26 | dasi

3.1K 129 0
                                    

Hiii guyc(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠)


Pagi hari ini matahari bersinar begitu terang, Adelard sudah selesai membersihkan tubuhnya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Adelard bangun sangat pagi hanya sebuah kebetulan, karena semalam ia tidak bergadang untuk bermain game bersama teman-temannya.

Tepat pukul 06.30 wib Adelard sudah siap untuk berangkat, dengan seragam putih yang di lapis Hoodie hitam, celana abu-abunya, tas, sepatu hitam dan rambut khasnya yang masih sedikit berantakan.

Kemudian Adelard menggunakan helmnya dan menjalankan motornya.

Ngeng .... 🏍️

Di sisi lain Dasha masih sibuk menguncir rambut panjangnya dan merapikan poninya yang berjejer di jidat, kemudian menyelipkan anak rambut bagian kanan dan kiri dekat telinga menggunakan pin hitam.

Setelah selesai merias rambutnya dan memakai bedak di wajahnya, Dasha menuju kasurnya dan mengambil tasnya juga jaket hitam milik Adelard.

"Ini kan jaket dia, aku mau kembaliin tapi takut! nanti bilangnya gimana? soalnya aku lupa jaket ini kok bisa ada di tanganku?" ungkap Dasha pada dirinya sendiri.

Dasha menuruni anak tangga dengan langkah kaki yang agak cepat, karena beberapa menit lagi jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Ya ia akan terlambat sekolah.

"Bik mama sama papa dimana?" tanya Dasha kepada bik Sumik, yang sedang sibuk mengatur makanan di meja makan.

"Ibu lagi di kamar bangunin bapak mungkin, dek Dasha,"

"Emm yaudah kalo gitu Dasha mau ke kamar dulu pamit sama papa, mama ya bik," ujar Dasha terburu-buru.

"Eh dek Dasha engga sarapan dulu?" tanya Sumik

"Engga usah bik, Dasha udah mau telat, yaudah ya. Dasha pamit," balas Dasha sembari menyalimi Sumik.

Saat ingin menuju kamar orang tuanya untuk berpamitan gadis itu di kejutkan dengan cowok yang tiba-tiba datang menampakkan diri di ruang makan.

"Kak Adelard?" ujar kaget Dasha.

"Dia siapa dek Dasha?" kaget Sumik.

"Kak Adelard bik," bisik Dasha.

"Gue klakson gak di jawab." ujar datar Adelard dengan suaranya yang masih serak.

"Yo gimana mau di jawab toh den, minimal itu salam!" tekan Sumik, "ini den Adelard mau pergi bareng dek Dasha?" tanya Sumik.

"He'em bik, ka-kalo gitu, anu kita berangkat dulu ya bik," ujar Dasha terbata-bata gugup dan langsung meraih tangan Adelard kemudian pergi dari situ.

"Eh tapi-" tahan Sumik terpotong, "duh semoga dek Dasha engga kenapa-kenapa!" ujar Sumik yang menatap kepergian Dasha dan Adelard dari jauh.

"Hmm-hmm, anak jaman sekarang gak ada sopan santunnya, masuk gak salam. Yah tapi den Adelard lumayan ganteng ya, hihi!" omel Sumik sambil kembali mengatur makanan di meja.

Di sisi lain Dasha dan Adelard sudah tiba di luar rumah.

"Anu, kenapa engga salam sih?" tanya pelan Dasha.

"Gue klakson."

"E-engga maksudnya salam 'Assalamu'alaikum' kek, atau 'permisi'?"

"Ssst. Ayo!"

'ih gak bisa banget di atur. Dasar genduruwo!' batin Dasha kesal.

Setelah itu Adelard langsung menaiki motornya dan menyodorkan helm ke Dasha. Kemudian menatap lama wajah Dasha yang terlihat cemberut karena tadi.

"Kenapa muka lo?" tanya dingin Adelard.

"Kenapa?" balas Dasha bingung sambil menyentuh pipinya dan bingung.

"Jelek." ujar singkat Adelard sambil memakai helm fullfacenya.

"I-iya aku tau kok!"

"Naik, kita udah telat."

"Em anu kak, ini ...." ujar Dasha sambil menyodorkan jaket Adelard yang sudah semalam bersamanya

"Pake, rok lo pendek."

Kemudian mereka pun pergi meninggalkan kediaman Dasha.

Di perjalanan hanya terdengar suara mesin motor dengan kelajuan di atas rata-rata. Dan kemudian Dasha membuka percakapan.

"Kak?" panggil Dasha agak keras.

"Hm,"

"Kita telat, nanti di hukum gimana?"

"Lewat pagar."

"Hah? Aku ngga bisa manjat,"

Tak ada jawaban dari Adelard. Beberapa detik kemudian Adelard menghentikan motornya tepat di Pertamina. Karena bensinnya habis.

"Bensinnya habis?"

"Hm. Lo yang duduk jadi cepat habis."

"Kan kamu juga duduk,"

"Gue melayang."

"Engga lucu,"

"Udah berani lo?" tanya Adelard sambil menumbuk jidat Dasha.

Sambil menunggu antrian isi bensin, Adelard sibuk mengambil sesuatu di jok motornya, yang ternyata mengambil dasi berwarna abu-abu yang belum ia selipkan di kerah bajunya.

"Pakein!" perintah Adelard sambil melempar dasi itu ke tangan Dasha.

Dasha sontak terkejut.

"Cepet."

Dasha pun menghampiri Adelard dan mulai meluruskan lipatan kerah baju Adelard, dan mulai memakaikannya.

'malu banget banyak yang liatin, kalo bisa menghilang detik ini, Dasha pengen.' batin Dasha, gadis itu sesekali melirik ke atas, menatap lubang hidung Adelard yang nampak mancung itu.

Di sisi lain Adelard menatap Dasha tanpa henti sedari tadi.


DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang