Asahi terduduk di sisi ranjang nya , ia menghela nafas beberapa kali. Ucapan Guanlin selalu teringat di kepalanya, ia bingung harus bagaimana.
'Mungkin gue yang selanjutnya korban dia'
Asahi menghela nafas panjang, setelah lama bergelut dengan pikirannya ia pun mengambil kunci motornya dan hendak pergi untuk memastikan sesuatu.
Saat di luar ia berpapasan dengan Doyoung dan Yedam yang hendak pergi ke sekolah.
"Mau kemana kak?." Tanya Yedam.
"Kakak keluar sebentar , ada urusan." Yedam mengangguk.
Setelah itu Asahi langsung memakai helm nya dan menaiki motornya pergi ke mansion kediaman Jaehyuk.
Selama di perjalanan , Asahi berharap ini bukan ulah Jaehyuk. Karena Asahi sudah mulai membuka hatinya untuk pria itu , Jangan sampai Jaehyuk mengecewakan nya.
Setelah beberapa menit di perjalanan , Akhirnya Asahi sampai di Mansion. Saat baru tiba ia langsung di buka-kan pintu gerbangnya, tanpa lama-lama Asahi membawa motornya memasuki area mansion.
Setelah memarkirkan motornya di tempat yang benar , ia pun langsung masuk tanpa menghiraukan para penjaga yang berdiri tegak di pintu masuk , mereka juga tanpa bicara apapun membiarkan Asahi masuk. Karena perintah Jaehyuk tentunya.
Karena sudah beberapa kali datang ke mansion ini , Asahi jadi ingat ruangan-ruangan yang ada di sana. Kakinya melangkah menuju ruang kerja Jaehyuk.
Baru saja hendak membuka pintu, samar-samar ia mendengar Jaehyuk sedang berbicara dengan orang lain. Tanpa menimbulkan suara, Asahi dengan pelan membuka sedikit pintu agar kedengaran.
Bukannya tidak sopan menguping , Asahi hanya penasaran apa yang mereka bicarakan karena ia mendengar Jaehyuk menyebut nama mendiang sahabatnya.
"Di saat hari pengeksekusian tiga orang pembully itu ada yang mengikuti beberapa anak buah yang bertugas membawa mereka." Suara Jaehyuk terdengar.
Asahi lebih mendekatkan telinganya ke pintu. Jantung Asahi berdetak sangat kencang saat Jaehyuk mengatakan pengeksekusian tiga orang pembully ,
"Lalu?." Tanya seseorang , Asahi mengetahui suara itu. Itu suara Haruto.
"Dia melihat semua apa yang aku lakukan kepada mereka."
"Aku tidak sengaja melihat orang itu, yah sebut saja penyusup. Saat aku mengecek kamera CCTV , terlihat jelas siapa orang itu."
"Siapa?." Haruto mengambil gelas kopi nya lalu minum.
"Lai Guanlin , dia terlalu bodoh untuk nekat masuk kedalam markas kita."
Jaehyuk terkekeh. Ia melanjutkan ucapannya " Itu sama saja dia menjemput kematian nya."
Asahi di balik pintu tanpa sadar mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Lalu apa yang kau lakukan kepadanya. Kau sudah jelas mengatakan tidak ada yang boleh mengetahui mansion markas."
"Kau tau sendiri. Siapapun orang lain yang mengetahui Markas kita , dia harus tutup mulut atau mati."
Jaehyuk hendak melanjutkan ucapannya , tidak jadi saat tiba-tiba Asahi masuk dengan membuka pintu kasar membuat dua orang yang berada di dalam ruangan itu tersentak.
"Asahi. Ada apa? , Kamu ngagetin." Jaehyuk tersenyum tipis , ia berdiri dari duduknya menghampiri Asahi.
Namun , sang empu malah mundur. Membuat senyuman Jaehyuk menghilang seketika berubah menjadi dingin , tatapannya menajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine || Jaesahi
Random"only mine and only for me "- Jaehyuk ⚠️🔞 just fanfiction!! Semi baku BxB !!