"KENAPA KAMU TERLAMBAT?!"bentak bu Aya murka melihat siswinya yang selalu terlambat dan sudah menjadi langganan masuk ruang BK.
"Dan kalian kenapa kalian terlambat?" tanya bu Aya marah menatap satu persatu Siswa di depannya yaitu Argen dan teman temannya.
Mereka semua berada di ruang BK, karna saat mereka baru melangkah masuk gedung lewat pintu belakang sekolah mereka dihadang bu Aya selaku guru BK dan pak Onyo selaku keamanan sekolah.
Bagi Kel ruang Bk adalah tempat yang sangat biasa baginya begitu juga Argen dkk.
"Kenapa kamu sering terlambat? Hah, kamu ini sekolah disini itu menggunakan beasiswa kalo kamu saja terus seperti ini mau tak mau kami pihak sekolah akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini," ujar bu Aya kepada Kel yang menunduk.
"Kamu itu seharusnya jangan menyia-nyiakan kesempatan ini, apa kamu punya harta kekayaan yang memadai untuk biaya pindah sekolah, kamu itu perempuan, SPP kamu bulan lalu saja masih nunggak, kok malah buat Pelanggaran saja. Mau apa sebenarnya kamu? JAWAB..!!" bu Aya sangat marah dan kecewa.
"Bu aya sangat kecewa sama kamu kel, kenapa kamu menyia-nyiakan kesempatan ini?" tanya-nya lembut. "kamu itu sudah tidak jelas identitasnya, sekolah di sini juga dari beasiswa seharusnya kamu harus nurut," ujar bu Aya.
Jadi dia yang tidak jelas identitasnya, Batin Roky dan yang lainnya.
Kel mendengar itu langsung naik pitam saat bu aya menucapkan kata 'identitas tidak jelas'.
"Kalo ibu mau marahin saya sepuas ibu gak apa apa saya terima, tapi jangan SEBUT SAYA GAK PUNYA IDENTITAS GAK JELAS," ujar Kel marah, "saya masih punya orang tua tapi saya gak tahu namanya dan keberadaan mereka."
"Makanya jangan nakal nakal jadi siswi, kamu itu cewek mau jadi preman? Kalo mau jadi preman jangan disekolah," ujar pak Onyo yang juga marah menghadapi Kel.
Kel yang mendengar itu juga keluar dari ruangan tanpa menghiraukan teriakan bu Aya.
"KEL MAU KEMANA KAMU?!" teriaknya marah.
Namun Kel sedang menulikan pendengarannya dan memilih lari dari ruang BK ke Mushola tempat dia menenangkan diri. Tempat dia menangis di sana atas semua hidup yang dia hadapi, dia sangat ingin bertemu keluarganya seperti teman temannya tapi dia nggak tau dimana keluarganya.
"Kita ngapain bu?" tanya Satya.
"Eh lo sat, pakek tanya segala," bisik Bar gak terima.
"Ya daripada kita pelajaran mending kita disini aje," ujar Roky berbisik ke Satya.
"Ngapain kalian bisik bisik tetangga?" tanya bu Aya menatap tajam mereka
"Bukan tetangga bu suami orang ini," celetuk Ikal terkekeh garing.
"Gak nanya kamu," ujar bu Aya.
Kacang kacang, batin Ikal.
"Bu aya-buaya.. Bu aya-buaya... Kok sama bu apa ibu kembarannya atau jangan jangan ibu siluman buaya?" tanya Roky asal.
"Roket..... Bercanda mulu, sana kamu berhormat ditengah lapangan, cepat khusus kamu" seru bu Aya.
"Siap, dah buaya," ujarnya dan berlari kelapangan takut bu Aya mengamuk, habis sudah semua barang barang di ruang BK kalo bu Aya mengamuk.
"Rokettt...!!" teriak bu Aya, membuat ke empat temannya Menahan tawa.
"Kalian bersih bersih di seluruh halaman kelas disekolah ini!!" seru bu Aya sudah lelah mengurus anak anak bandel seperti mereka.
"Bu ringankan bu, masak roket saja disuruh hormat saja kita berat banget bu," rengek Bar meminta keringanan.
"Nanti masih ada hukuman buat roket tenang saja kalian," ujar bu Aya sambil tersenyum misterius, membuat mereka bergidik ngeri menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGENATA [END]
Teen Fiction*****⚠️⚠️Dilarang Plagiat⚠️⚠️***** Cerita ini menceritakan seorang ketua geng besar di sekolah bernama SMK Bagaskara. Kaisar Argenata itulah namanya biasa dipanggil Argenata cowok berkepribadian cuek, dan dingin. Dia menjabat sebagai ketua geng moto...