46 | sakit

2.7K 85 17
                                    

Yo wasap✨👸🏻

Vote and komenn !

Jaga slalu hatimu - seventeen 🌱





















Letssssss😶‍🌫️

***

Sudah terhitung satu setengah jam cowok dengan pakaian bertuliskan angka 7 di depan dan belakang tubuhnya itu melamun sambil bersandar di kursi panjang di pinggiran sebuah lapangan basket.

Tatapan kosong, mata yang berat dan bibir pucat. Itulah kondisi wajah cowok itu sekarang.

Sedangkan di sisi lain ada yang sedang berlalu lalang sembari memantul-mantulkan bola di lapangan. Siapa lagi kalo bukan Arkana dan Jonathan? Ya mereka. Tidak hanya mereka saja, ada juga Derga dan Arvan yang juga bergabung untuk main bersama.

"Lard!" Derga datang secara tiba-tiba di samping Adelard yang tak bergeming itu, "lo nggak main?"

Sadar akan pertanyaan itu, cowok itu segera beranjak dari duduknya lalu mengambil tas selempangnya, "nggak. Gue pulang dulu, capek."

"Hah pulang? Main aja belom." ujar Derga heran, "lo nggak enak badan?"

"Enak." balas singkat Adelard yang langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Arkana, Jonathan dan Arvan sontak bingung juga, belum mulai masa sudah selesai?

"Oy Lar! ARE YOU OKEEE??!" teriak Arkana dari kejauhan namun tak ada jawaban dari Adelard, ia hanya meneruskan perjalanannya hingga keluar dari lapangan.

"Ngapa tu anak?" tanya Jonathan bingung.

Arkana mendengus, "Van, lo tau nggak kenapa temen lo gitu?"

Arvan memantulkan bola ke bawah, "nggak mood mungkin."

Tiba-tiba saja Derga yang berlari ke arah mereka, "dah kenapa lagi tu anak? Bau alkohol lagi, kayak dulu,"

"Hah?" Arkana dan Jonathan bingung dengan perkataan Derga.

"Dulu yang gue tau dia lari ke alkohol sejak pacarnya pergi. Pasti tiap hari mabuk dan nggak sehat pokoknya. Tapi pas udah kuliah dia nggak gitu lagi, gue nggak tahu itu entah karena pacarnya pergi atau apalah, soalnya Adelard sendiri nggak pernah cerita. Kalo kita nanya malah itu bukan urusan kita, nggak usah ikut campur. Gitulah," terang Derga.

Arkana dan Jonathan yang mendengar perkataan Derga hanya ternganga heran, "what? Masa iya cuma karna cewek? Adelard nggak selebay itu perasaan," sahut Arkana.

"Halah, lo aja nggak di kabarin cewek lo, gelisah sehari semalam sampe nyuruh gue buat nyari solusi. Bacot lo!" sindir Jonathan.

"Lo nggak tau masa lalu Adelard, jadi lo nggak perlu sotoy tentang hidup dia." Derga melirik sinis wajah Arkana.

"Maksud gue bukan gitu–"

"Sstt dah, gue balik duluan, dah magrib." potong Arvan yang langsung meninggalkan mereka dan di susul oleh Derga dan yang lainnya.

***

Di sisi lain Adelard dengan kecepatan yang tinggi mengenderai motor ugal-ugalan, melambung kiri kanan hingga membuat beberapa pengendara mengelus dada sore itu. Untung saja jalanan tidak macet, coba saja kalo macet, bisa bahaya.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang