Assalamualaikum💜💜💜
°°°
Keberangkatan ku menuju gedung big hit entertainment sebentar lagi. Saat ini aku melihat jam menunjukan pukul setengah sebelas malam, nanti sekitar pukul sembilan pagi, orang suruhan bang PD-nim akan menjemput ku di toko roti milik halmeoni.
Entah kenapa setiap hembusan napas ku terasa berat, meski tidak merasa khawatir seperti sebelumnya, namun dadaku seakan sempit dan sesak. Ada suatu perasaan yang membuat hati ku resah dan gelisah.
Alhamdulillah, setelah aku menyelesaikan sholat malam ku pukul setengah dua dini hari, perasaanku lebih baik lagi. Aku yakin Allah telah menentukan takdir yang terbaik untukku dan aku siap untuk menerimanya.
Mungkin karena rasa kantuk yang menyerang ku, membuat aku tertidur di atas sajadah. Dan aku terbangun sekitar pukul setengah empat, aku melakukan aktivitas pagi ku seperti biasanya.
Tepat pukul setengah delapan pagi, aku dan halmeoni menuju toko karena leya telah menunggu kami di sana. Sebenarnya aku merasa sangat berat meninggalkan orang-orang yang sangat amat aku sayangi ini.
Setelah aku dan halmeoni tiba di toko, aku mengerutkan keningku. Tepat setelah aku masuk leya melihatku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Waeyo Lee?"
Leya berdiri dari duduknya, berjalan mendekatiku dan memegang kedua tanganku.
"Asma kau sangat cantik menggunakan gaun itu!" Kata leya sambil menunjuk gamis yang aku padukan dengan jilbab panjang dengan warna sepadan yaitu biru muda dengan dagunya.
"Gomawo Lee." jawabku dan tersenyum manis padanya. Leya membawa koper dan merangkul ku untuk duduk, aku menurut tanpa memberikan protes padanya karena memang aku juga ingin duduk.
Karena toko yang tidak tutup, memperlihatkan para pegawai yang mulai datang ke toko. Sesekali mereka melempar senyum, atau menyapaku dan aku membalasnya dengan senang hati. Aku hanya berfikir, aku tidak akan menikmati suasana seperti ini lagi nanti.
Aku dan leya sedang asik mengobrol, tiba-tiba mobil Van terparkir tepat di depan toko roti milik halmeoni. Aku dan leya tahu siapa yang datang karena waktu menunjukan pukul sembilan pagi.
"Hyemi, tolong panggilkan halmeoni yah." ucap leya pada hyemi, salah satu pegawai yang selalu bergantian berada di belakang meja kasir denganku.
Hyemi berlari kecil menuju ruangan halmeoni, setelah dua menit keluarlah halmeoni dan hyemi, eh tidak, semua pegawai halmeoni yang berada di belakangnya. Aku tersenyum melihat itu, mereka peduli dengan ku.
"Halmeoni akan selalu mendoakan mu di manapun kamu berada, asma." kata halmeoni aku tersenyum dan memeluk halmeoni erat. Setelah melepas pelukan aku melihat leya yang sedang tersenyum kearah ku.
"Hati-hati dan jaga dirimu baik-baik yah."
"Ne, kau juga Lee." Ucapku dan memeluk leya. Jika suasana sudah seperti ini aku tak bisa menahan air mata yang ingin keluar. Aku menangis dalam pelukan leya begitu juga dengan leya.
Namun, aku segera melepas pelukan tersebut dan mengusap air mataku. Aku tak ingin orang suruhan bang PD-nim menunggu lama diluar, segera ku tarik koperku dan keluar dari toko, walaupun langkah kaki ku terasa berat namun ku paksakan tetap melangkah keluar dari toko.
Tepat setelah aku keluar, aku melihat orang suruhan bang PD-nim berada di luar mobil menggunakan pakaian serba hitam, dia menghampiriku untuk meletakan koper yang ku bawa ke dalam bagasi mobil, aku pun memberikannya dengan sopan dan segera berjalan masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because They ( Tidak Dilanjutkan )
RandomAsma Qanita Humaira, gadis manis yang akan menceritakan sedikit kisah hidupnya di Negara Korea, tempat 7 pangeran tampan yang sangat ia kagumi. Ini bukanlah cerita keseharian menjadi seorang manager. Bukan juga cerita perjuangan fans agar mendapatka...