Antara pulang dan bertahan

570 74 4
                                    

Assalamualaikum

💜💜💜


"bang PD-nim!?"

Jadi ahjussi itu adalah bang PD-nim, ahjussi yang pernah menolongku dan sekarang menawari aku sebuah pekerjaan. Rasanya aku masih belum percaya semua ini.

Hening.

Ruangan ini mendadak hening saat aku dan bang PD-nim saling tatap. Aku menatapnya tak percaya namun bang PD-nim menatapku sambil tersenyum tanpa arti.

"Ehem.."

Deheman itu membuat aku beralih menatap seseorang yang ada di samping bang PD-nim. Astaghfirulahallazim, aku masih syok akan keberadaan bang PD-nim dan sekarang ditambah satu orang lagi.

"M..m..manager sejin?"

"Iya, tidak usah kaget melihatku seperti melihat bang PD-nim tadi." Ucapnya, membuat semua orang tertawa kecil tak terkecuali dirinya sendiri.

Aish, bagaimana aku tidak terkejut, setelah melihat mereka berdua secara mendadak di sini. Untung saja aku tak punya riwayat jantung, jika ada aku pasti sekarang sudah ada diperjalanan menuju rumah sakit.

"Asma apa kau menerimanya?" Ucap halmeoni yang sepertinya setuju jika aku bekerja pada bang PD-nim.

Sedangkan aku masih bingung, jika aku menerimanya aku tak bisa pulang ke Indonesia namun jika aku memilih untuk pulang, mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bisa bertemu dengan idola ku. Karena tidak menutup kemungkinan jika aku sedang bekerja, bisa saja kan aku melihat BTS sedang berjalan, bercanda, makan atau melakukan hal yang lain, sepertinya itu cukup membuat aku senang.

Ya Allah, pilihan mana yang harus ku pilih?

"Apa kau tak mau menjadi seorang manager seperti ku, asma?" Setelah mendengar ucapan manager sejin aku membulatkan mataku. Manager?

"Iya, jika kamu mau kamu akan menjadi manager menggantikan posisi sejin, karena sepertinya dia sangat kelelahan dan tenggorokannya juga agak bermasalah, jadi saya putuskan untuk mencari manager pengganti untuknya sementara." Timpal bang PD-nim.

Yakk, bang PD-nim. Kau memilihku untuk menggantikan posisi manager sejin? aku tak yakin bisa melakukanya dan berinteraksi langsung dengan idola ku sendiri?dan yang terpenting apakan BTS menerima aku sedangkan aku seorang muslim.

"Apakah saya boleh memikirkannya terlebih dahulu? karena rencana awal saya adalah pulang ke Indonesia sore ini tapi kalian datang menawari pekerjaan." Ucapku jujur karena aku memang masih syok dan bingung dengan semua ini.

"Baiklah, kau boleh mempertimbangkannya. Tapi hanya sampai besok pagi, aku akan kesini mendengar jawaban mu dan semoga itu jawaban yang aku inginkan, asma-ssi" Kata bang PD-nim dengan tenang tapi membuat aku yang mendengarkannya bergidik ngeri.

Setelah mengatakan itu bang PD-nim dan manager sejin pergi. Sedangkan aku, entahlah perasaanku campur aduk tidak karuan.

"Asma,kenapa kau masih disini?apa kau tidak pergi?" Ucap leya dari arah belakang. Aku hanya menggeleng tanpa melihat leya.

"Wae?apa ada masalah?"

"Ternyata yang menolongku kemarin adalah bang PD-nim da..." Aku belum selesai bicara namun leya sudah memotongnya.

"Lalu apa tadi dia disini?di mana dia?apa kau meminta tanda tangan atau berfoto bersama?" kata leya dengan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya.

"Leya dengar dulu penjelasan dari asma, kau sudah seperti wartawan saja." Ucap halmeoni yang ikut berbicara, leya hanya tersenyum.

" Ya sudah lanjutkan."

Because They ( Tidak Dilanjutkan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang