Keputusan Akhir

567 63 15
                                    


Assalamualaikum

💜💜💜

"Asma!"

Aku tersentak kaget dengan suara menggelegar dari leya.
Bahkan buku catatan keuangan yang sedang ku rekap tercoret asal karena ulahnya .

"Itu bang PD-nim sudah datang, asma!" Setelah mendengar ucapan leya, jantungku berdegup kencang dan keringat dingin mulai keluar entah dari mana.

"T..tapi bagaimana dengan ini, lebih baik aku menyelesaikannya, tidak baik kan menunda-nunda pekerjaan." Protes ku pada leya karena jujur, aku belum siap bertemu dengan bang PD-nim.

"Itu bisa dilakukan nanti, apa kau mau bang PD-nim marah, eoh?" Ucap leya dan langsung menarik tanganku menuju ruangan halmeoni.

Di depan pintu aku berhenti mendadak, membuat leya melihat kebelakang. Tertera jelas di ekspresi wajahnya seakan dia bertanya ada apa, aku tak menggubris tatapannya, segera aku tarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Leya yang melihat tingkah lakuku tadi hanya tersenyum dan memegang tanganku erat.

"Semuanya akan baik-baik saja, asma!"

Alhamdulillah, aku menjadi lebih lega setelah leya berbicara seperti itu. Aku dan leya masuk, dan didalam sudah ada bang PD-nim dengan manager sejin.

"Bagaimana asma-ssi?" Ucap bang PD-nim setelah aku duduk didepannya. Jujur, aku masih bingung dengan jawaban yang harus aku berikan pada bang PD-nim. Untuk entah yang ke berapa kali aku menarik napas panjang dan menatap halmeoni, halmeoni tersenyum dan menganggu, mungkin itu pertanda ia memberiku izin.

"Bismillah.. Dengan Ridho Allah, saya siap menggantikan manager sejin sebagai seorang manager." Tepat setelah aku menjawab semua orang yang ada di ruangan terlihat bahagia, terlebih bang PD-nim yang tersenyum lega bersama manager sejin.

Aku tak tau lagi perasaan apa yang kurasakan saat ini. Entah lega, entah senang, entah bahagia, entah sedih, entah menyesal, entah apapun itu aku tak bisa merasakannya sama sekali. Jujur, aku sekarang masih menghawatirkan pertemuanku dengan bts, tapi mungkin saja setelah kami bertemu dan melakukan kerjasama, waallahualam, aku bisa bahagia bersama bts dan mungkin melebihi bahagiaku di hari-hari sebelumnya.

Hari itu juga aku dan bang PD-nim membicarakan kontrak kerja, setelah bertukar pendapat kami putuskan kontrak kerjaku hanya satu tahun. Aku juga akan ke gedung big hit entertainment besok jam sembilan pagi untuk melakukan sesi perkenalan dengan para staff dan tentunya para member BTS.

Manager sejin juga berkata, bahwa dia akan mengawasi ku karena ini masih terbilang baru bagiku. Aku bersyukur jadi aku bisa bertanya jika ada hal yang belum aku tahu, dan bang PD-nim juga memberiku saran agar aku harus siap mental. Walaupun aku masih bingung dengan perkataanya aku tetap menganggu setuju.

Setelah berbicara kurang lebih tiga puluh menit, bang PD-nim pamit karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan manager sejin juga yang harus beristirahat.

"Ah, asma aku masih belum percaya bahwa kau akan menjadi manager idola ternama." Ucap leya kegirangan setelah kami mengantarkan bang PD-nim dan manager sejin ke depan.

"Dan jangan lupakan kami yang berada disini yah." Lanjutnya, aku hanya tersenyum tipis dan menundukkan kepala menanggapi ucapan leya. Sejujurnya aku sedih harus berpisah dengan mereka, namun aku akan mencoba untuk tegar dan tidak terlihat sedih di depan halmeoni dan leya.

Namun, aku juga merasa sedih karena aku akan jarang bertemu dengan mereka walaupun di negara bahkan kota yang sama. Yah, sesuai yang aku tahu karena jadwal BTS sangat lah padat.

Because They ( Tidak Dilanjutkan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang