32. Luka dan Kenangannya

342 21 29
                                    

Khusu part ini membaca sambil mendengarkan lagu : 🎶Sisa Rasa | mahalin🎶

"Tidak ada yang peduli dengan lukamu, hanya kamu sendiri yang tahu, dan hanya kamu sendiri yang bisa menyembuhkannya."
(Kelova Anjani)

"Semakin kamu menutup lukamu, maka lukamu akan lama sembuhnya.
Jika ingin cepat sembuh biarkan lukamu terbuka, biarkan berbaur dengan segala rasa hingga rasa sakitnya terasa biasa."
(Kaisar Argenata)
.
.
Happy Reading

Malam ini adalah malam puncak Event HUT SMK Bagaskara, yang akan diisi dengan pentas seni dari masing masing kelas. Mulai dari X sampai XII wajib mengeluarkan satu perwakilan untuk tampil dalam pensi tersebut. Puncak event itu akan di mulai sebentar lagi, semua siswa dan siswi sedang sibuk dengan bagian masing masing. Apalagi di Tenda kelas XII TKR-C yang sedang ribut pembagian perwakilan untuk tampil.

"Gimana ini kelas kita mau menampilkan apa?" tanya Ega ketua Kelas XII TKR-C.

"Ngeband yok?" tanya Roky sangat semangat, "Gue Rindu ngeband."

"Sama, ayo Boss?" tanya Satya pada Argen yang sedang melamun.

"Boss, lo mikirin apa sih?" tanya Satya geram melihat Argen yang hanya diam dan mengabaikan pertanyaannya.

Argen menoleh ke arah Satya, tatapannya sulit diartikan. Satya menghela nafas kasar, melihat sikap Argen yang berubah seperti ini membuat Xander kurang hidup, apalagi inti Xander terpecah, setelah pertengkaran Argen dengan Agi dan Bar.

"Gimana lo mau ngeband?"  tanya Roky sudah geram melihat Argen hanya diam.

"Kalian aja," jawab Argen datar dan kembali menatap ke arah panggung yang tepat saat itu Kel ada disana menatap Argen sendu. Dengan cepat Argen mengalihkan pandangannya ke sembarangan arah.

Ikal datang dengan berlari mendekat ke arah teman temannya, "Woi, mau tampil apa buruan habis ini sudah mau dimulai?" tanyanya.

Bar dan Agi hanya memasang wajah datar, mereka berdua tidak berminat sama sekali. Apalagi melihat sikap Argen semakin bertambah hari semakin dingin.

"Gi Bar, yok lah jangan diam mulu," ujar Ikal muak melihat suasana seperti ini, melihat teman-temannya yang hanya berdiam dengan menatapnya datar dan mengabaikan semua pertanyaannya.

"Yaudah Terserah, dihukum satu kehukum semua," ujar Ikal menyerah mengahadapi teman temannya.

***

Di tenda lain Kel merenung menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Dia sendirian, tidak ada yang peduli dengannya Clara dan De juga sibuk dengan tugasnya. Melihat teman temannya yang sibuk menunjuk siapa yang akan mewakili kelasnya dengan saling bercanda. Membuatnya iri, melihat dirinya sekarang yang tersisihkan.

Dia pun beranjak menuju depan panggung untuk mencari tempat yang tepat untuk menonton pensinya. Sesampai di sana, matanya menangkap Argen yang sedang duduk menghadap ke arahnya. Kel menatap Argen dengan sendu tapi tiba-tiba Argen mengalihkan pandangannya. Kel bernafas gusar, dadanya sangat sesak melihat itu semua.

"Hallo selamat malam...!!" sapa pembawa acara, ternyata puncak Eventnya sudah dimulai Kel fokus menatap ke panggung.

"Malam...!" jawab serempak para penonton.

ARGENATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang