DB: Part 18

2.7K 298 20
                                    

Pagi-pagi sekali Gibran sudah berdiri di depan pintu rumah Ava, ia ingin menjemput Afra, Alea dan Ava untuk mengunjungi pasar terapung.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab Afra lalu membukakan pintu. "Astaghfirullah." Afra terkejut melihat sosok wanita berdiri di samping Gibran.

"Ck, gue bukan hantu kali. Kek liat hantu aja."

"Kamu memang hantu, hantu datang meski tidak diundang, sama seperti kamu," ucap Gibran.

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Afra menatap Gibran.

"Gue nyusul calon suami gue ke sini," jawab wanita itu.

"Tante jahat ngapain? kenapa ada di sini?" tanya Alea.

"Hai sayang ... Tante mau nemuin Alea sama Ayah Gibran, makanya Tante ke sini."

"Ayo kita berangkat," ucap Gibran.

"Itu siapa, Kak?" tanya Ava berbisik.

"Risa, katanya calon Mas Gibran, entahlah beneran atau dianya aja yang terlalu berharap," jawab Afra.

Wanita yang bersama Gibran itu Risa, wanita yang tidak diundang tapi tiba-tiba muncul. Memang awalnya Risa menanyakan keberadaan Gibran dan Gibran memberitahunya bahwa dia ada di Banjarmasin namun, siapa sangka ternyata Risa nekat menemuinya dan malam tadi dia baru sampai di hotel tempat Gibran menginap.

"Tante jahat duduk di belakang! di depan tempat duduk Bunda!" tegur Alea saat Risa ingin duduk di samping Gibran.

"Tapi—"

"Tinggal di sini atau duduk di belakang?" Belum sempat Risa bicara, Alea sudah memotong ucapnya.

"Iya-iya, Tante duduk di belakang," jawabnya pasrah.

"Ancaman Alea boleh juga," ucap Ava terkekeh.

"Siapa dulu dong, anak Bunda Afra." Alea memperbaiki rambutnya.

Setelah semuanya masuk, Gibran menginjak pedal gas pergi menuju pasar terapung Siring yang ada di tengah kota Banjarmasin,

Pasar terapung tradisional merupakan salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di Banjarmasin. Sesuai namanya, pasar terapung tidak berada di darat, melainkan terapung di sungai. Para pedagang menjajakan dagangannya dengan menggunakan perahu kayu yang dikenal jukung. Di Pasar itu para pedagang banyak yang menjual hasil dari perkebunan dan pertanian mereka. Dan ada juga yang menjual pakaian, kue, ikan dan disitu juga dapat menemukan makanan khas banjar.

 Dan ada juga yang menjual pakaian, kue, ikan dan disitu juga dapat menemukan makanan khas banjar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uwah ... banyak banget perahu-perahu!" ucap Alea takjub melihat pemandangan yang cukup unik sekelompok pedagang kecil berada di atas perahu klotok yang membawa barang dagangan mereka.

"Alea mau naik perahu juga gak?" tawar Gibran.

"Mau ... mau!"

"Ayo!"

Ditakdirkan Bersama (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang