16. Rasa Bersalah

387 48 6
                                    

Pulang sekolah Argen dan anggota Xander lainnya pergi ke Warkangsek, tempat nokrong mereka saat pulang sekolah. Argen memarkirkan motor sport miliknya di depan warkagsek di ikuti oleh anggota yang lain tapi motor mereka rata rata adalah motor Supra, GL, KLX, satriya dan vixion.

Warkangsek itu adalah warung milik mak Tin istrinya pak Ontong pemilik peternak sapi di daerah rumahnya Argen. Mak Tin ini berjualan di belakang SMK Bagaskara sejak sekolah itu berdiri. Mak Tin juga termasuk AlSBA 1, alias Alumni SMK Bagaskara angkatan 1. Rumah Mak Tin berada dibelakang warung ini. Di belakang sekolah bukanlah tanah kosong atau kuburan, tapi perumahan warga yang berjejer rapi. Tetapi rumah mak Tin ini berada paling pojok tepat di belakang sekolah.

"Assalamualaikum warkangsek..!!" teriak Roky mengawali masuk ke dalam warung dan disusul oleh yang lainnya.

"Wa'alaikumussalam, kok warkangsek?" jawab Bizhar Anggota Xander junior, nama lengkapnya Arion Abizhar, dia baru kelas X.

"Warga pembangkang dan resek," sahut Abdur, anggota xander junior bernama lengkap Abdurrahman Baqir sering dipanggil pak ustadz.

"Bukan resek tapi brengsek dur," ujar Bar membenarkan.

"Tapi kita kan bukan brengsek bang, kita kan resek," ujar Abdur melawan perkataan bar.

"Baiklah, bagus juga kok," ujar Bar mengalah, karena dia malas berdebat.

Setelah percakapan ringan itu mereka duduk ditempat biasa mereka duduki. Roky dengan super jetnya mengambil gorengan yang baru saja diangkat dari penggorengan, Ikal sudah menyendiri di pojok warung menikmati nasi pecel buatan mak Tin. Sedangkan Bar berebut nasi bungkus diatas meja dengan anggota Xander junior. Satya dia sedang mabar game dengan Abdur, Argen dan Agi hanya menonton mereka semua dengan duduk tenang tanpa ada percakapan.

"Bang Ar, bang Satya itu udah punya pacar belom?" tanya anggota Xander junior, yaitu Randi.

"Udah, kenapa?" teriak Bar, sedangkan Satya sudah tidak mabar game tapi sedang Vidio call-an  dengan pacarnya.

"Siapa bang?" tanya Randi lagi.

"Clara," jawab Satya, "Kenapa? Mau lo tikung?"

Clara adalah pacarnya Satya, mereka berpacaran saat kenaikan kelas sebelas ke kelas dua belas sampai sekarang. Berbeda dengan Bar, Mantannya saja beribu ribu bahkan siswi satu sekolah sudah pernah dia ajak pacaran, tapi katanya sekarang dia mau tobat. Tapi entahlah pikiran manusia bisa berubah ubah.

"Eh santai bang, ini nih ada yang nanya," jawabnya cengengesan.

"Ya elo yang nanya, gimana sih lo?" cibir Bar malas.

"Hehe bukan gue tapi mulut gue," jawab Randi terkekeh.

"Kenapa lo nanya gitu?" Timpal Ikal yang sedang minum es teh setelah makan nasi pecel, euh pasti seger dah tu.

"Biasa cargeb (cari gebetan), tapi kayaknya gak jadi dia udah punya pawang, apalagi pawangnya ganas gini," jawab Randi terkekeh melirik Satya yang sedang melolotinya.

"Cargeb apaan tuh?" Ikal menggaruk rambutnya tidak mengerti.

"Hantu nyet," sahut Roky tertawa terbahak bahak duduk disebelah Ikal.

"Jangan gitu, lo nanti didatangin baru takut," ujar Ikal memutar bola mata malas.

"Mana mungkin Roket takut, yang ada hantunya udah lari lihat mukanya roket," timpal Bar membuat penghuni warkangsek tertawa.

Roky berdecak, "Lo semangat bener kalo  ada gue, pasti lo akan bully," ujarnya pada Bar yang masih tertawa.

"Dan gue harus jadi pembully nomer satu lo," Bar menyenggol- nyenggol legan Roky.

ARGENATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang