Afra sedang berdiri di depan TK tempat Alea sekolah. Semenjak Alea tinggal bersamanya, mengantar jemput Alea sudah menjadi tugasnya, syukurnya jarak dari rumahnya ke sekolah Alea tidaklah jauh, begitu juga jarak dari toko.
Tidak lama kemudian, Alea keluar dari kelasnya bersama segerombolan anak-anak seusianya. Afra tersenyum manis melihat sang anak sudah pulang.
"Hei, kok cemberut gitu wajahnya? kan cantiknya jadi hilang," ucap Afra mencubit pipi Alea.
"Lea kesal! Ada murid baru yang terus gangguin Lea. Gak cuma Lea, anak cewek lainnya juga diganggu," ujarnya.
"Mungkin dia mau temenan sama Alea."
"Lea gak mau! kata teman-teman Juan itu buaya!" Afra terkekeh mendengarnya, bagaimana bisa seorang anak kecil sudah tahu buaya, yang artian bukanlah hewan.
"Kok buaya?" tanya Afra.
"Suka godain cewek! kata Caca itu namanya buaya."
"Godain? godain gimana?"
"Masa dia bilang ke semua cewek 'hallo cantik' terus dia mengedipkan sebelah matanya, Bun."
"Hahaha ... itu asli buaya, Nak haha... astagfirullah." Afra tidak bisa menahan tawanya, anak kecil sudah dikatai buaya. "Dah, jangan cemberut lagi. Sekarang kita ke toko."
"Iya, Bunda."
Afra langsung memasangkan helm di kepala Alea. Setelah itu Afra mengangkat Alea untuk duduk di jok motornya.
Motor Afra perlahan pergi meninggalkan halaman sekolah. Sepanjang perjalanan Alea memejamkan matanya menikmati angin kencang, tangannya melingkar memeluk sang Bunda.
Jarak tempuh menuju toko kue tidaklah jauh sehingga tidak membutuhkan waktu lama mereka berdua sampai di toko.
"Hai Alea," sapa Tifa sambil tersenyum.
Teman-teman Afra yang berkerja di toko sudah tahu, bahwa Alea adalah anak dari sang manajer. Afra juga sudah menceritakan hal yang sebenarnya pada mereka semua. Hal itu membuat mereka terkejut, ternyata Afra sudah pernah nikah dan mempunyai anak. Tapi, Afra tidak menceritakan tentang yang sebenarnya, Afra hanya bercerita ia pernah menikah dan selama ini anaknya tinggal bersama mantan suaminya.
"Alea mau donat?" tawar Agnes.
"Lea mau kue sus," jawabnya. Dengan cepat Agnes mengambilkan keinginan Alea.
"Tara ... ini kue susnya."
"Terima kasih." Alea mengambil kue sus yang ada di tangan Agnes.
"Sekarang Alea ke ruangan bunda, Alea harus istirahat," ucap Afra mengajak Alea masuk ke ruangannya.
Sampai di ruangan, Alea langsung duduk di sofa. Ia merasa lelah karena baru saja pulang sekolah.
"Ganti bajunya dulu, Nak," ucap Afra mengambilkan baju ganti untuk Alea. Tidak mungkin seharian anaknya memakai seragam sekolah oleh sebab itu, Afra membawa baju ganti.
"Bunda, Lea pinjem handphone," ucap Alea setelah Afra menggantikan bajunya.
Afra langsung memberikan ponsel Alea. "Bunda ke depan dulu ya, kalau mau apa-apa samperin bunda. Setelah makan kue jangan lupa minum," ucapnya mengusap rambut Alea.
"Iya, Bunda..."
Afra meninggalkan Alea sendirian di ruangannya, ia harus membantu teman-temannya melayani pembeli.
"Mau apa, Mas?" tanya Afra.
"Em ... saya mau bolu pisang satu," ucap pria itu. Afra segera mengambilkan bolu pisang lalu memasukkannya kedalam kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditakdirkan Bersama (End)✓
Novela JuvenilAfra Khansa Aelghytha seorang wanita cantik dipaksa kuat oleh keadaan. Semenjak orang tuanya meninggal, kehidupan Afra seketika berubah, ia menjadi tulang punggung keluarga demi sang Adik. Afra memiliki masa lalu yang kelam, masa lalu yang ingin ia...