Jangan Ragu

230 34 8
                                    

Assalamualaikum

💜💜💜

"Terima kasih, Ya Rabb, telah
Kau jatuhkan pilihanku pada keputusan pilihan-Mu yang tepat."

°°°
Perlahan aku membuka mata, rasa nyeri terasa di bagian kiri tubuhku. Rasanya tidak bisa di gerakkan. Setelah sadar aku melihat sekeliling, siluet beberapa orang tampak di pandanganku yang terlihat samar.

"Nak...."

Aku mendengar suara Halmeoni memanggil. Setelah pandanganku jelas, benar aku melihat Halmeoni bersama Daehyun dan Yeonsoo.

"Kamu sudah sadar, sayang?" tanya Halmeoni mendekat dan mengelus kepalaku, "Syukurlah...."

Ingatanku tertarik pada kejadian tadi pagi saat aku mengantarkan sarapan untuk BTS di tengah derasnya hujan, sesuatu menabrakku dan aku terpelanting ke aspal. Astaghfirullah...

Teringat BTS, mataku bergerak ke sana ke sini mencari sosok itu.

"Kamu mencari Bangtan, Asma?" tanya Daehyun, sepertinya ia mengerti aku tengah mencari BTS. Aku mengangguk menjawabnya.

"Bangtan sedang berada di agensi, Asma. Mereka lembur bekerja biar besok bisa ambil cuti," sahut Yeonsoo.

"Ambil cuti?" tanyaku heran.

"Ya, kata mereka supaya bisa nemenin kamu,"jawabnya.

Mendengar itu aku semakin yakin bahwa ada sesuatu dengan BTS, dari serentetan kejadian aku bersama mereka aku menyimpulkan BTS mulai menerimaku? Aku tidak tahu pasti, tetapi rasanya melegakan.

Semua ini sudah berjalan hampir dua bulan, secepat itukah BTS berubah? Aku takut dia hanya menarik ulur hatiku seperti yang sudah-sudah. Aku tidak berharap lebih, semua aku pasrahkan kepada Ilahi Rabbi.

BTS sangat bersi keras untuk menjadikan Yeonsoo manager sementara, tidak mungkin hanya dengan beberapa kali bersamaku dia melupakan hal itu begitu saja. Aku jadi semakin ragu dengan kesimpulan yang aku buat. Oh, Allah, tunjukan jalan-Mu menuju keridhoan atas semua ini.

Aku tertidur setelah mendapat suntikan antinyeri dan terbangun sekitar jam sembilan malam, aku melaksanakan shalat isya di tempat tidur rumah sakit, meski hanya jariku yang bergerak mewakili tangan kiri ku yang dibalut bidai. Setelah melaksanakan shalat, aku mengedarkan pandanganku, sepertinya Halmeoni, Daehyun,  Yeonsoo dan yang lainya sudah pulang. Sebelum aku tertidur tadi, aku sempat melihat ada para manager Oppa, jika tidak salah aku melihat Sejin Oppa juga. Entah apa yang mereka bicarakan, aku lupa, pengaruh obat sudah merasuki saraf sadar ku, setengah sadar aku mendengar ocehan mereka.

Dan sekarang aku sendirian. Seharian ini aku tidak melihat BTS sama sekali, rasanya aku rindu ingin bertemu mereka, karena dengan melihat wajahnya saja aku merasa tenang dan merasa baik-baik saja. Mungkin mereka tidak akan menemui aku malam ini.

Tidak lama setelahnya rasa kantuk lagi-lagi datang menyerang ku, entah obat apa yang dokter berikan, efeknya membuat mataku berat. Dan akhirnya aku tertidur.

Samar-samar aku mendengar beberapa suara sedang berbicara, namun yang menjadi fokus pendengaran ku adalah ada nyanyian-nyanyian kecil, masih enggan membuka mata, aku menikmati suara itu dalam diam. Suaranya terdengar jelas dan begitu menenangkan, aku tahu suara siapa ini, seorang yang menjadikan aku seorang Army, dia maknae grup BTS. Oh, Allah, aku merasa sangat bahagia saat ini. Setelah apa yang terjadi padaku, Engkau membalasnya dengan setimpal atas kesabaran ku selama ini, kau membalasnya dengan kebahagiaan ini. Terimakasih, Ya Rabb.

Because They ( Tidak Dilanjutkan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang