya Dasha sambil turun dari motor Adelard dan di susul Adelard.
Tak ada jawaban dari Adelard, cowok itu langsung meraih tangan mungil Dasha dan menariknya menuju toko yang terlihat sangat besar itu.
Dasha terheran-heran, rasanya ia baru pertama kali melihat toko hp sebesar ini dan sangat ramai, seperti Mall.
Adelard segera memilih handphone dan membayarnya. Sedangkan Dasha yang sedari tadi memperhatikan seluruh toko itu sambil melongo.
Usai dari itu Adelard dan Dasha langsung bergegas pergi.
🔥🔥🔥
Hingga beberapa menit berlalu mereka tiba di kediaman Dasha. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 16.59. Adelard turun dari motornya dan membuka helmnya dan di susul Dasha.
Adelard mendekati Dasha dan mengangkat dagu Dasha, cowok itu menatap lekat seluruh inci wajah Dasha.
"Hmm?" Adelard mengerutkan keningnya saat melihat mata Dasha yang sembab dan pipinya ada sedikit lebam.
"Kenapa?" ungkap Dasha. Gadis itu langsung melepas paksa tangan Adelard dari wajahnya.
"SIAPA YANG SENTUH LO?" tanya Adelard murka. Namun dengan cepat Dasha langsung meninggalkan Adelard, gadis itu berlari menuju rumahnya dan menutup rapat pintu rumahnya.
Adelard langsung terdiam bisu dengan penuh pertanyaan di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADELARD (END)
Teen Fiction"Denger ya! Apapun yang gue inginkan itu hak gue dan itu adalah kewajiban lo buat menuhin perintah gue!" tegas Adelard. "Harus?" tanya Dasha. "Harus!" balas singkat Adelard. _____________________________________ Cover : Pinterest Jangan copy my sto...