Hayooo yang belum follow di follow dulu ya. Mentarikasiara
"Kenapa pada diem," kata Arga, ia tidak tahan untuk tidak membuka suaranya. Padahal ia yang biasanya bersifat dingin dan ia tidak peduli dengan perasaan orang lain terhadap sifatnya. Memang semua baru terasa jika sesuatu hal itu terjadi pada diri sendiri.
"Kata Buk guru kalau lagi makan enggak boleh bicara apalagi ribut," ucap Rara membuat dua orang dewasa di tempat itu menoleh padanya. Alia menarik sedikit ujung bibirnya.
"Rara ke kamar ya Ma. Mau lanjutin main boneka lagi," lanjutnya sambil berusaha turun dari kursi yang lumayan tinggi untuk ukuran anak kecil seperti Rara.
"Iya Sayang, tapi pr-nya jangan lupa di kerjain yah, nanti Mama periksa," jawab Alia.
Tangannya mengelus kepala Rara yang rambutnya terkumpul menjadi satu dan diikat dengan ikat rambut berwarna putih. Rara mengangguk.
"Iya Ma," katanya lalu mengecup pipi kiri Alia dan langsung berjalan menuju kamarnya.
Semua perlakuan Alia dan Rara tadi tidak luput dari perhatian Arga. Pria itu semakin tidak mengerti pada gadis kecilnya, biasanya Rara selalu mengecup pipinya juga dan bahkan gadis kecil itu sangat manja padanya tapi ini berbeda. Gadis itu pergi dari ruang makan bahkan tanpa pamit padanya.
"Ehem," dehem Arga dengan sengaja untuk menarik perhatian Alia yang masih menatap punggung kecil Rara.
Dan benar saja Alia langsung menoleh padanya tapi hanya sebentar sebelum gadis itu mengambil Hpnya dan mengotak atik benda pipih itu.
"Minum aku mana?" tanya Arga sambil menunjukan di samping piring yang masih kosong tidak ada gelas di sana.
Arga menunjukan nya menggunakan dagu. Alia tersenyum dan mengambil satu gelas yang sudah ia isi dengan air putih lalu ia sodorkan pada Arga. Alia menyimpan hpnya pada sisi meja dan beralih memperhatikan Arga yang kembali makan dengan lahap.
Awalnya Alia ingin bersikap dingin pada Arga karena kesal dengan Erna tadi tapi itu tidak ada gunanya dan sepertinya itu hanya akan semakin membuat Arga anti dengannya. Ia akan berusaha untuk terus memperjuangkan cintanya meski hatinya kadang yang akan menjadi korban.
Alia memperhatikan Arga yang tengah menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya dan sesekali meneguk air putih dari gelas mahal itu. Pria itu tampak semakin tampan saja.
Setelah memastikan Arga selesai makan, Alia bangun dari duduknya dan beralih memberikan piring kosong bekas makanan mereka. Mengumpulkan menjadi satu dengan keadaan berlapis dan memindahkannya ke dalam wastafel untk di cuci. Sementara Arga masih duduk di tempatnya dan memperhatikan apa yang Alia lakukan.
Matanya membola melihat ternyata Alia hanya mengenakan gaun malam dilapisi kimono yang panjangnya hanya setengah dari paha gadis itu.
"Alia, aku ke kamar," pamitnya pada Alia yang sedang mencuci piring.
Gadis itu menoleh dan tersenyum, senyum yang selama ini membuat perasaan tenang selalu datang pada Arga. Arga sendiri pun tidak mengerti mengapa rasanya tenang kalau melihat senyuman di wajah Alia. Apalagi terlihat jelas sekali jika senyum yang di berikan Alia adalah senyum tulus. Seketika hati Arga merasa ada yang berbeda dengan Alia.
Alia mengedikan bahunya melihat wajah Arga tadi, pria itu tampak merasa bersalah. Alia mulai tersenyum saat sesuatu timbul dipikirannya, apa mungkin Arga mulai merasa suka padanya? Tapi itu seperti masih belum. Buktinya pria itu tega menyuruhi pacarnya untuk datang kerumah ini.
Setelah selesai mencuci piring, Alia beranjak ke kamar lagi dan menemukan Arga yang tengah berbaring santai. Alia ingin menghampiri Arga namun suara dering dari handphonenya mengurungkan niat Alia.
Gadis cantik itu beralih pada meja rias mereka yang tergeletak handphone miliknya. Alia mengambil handphonenya dan melihat ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Memilih mengabaikannya, Alia melangkah lagi menuju ranjang namun lagi-lagi deringan handphonenya dengan nomor yang masih sama itu menghubunginya.
Dengan menghela kasar akhirnya Alia menekan tanda hijau pada handphone nya.
"Halo," ucapnya tanpa minat. Membuat orang do sebelah sana tersenyum.
"Halo Princess, nggak kangen aku?" ujar suara di sebelah sana yang membuat Alia memekik tertahan.
"Nathan?" serunya dengan nada terkejut dan tanpa sadar mengeraskan suara, hingga membuat Arga menoleh dan menatap aneh dirinya.
"Iya Princess ini aku. Dan sekarang aku ada di depan rumah kamu." kata Nathan, dan lagi-lagi Alia membulatkan matanya seolah tak percaya.
"Yaudah kamu tunggu aku ya. Ini aku mau turun buat bukain pintu." jawab Alia sembari mendekati lemari dan mengambil dress selutut.
Tidak mungkin ia keluar dengan keadaan yang seperti ini kan. Setelah selesai mengganti baju di kamar mandi, Alia sedikit merapikan rambutnya dan tanpa memoles sedikitpun rasanya di wajahnya. Alia langsung keluar kamar.
"Nathan? Siapa dia? Apa dia...," gumam Arga pelan. Sedetik kemudian ia langsung turun dari tempat tidurnya dan menyusul Alia yang keluar kamar.
***
"Aku juga kangen banget sama kamu Nath, kamu kemana aja?" suara Alia langsung menjadi suguhan utama bagi telinga Arga saat mendekati pintu utama rumah.
Arga menggerakkan giginya secara tidak sadar melihat Alia yang duduk di teras rumah bersama seorang lelaki yang lumayan ... tampan. Mereka saling menukar senyum manis dan terlihat jelas ada tatapan memuja dari pria yang Arga ketahui bernama Nathan itu untuk Alia.
"Loh Mas Arga ngapain di situ?" tanya Alia yang menatap pada Arga diikuti Nathan.
"Oh ehem, ya enggak ada yang larang kan kalo aku ada di sini," jawab Arga terbata.
Alia hanya mengangguk lalu kambali berbincang ria dengan Nathan. Sementara Arga menghela kasar dan kembali ke dalam rumah, duduk di sofa ruang tamu dengan keadaan gusar. Lebih dari satu bulan berada satu rumah bahkan satu kamar dengan Alia tentu saja membuat perasaannya kadang menjadi tidak menentu pada Alia.
Bahkan ini bukan pertama kalinya Alia bertemu dengan teman lelakinya yang katanya sahabat tapi Arga seperti bisa melihat jika para pria itu menyimpan rasa suka pada Alia.
"Udah setengah jam mereka di luar. Apa Alia nggak sadar kalo dia udah punya suami," gumam Arga sembari melihat jam yang melingkar di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan (Tamat)
RomanceSEBAGIAN PART DIPRIVATE! FOLLOW AKUN AUTHOR DULU AGAR BISA BACA LENGKAP!!! Alia harus menahan pahit saat cintanya pada Arga, si duda tampan di awal pernikahan yang hanya bertepuk sebelah tangan. Segala cara ia tempuh agar Arga mau menatapnya sebaga...