ISHY - 34

240 48 3
                                    

"Aku tidak yakin kau akan menjadi kakak iparku, bagaimana bisa Yoongi Oppa yang sedingin itu bisa menyukaimu? Aku rasa, kau memberi kakakku pelet, ya?" Mina bertanya seraya bercanda disaat dirinya ditinggal sebentar oleh Yoongi bersama Irene tepat setelah penggelaran janji suci mereka selesai.

Mina menatap lambat kearah Irene yang malah acuh dan memilih untuk meminum sisa anggur yang ada ditangannya. Adik ipar biadap memang, sudah sah satu marga pun mereka masih tetap mendirikan pagar dingin.

Sebenarnya, Irene mau-mau saja untuk menjawab gurauan sang adik. Hanya saja dirinya tidak ingin dilanda emosi disaat hari bahagianya berlangsung.

"Na, aku gugup." Irene memegangi bagian dadanya disaat jantung itu terpompa dua kali lipat dari biasanya.

"Kenapa? Kau takut Yoongi Oppa akan segera menceraikanmu?"

"Hush! Aku gugup itu, " jedanya seraya menggigit bibir bawah. "Untuk malam nanti." cicitnya.

Mina awalnya juga tidak paham maksud dari kalimat itu. Setelah mengolah dengan otak hangat disaat mendengar Malam pun barulah Mina paham apa maksud sebenarnya.

Oh, gugup malam pertama ternyata.

"Tenang saja, Oppa ku juga tidak akan bermain kasar denganmu. Kau kira, Oppa ku itu Masokis?"

"Mulutmu itu ingin kupukul saja, ya! Tidak mungkin aku mengatakan suamiku sendiri seorang Masokis, sialan. Aku kan hanya gugup, kau tau kan maksudku dasar bocah!"

Mina terkekeh, "Santai saja, jika kau belum siap yasudah katakan saja belum siap dan apa susahnya? Jika kau mau juga kau bisa meminta langsung dan dengan senang hati Oppa ku itu akan memberikanmu kenikmatan yang terbaik."

Berbicara seperti ini tidak mendapat dosa, kan?

"Tetap saja aku gugup!" tekannya lagi.

Mina berdecak sebal. Ini sungguh membuatnya muak, maka dengan pikiran nakal pun Mina kembali menoleh kearah sang kaka ipar.

"Oh ya, kau tau rene-ssi, milik Oppa ku itu besar sekali. Bahkan, jika kau dimasuki pun kurasa pasti bisa sobek nanti. Jadi, kuharap kau bisa menahan desahanmu, oke?" Mina tersenyum menang saat melihat wajah khawatir Irene mulai terlihat, "Dan satu lagi, kamar kalian tidak kedap suara. Kurasa nanti bisa—'

"Mina!" gadis yang dipanggil itu pun terperanjat kaget ditempat saat mendengar suara teriakan Taehyung menggema ditelinganya.

Bersyukur sekali memang jika Taehyung memanggilnya, dan kutuklah Sorim dan Yeri yang selalu suka berbagi cerita tentang bagaimana indahnya mengobrol tentang yang tidak-tidak.

Mina mengangguk untuk merespon, menoleh kearah Irene kembali untuk memastikan sesuatu. "Aku pergi dulu, kau tetap disini saja. Jika kau pergi, nanti kakakku akan sulit mencarimu." pesannya, "Mencari untuk ditiduri tentunya ..." bisikan terakhir Mina malah membuat Irene naik pitam.

Hampir saja gelas anggur itu tetlempar kearah wajah Mina, dan dengan gesit pun gadis itu segera berlari untuk menjauh dari dirinya.

Taehyung yang tadinya sedang mengobrol dengan Jungkook dan Namjoon pun langsung menarik tangan sang kekasih dari beberapa kerumunan, membawa tubuh Mina menuju kearah taman diluar gedung.

"Untuk apa kemari?" bukannya menjawab, Taehyung malah menyuruh duduk dengan isyarat dagu yang digerakkan. Mina menurut saja, toh dirinya juga ingin tau apa maksud tujuan kekasihnya membawa keluar dari dalam gedung.

Dan tak lama, Taehyung mengeluarkan sebuah kotak ukuran sedang yang dihiasi pita dibagian luarnya. Mina melihat itu, seperti aneh saja mengapa Taehyung tiba-tiba memberikannya ini.

I STILL HAVE YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang