Jendra, Wella, David dan Jian berjalan bersisian memasuki kantin, tidak terlalu ramai karna mereka telat istirahat. Tiba-tiba saja guru prakarya mereka mengadakan ulangan harian yang memakan banyak waktu hingga istirahat selesai.
"Laper banget gila, gue mau pesen semua menu." Tutur Jendra sudah memegangi perutnya yang berbunyi.
Wella juga nampak sudah sibuk sendiri memilih menu makanannya, jarang sekali gadis itu terlihat kelaparan.
"Jian, mau pesen apa?" Tanya David.
Yang ditanyai malah balik bertanya, "Kamu pesen apa?"
"Belum tau."
Tiba-tiba pandangan Jian jatuh pada ibu-ibu kantin penjual soto ayam, "Saya pesen nasi sama soto ayam, kamu mau saya pesankan sekalian?"
David mengangguk, "Boleh, gue cari meja kalo gitu." Dan Jian mengangguk sebagai jawaban.
Jian mencari keberadaan David, dan langsung membawa nampan berisi dua mangkuk soto ayam dan dua piring nasi di tangannya. Entah lelaki itu sengaja atau tidak, ia malah memilih meja yang berdekatan dengan meja Harraz dan Jingga yang sedang makan bersama, hanya berjarak satu meja, membuat Jian sesekali curi pandang pada lelaki itu.
"Disini enak." Ucap David tiba-tiba, seakan bisa menebak segala pertanyaan yang Jian tujukan untuknya.
"Geser dong geser." Jendra juga membawa satu nampan penuh isi makanan. Satu piring nasi ayam bakar, lalu bakwan jagung dan dua donat katanya untuk makanan penutup. Wella pun sama, tapi bedanya gadis itu membawakan beberapa botol air mineral untuk Jendra, David dan juga Jian.
Mereka makan dengan sunyi, tapi mata elang Jendra masih bisa curi-curi pandang ke meja yang hanya berselang satu meja saja dari meja mereka, Harraz sesekali memperhatikan mereka. "Si Anuu ngapain deh liat-liat kesini." gumamnya.
Sayangnya David mendengar itu, "Makan aja, jangan dihiraukan."
Wella ikutan kepo, "Kenapa?" lalu matanya dengan refleks bertubrukan dengan mata Harraz yang juga menatap kearahnya, "Oh, gue tau." Katanya lagi, lalu melanjutkan makannya.
David sudah selesai dengan makannya, begitupun Jian. Tapi sayangnya Jendra dan Wella belum, "Nanti selesai makan langsung ke kelas." ia memperingati dua anak nakal didepannya ini, yang dibalas keduanya dengan anggukan patuh.
Lalu David dan Jian berlalu menuju kelas, meninggalkan Wella dan Jendra yang sudah niat berulah.
Dua anak emas ini melihat kearah David dan juga Jian yang semakin jauh hingga menghilang dari pandangan mereka, "Udah belom?" tanya Wella pada Jendra yang sedang makan donat terakhirnya.
Jendra minum air putih yang Wella sodorkan, "Gass." katanya. Lalu dua orang ini bangkit dari sana, pura-pura mau keluar kantin dengan melewati meja Harraz.
Dan... Wella berhenti seperti gelagat mengenali seseorang. "Loh Jingga, makan bareng Harraz nih." Katanya, "Kemaren gue liat makan bareng Khael, gebetan lo ganti-ganti, ya. Ngeri juga."
Harraz menaikan alisnya mendengar itu, dan Wella tersenyum senang melihatnya. "Aduh, gue salah ngomong, ya?" Tanya Wella membuat Jendra tertawa, "Gue ke kelas aja deh, aduh maaf ya." Lalu ia dan Jendra memilih berlalu meninggalkan kantin.
.
.Harraz memperhatikan kedekatan Dwiki dan Jian dari kejauhan, dua kelas ini sedang jamkos dua jam pelajaran sebelum pulang, membuat beberapa siswa memenuhi koridor depan kelas sembari menunggu bel. Harraz pun begitu, duduk melamun memperhatikan dua orang yang kian hari kian dekat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/294273179-288-k101406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Main Character
FanfictionHajeongwoo area. Sedang asiknya duduk disana sambil menunggu Bu Lisa, wali kelasnya, perhatian Jian teralihkan pada seseorang yang mengetuk pintu sebelum memasuki ruangan itu. Jian otomatis menoleh. Harraz sedang membawa tumpukan buku paket, berja...