ISHY - 31

243 46 15
                                    

"Bisa ikut aku sebentar?"

"Kemana?"

Tidak sampai Sorim bertanya pun Namjoon sudah menarik lengannya dari kerumunan orang-orang yang masih setia melihat persiapan untuk acara pentas malam ini. Biasanya, para adik senior yang akan menghibur berupa drama, nyanyian, atau bahkan bermain game.

Dan rencananya Taehyung, Sorim dan Yeri akan menonton acara malam ini untuk sekedar menghibur mengingat ini hari terakhir para mahasiswa yang sudah lulus bertemu.

Balik kembali pada kedua pasangan tadi, Namjoon mengajak Sorim menuju sebuah ruang kelas yang lumayan terang. Hanya ada mereka didalam kelas itu sementara yang lain masih sibuk duduk dibawah, Sorim sampai menggigit bibir bawahnya saat melihat Namjoon yang menuntunnya duduk disalah satu kursi sedangkan dirinya berjongkok.

Posisi ini membuat Sorim tak nyaman karena jujur saja, melihat pria dihadapannya ini lebih merendah darinya. "Untuk apa mengajakku kemari, Joon-ie?"

Namjoon terkekeh pelan seraya menggenggam kedua tangan Sorim yang semula sedang berada diatas pahanya. "Kau tau, besok adalah hari pernikahan Seokjin-Hyung dan Minji-Noona." ujarnya yang dijawab anggukan kepala dari Sorim.

"Lalu?"

"Aku juga ingin seperti itu ..."

Tunggu. Sorim mendadak hilang akan dibuatnya, ingin seperti apa? Lalu, kenapa harus mengajak dirinya disaat sekarang ini?

"M-maksudmu?" sial. Tidak biasanya dirinya gugup seperti ini didepan para pria.

"Will you marrie me?"

Sorim membulatkan kedua matanya spontan. "Ya?"

Pria dihadapannya langsung mengarahkan satu tangan kanannya untuk masuk kedalam saku jas yang dipakainya. Meraih sebuah kotak kecil dengan warna merah, tangannya membuka kotak itu hingga menunjukkan isi sebuah cincin yang cantik.

"Aku tidak tau sejak kapan perasaanku tumbuh, disini. Aku merasa sangat tenang saat berdekatan denganmu bahkan aku suka diam-diam melihatmu dari kejauhan. Aku memang bukanlah pria yang se-romantis Taehyung, Jungkook dan Jimin karena setiap pria itu memiliki kuadrat cinta yang ingin ditunjukkan pada pasangan itu berbeda-beda. Dan tentang ini, aku sudah mengatakan pada pihak ibuku bahkan aku sudah memperlihatkan fotomu pada mereka. Ibu berkata jika memang aku menyukaimu, maka segeralah menuju ke tahap yang lebih serius." Namjoon tampak menarik napas sebentar, "Aku tau ini terlalu cepat bahkan kita tidak memulainya dari sebuah hubungan kedekatan. Aku kurang suka berinteraksi dengan orang yang kusukai, rim. Pemikiranku terlalu dewasa, jadi, aku hanya ingin dekat dengan calonku yang sudah pasti."

Sorim menahan gejolak aneh pada dadanya, ini tidak romantis katanya? Jujur. Sorim mendadak bisu tanpa tau harus melakukan apa dan merespon apa, Namjoon sepertinya memang serius kali ini bahkan semuanya sudah direncanakan.

Maka, dengan anggukan kecilnya Sorim dan mendadak menurunkan kepalanya agar tidak dilihat oleh Namjoon.

"Benarkah? Sorim-ssi, kenapa kau tidak menatapku?" Namjoon mengarahkan tangannya untuk membantu Sorim menatapnya balik.

"Aku malu." cicitnya.

Namjoon memaklumi. Jadi, dirinya tanpa aba-aba pun langsung menyatukan kedua bibir mereka. Saling merasakan milik keduanya disaat kini situasinya cukup tepat. Sorim menekan ujung kukunya hingga memutih saat terkejut dengan situasi mereka sekarang. Terlalu mendadak.

Jantungnya berdetak dua kali lipat dari sebelumnya, hingga Namjoon menjauhkan kepalanya dan tatapan mata sayu itu menatap mata bulat miliknya.

Merasa jantungnya berlebihan dan respon Namjoon juga seakan sedang menatapnya dalam pun dengan segera Sorim mengalihkan pandangannya kearah lain.

I STILL HAVE YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang