DB: Part 21

2.7K 297 18
                                    

Hei kamu, jangan lupa vote nya ya!! Saya nungguin loh
.
.
.
.

Gibran berlarian sepanjang lorong rumah sakit, ia baru saja mendapatkan kabar bahwa anaknya sakit dan dirawat di rumah sakit. Karena sangat khawatir dengan kondisi anaknya, Gibran rela meninggalkan ruang meeting hanya demi melihat keadaan Alea.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, Gibran masuk ke dalam kamar tempat Alea dirawat.

"Mas?" ucap Afra.

"Gimana keadaannya?"

"Panas badannya cukup tinggi, tapi dokter sudah menanganinya. Untuk beberapa hari ke depan Alea terpaksa rawat inap."

"Kamu gak kerja?" Gibran mendekati Afra.

"Enggak, aku izin karena pagi tadi saat aku bangun badan Alea sudah panas. Mana mungkin aku kerja dan menyuruh Alea masuk sekolah. Maaf ya Mas, Alea sakit mungkin gara-gara aku yang tidak becus mengurus Alea."

"Hey, kenapa bicara seperti itu? Alea sakit itu hal yang biasa, bahkan sebelumnya pun Alea sering sakit. Anak kita manusia biasa, Ay ... dia sama seperti kita yang bisa sakit. Kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri," ucap Gibran. Afra menundukkan kepalanya, tiba-tiba ia menyalahkan dirinya sendiri karena Alea sakit.

"Permisi." Seorang wanita cantik memakai jas putih masuk ke kamar Alea. Gibran mengalihkan pandangannya, beberapa detik kemudian ia terkejut melihat siapa wanita itu. Wanita itu juga nampak terkejut melihat Gibran.

"Sofia?"

"Mas Gibran?" Wanita bernama Sofia itu tersenyum, lalu melangkah mendekatinya.

"Ka-kamu dokter?"

"Ya, seperti yang kamu lihat. Dua Minggu lalu aku ditugaskan untuk bekerja di sini," jawabnya. Sofia menatap Alea. "I-ini Alea, Mas? Anak kamu?" tanyanya.

Gibran mengangguk. "Iya."

"Wah, dia tumbuh menjadi gadis cantik, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sekarang sudah besar." Sofia tersenyum melihat Alea.

"Kamu yang menangani Alea?"

"Iya, uh aku lupa. Ini resep obat yang harus kamu beli. Nanti kalau Alea sudah bangun langsung diminum obatnya." Sofia menyodorkan kertas kecil ke arah Gibran.

"Iya, terima kasih," ucapnya.

"Kalau ada apa-apa segera hubungi aku atau suster yang bertugas."

"Iya."

"Aku permisi dulu, Mas, Mbak," ucap Sofia, setelah itu ia beranjak pergi.

"Huh." Gibran menghela napasnya.

"Sepertinya kalian sangat akrab," ucap Afra. Gibran baru ingat dengan adanya Afra, ia melupakan wanita itu.

Gibran menggaruk tengkuknya. "Um ... sebenarnya dia mantan istriku," ucapnya pelan.

Afra yang mendengarnya tentu sangat terkejut. "Mantan istri?"

"I-iya. Kami dijodohkan, ayah ingin aku menikah dengannya dan membuka lembaran baru. Selain itu, Alea membutuhkan sosok seorang ibu, saat itu aku sudah pasrah dengan pencarian ku. Aku tidak juga berhasil menemukan kamu, akhirnya aku menerima perjodohan itu demi Alea. Dia membantuku merawat dan menjaga Alea namun, pernikahan kami tidak bertahan lama. Pernikahan itu tidak didasari rasa cinta, aku kira aku bisa membuka hatiku untuknya, aku kira aku bisa jatuh cinta lagi. Tapi ... Cinta tidak bisa dipaksakan, aku tidak bisa mencintainya dan akhirnya kami memutuskan untuk bercerai. Maafkan aku, Ay." Afra terdiam, ia masih terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

Ditakdirkan Bersama (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang