"Ternyata dunia itu tidak seluas yang aku kira"
Kelova Anjani
.
.
Happy ReadingDi Halte depan sekolah Kel sedang duduk di sana menyendiri, itulah kebiasaannya sebelum pulang ke rumah. Dengan berpenampilan tertutup, berseragam putih abu abu yang dilapisi jaket hoodie, rambut yang dikuncir kuda, menggunakan rok abu abu selutut, dan earphone yang selalu terpasang dikedua telinganya. Dia menatap jalanan dengan tatapan sendu, ada rindu yang tak terucap namun terlihat di iris matanya yang coklat kehitaman itu.
Di seberang jalan sana juga ada anak kecil yang bermain bersama kedua orang tuanya. Orang tuanya sangat menyayangi anaknya, saat anaknya terjatuh mereka berlari menolong dan menghibur anaknya agar tidak menangis.
Dari halte itu Kel menatap mereka sendu, sedih, rindu dan miris. Setetes air mata berhasil jatuh di pipinya, membasahi wajah yang selalu menampakkan ekspresi tegar dan berani. Seulas senyum juga terbit di wajahnya, mengartikan dirinya yang sedih dan miris.
Kel, terlalu fokus menatap ke seberang sana tanpa menyadari kedatangan cowok yang duduk disampingnya. Cowok itu hanya duduk tanpa menoleh ke arah Kel, dia juga memasang earphone di telinganya. Hingga Kel bergumam lirih namun dapat didengar cowok itu saat melepas earphone dari telinganya, cowok itu menoleh.
"Miris," gumam Kel lirih air matanya mengalir deras, dia menutup wajah dengan kedua tangannya.
Cowok itu mengerutkan keningnya bingung dan belum tahu siapa yang ada di sampingnya.
Kel mengusap air matanya, lalu menutup kepalanya dengan serkup jaket hoodie hingga wajahnya tertutup. Kemudian dia berdiri dari sana untuk beranjak pulang. Belum ada satu langkah, Kel berhenti ketika mendengar suara seseorang menyebut namanya.
"Kelova Anjani," ujar cowok itu membaca pin name tag Kel yang terjatuh di kursi halte.
Kel menoleh, dia mendapatkan cowok seumurannya yang sedang membaca pin name tag miliknya. Detik kemudian Kel meraih pinnya dan pergi dari sana tanpa mengatakan apa apa.
Cowok itu memandang kepergian Kel aneh.
Drrt.. Drrt...
Suara ponsel cowok itu bergetar ia mengangkat ponselnya.
"Hallo apa?" tanyanya dingin.
"Gen lo dimana? Kita ada di warkangsek," ujar seseorang di seberang sana, warkangsek adalah singkatan dari warung belakang sekolah salah satu tempat tongkrongan anak laki laki apalagi gang Xander.
"Bentar, otw," jawab Argen.
"Apa Onde onde?"
"Lo tuh nyambung aja." terdengar suara bisik-bisik di seberang sana.
"Ok Gen kita tunggu," ujar seseorang itu diseberang sana.
"Gue tutup Sat," ujarnya dan berjalan santai kearah belakang sekolah.
Dari jauh kel melihat Argen sudah pergi dari Halte itu, dia merasa lega.
"Hah.. Untung dia gak liat muka gue," gumamnya lirih saat ingin melanjutkan langkahnnya, Kel terpelonjak kaget.
"Aaaa.......!!" pekiknya terkejut saat melihat Argen yang sudah di depannya.
"Ternyata lo lemah juga, gue kira lo gak takut orang," cibir Argenata.
Kel tidak menjawab dia berjalan berbalik arah, menjauh dari Argen.
"Lo mau kemana?" tanya Argen.
"Bukan urusan lo," jawab Kel dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGENATA [END]
Teen Fiction*****⚠️⚠️Dilarang Plagiat⚠️⚠️***** Cerita ini menceritakan seorang ketua geng besar di sekolah bernama SMK Bagaskara. Kaisar Argenata itulah namanya biasa dipanggil Argenata cowok berkepribadian cuek, dan dingin. Dia menjabat sebagai ketua geng moto...