Bonus

3.9K 259 9
                                    

Setiap orang mempunya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni dengan kebahagiaan tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tidak akan terlupakan dari kehidupan, begitu juga dengan kisah cinta Afra dan Gibran. Ada banyak hal yang sudah mereka lalui sebelumnya, ada banyak ujian dan rintangan yang sudah mereka lalui bersama. Hingga ujian itu juga yang membuat Gibran memilih keputusan yang salah, hal itu membuatnya sangat menyesali keputusannya karena memilih untuk berpisah. Namun, pada akhirnya mereka memang ditakdirkan untuk bersama, sehingga mereka kembali dipertemukan dan ditakdirkan bersama lagi. Dari apa yang sudah terjadi, itu memberikan banyak pelajaran hidup yang sangat berharga bagi keduanya.

Afra kadang masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Tidak pernah terlintas dipikirannya untuk kembali menikah dengan Gibran. Sampai detik ini ia masih tidak menyangka pada akhirnya mereka kembali menikah. Benar kata orang, hidup ini penuh dengan kejutan yang tidak terduga.

Tanpa terasa, sudah dua bulan Afra menjalani kehidupan barunya sebagai seorang istri. Hubungan mereka semakin hari semakin membaik, meski awal-awal setelah menikah, Afra merasa sedikit canggung dengan Gibran, tapi sekarang wanita itu sudah tidak merasa canggung lagi. Hatinya perlahan mulai meluluh, tidak ada lagi Afra yang dingin. Afra benar-benar sudah bisa membuka hatinya lagi, tanpa disadari rasa cinta itu juga kembali hadir. Rasa cinta itu semakin hari semakin bertambah, membuat hubungan mereka sangat membaik dan harmonis.

Seperti sekarang, sepasang suami istri itu sedang bermesraan seperti remaja yang baru jatuh cinta. Saling berpelukan, bercanda, rasanya bahagia sekali sampai mereka tidak sadar Alea yang baru saja masuk ke kamar mereka menatap kedua orang tuanya

"Ayah, Bunda," panggilannya. Mereka berdua terkejut melihat kehadiran sang putri yang sangat tiba-tiba.

Afra langsung bergeser dari pelukan Gibran.
"Alea?" ucap Afra berusaha tenang meski sebenarnya ia gugup dengan kedatangan Alea.

"Eh, ternyata anak ayah sudah bangun," ucap Gibran.

Alea melangkah mendekati mereka. Afra memegangi selimutnya yang menutupi tubuhnya, takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Matanya melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Dari tadi mereka memang belum keluar kamar, setelah shalat subuh mereka masih berdiam di kamar.

Gibran beranjak dari kasur langsung menghampiri Alea. "Alea keluar dulu ya. Sebentar lagi kami keluar kok," ucap Gibran.

"Tapi kita jadi ke pantai, 'kan?" tanyanya.

"Jadi dong! Tunggu di luar dulu ya, bunda sama ayah mau mandi dulu."

Dengan terpaksa Alea keluar dari kamar orang tuanya, padahal ia ingin berada di sana lebih lama lagi.

Afra menghela napas lega. "Mas, ambilkan handuk," ucap Afra.

Gibran langsung mengambilkan Afra handuk, kemudian memberikannya.

"Kita mandi bareng yuk? mempersingkat waktu," ajak Gibran.

"Gak! Yang ada bukan mempersingkat waktu tapi memperpanjang waktu kalau kita mandi bareng." Afra beranjak dari tempat tidur.

Tanpa Afra sadari Gibran mengikutinya dari belakang. Saat Afra berbalik ingin menutup pintu kamar mandi, dengan cepat Gibran masuk lalu ia mengunci pintu kamar mandi. Afra menatap tajam ke arahnya, sedangkan orang yang ditatap malah tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.

"Beneran mandi kok, gak lebih," ucap Gibran.

Afra pasrah, akhirnya ia membiarkan Gibran untuk mandi bersamanya, itupun karena suaminya itu sudah ikut masuk ke kamar mandi.

Ditakdirkan Bersama (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang