Seorang wanita berumur dua puluh tujuh tahun nampak sibuk menyiapkan sarapan untuknya dan juga adiknya. Begitulah rutinitasnya sebelum berangkat kerja, ada tanggung jawab yang harus ia kerjakan. Semua tugas rumah menjadi tanggung jawabnya, termasuk memasak.
"Pagi Kak," sapa seorang gadis cantik berhijab putih.
"Pagi, sebentar lagi masak. Minum dulu susunya," ucap wanita yang dia panggil 'Kakak'
"Kak, Ava pulangnya sore ya, mau kerja kelompok di rumah Rena."
"Iya, jangan terlalu sore."
"Iya, Bos!" Ava menyesap susu yang ada di depannya.
Wanita berkerudung hitam itu mengalihkan nasi goreng ke piring yang ada di depannya, tidak lupa ia meletakan telor ceplok di atas nasi itu sebagai lauknya.
"Cepat makan, nanti telat."
Ava yang sedari tadi sudah lapar langsung menyantap nasi goreng buatan sang Kakak.
"Enak?" tanya sang Kakak sambil tersenyum menatap Ava yang sangat lahap menyantap nasi goreng itu.
"Tentu saja enak, siapa dulu dong yang bikin, Kak Afra..." ujar gadis bernama Ava itu.
Afra Khansa Aelghytha, itulah namanya. Seorang wanita cantik berhidung mancung dan memiliki warna mata yang indah. Yang memiliki daya tariknya adalah saat dia tersenyum, lesung pipi di kedua pipinya membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dengan kecantikan dan senyuman manis yang dia miliki. Namun sayangnya, tidak semua orang bisa melihat senyumannya. Dia bukan wanita yang suka tebar senyuman, tetapi wanita itu mempunyai sifat ramah dan baik hati, hanya saja dia sedikit pendiam dan juga tertutup.
Afra dipaksa kuat oleh keadaan. Wanita itu mempunyai tanggung jawab yang besar, dia hanya tinggal bersama Adiknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal, Afra yang dulunya hidup mewah, diperlakukan seperti seorang ratu oleh kedua orang tuanya, sekarang harus bertahan hidup sendiri merasakan kejamnya dunia. Sebenarnya Afra mempunyai Kakak laki-laki yang tinggal di luar negeri. Tapi, Afra tidak tahu kabar sang Kakak karena lost contact dan Kakak laki-lakinya sudah lama tidak kembali ke Indonesia. Orang tua mereka meninggal pun dia tidak tahu. Sampai sekarang Afra dan Ava tidak pernah bertemu dengan Kakak laki-laki mereka.
Setelah kepergian orang tuanya untuk selamanya, kehidupannya berubah. Afra banting tulang mencari uang untuknya dan adiknya demi menyambung hidup. Dahulu ia memang hidup berkecukupan namun, semua harta yang dimiliki diambil alih oleh Pamannya, membuat Afra jatuh miskin dan tidak mempunyai apa-apa. Hingga akhirnya Afra dan Ava memutuskan untuk pergi dari kota kelahirannya, memulai kehidupan baru dan membuka lembaran baru dilingkungan baru.
"Kak Afra!" Suara Ava membuyarkan lamunannya.
"Eh, kamu sudah selesai?"
"Iya. Ava sekolah dulu ya, Kak." Ava mencium punggung tangan sang Kakak, lalu kemudian mencium pipi Afra.
"Hati-hati, Dek!"
"Iya, Kak. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Setelah kepergian Ava, Afra membereskan meja makan, piring kotor sementara ia taruh dan tidak sempat lagi untuk mencucinya.
Afra memperbaiki hijabnya yang terlihat sedikit berantakan, setelah itu ia mengambil tasnya, lalu keluar melangkah keluar. Tidak lupa ia mengunci pintu rumah, karena tidak ada siapa-siapa.
Afra naik ke atas motor matic berwarna biru. Motor matic yang mampu ia beli setelah satu tahun lebih bekerja. Kehidupannya berubah drastis, dahulu ia menaiki mobil, tapi sekarang yang ada hanyalah sepeda motor dan tinggal di rumah kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditakdirkan Bersama (End)✓
Teen FictionAfra Khansa Aelghytha seorang wanita cantik dipaksa kuat oleh keadaan. Semenjak orang tuanya meninggal, kehidupan Afra seketika berubah, ia menjadi tulang punggung keluarga demi sang Adik. Afra memiliki masa lalu yang kelam, masa lalu yang ingin ia...