59. Pasca Ayah dan Bunda Menikah

509 18 4
                                    

_____




Baru saja Alian merasa terlelap, tiba-tiba Prilly terperanjat terbangun dari tidurnya. Prilly beranjak duduk di tepi kasur tampak terpikirkan sesuatu.



   Mendengar isakan tangis kecil membuat tidur Alian terusik. Perlahan ia membuka mata lalu ia melihat Prilly duduk merunduk memunggungi nya.



"Bunda" gumam Alian, kemudian bangun dan mendekati Prilly.



"Bunda kenapa ?" tanya nya lembut, namun Prilly tak menjawab hanya isakan kecil yang terdengar.



Alian pun turun menghadap ke Prilly lalu menegakkan wajahnya Prilly. Alian terkejut. 


' Prilly menangis? Kenapa?'



"Bunda nangis? Kenapa Bun?" dengan cemas Alian bertanya sembari jongkok dan mengusap airmata Prilly.



Prilly berdongak menatap Alian lekat.



"Apa kamu juga begini saat menikah sama Sinta dulu?" tanya Prilly akhirnya berbicara.



Tadi entah kenapa pikiran Prilly tiba-tiba memikirkan dan membayangkan saat Alian menikahi Sinta secara diam-diam. Mereka dengan rasa bahagia menikmati malam pertama mereka dengan kamar sama persis di hias sembari Sinta bergelayut manja pada Alian hingga melakukan hal lebih dari itu.



      Hingga Prilly ke bawa mimpi dan terbangun.



DEG..!



Seakan mulut Alian tampak kaku untuk digunakan berbicara. Mata serta wajah seketika memerah.



"Maafin Ayah" hanya itu yang bisa ia ucapkan sembari merunduk menggenggam tangan Prilly sangat erat.



"Hhh bodoh pertanyaan ku ini. Yang namanya menikah pasti lakukan itu" ralat Prilly dengan ketawa kecil namun airmata menetes.


Sontak Ali berdongak dan menggeleng cepat.


"Maafin Ayah. Ayah khilaf, Ayah salah hiks hiks. Tapi sekarang Ayah di sini, sama Bunda, Ayah sayang, Ayah cinta sama Bunda" dengan menangis, Alian memeluk Prilly erat.


"Ayah janji Ayah akan selalu bersama Bunda, Ayah nggak mau kehilangan Bunda lagi" lanjut Ali semakin erat mendekap Prilly.


Alian sangat takut akan kehilangan Prilly. Ia tak ingin itu terjadi lagi. Prilly pun merasakannya ketakutan itu. Bahkan ketika Prilly hendak melepas pelukan itu terasa sulit.


"Apa sebelum menikah, kamu sudah menodai Sinta?" tanya Prilly lagi sambil menatap Alian dalam.


Ali mengangguk kecil.


"Jadi itu alasan kamu menikahi dia, karena kamu merasa berdosa? Tapi kamu nggak memikirkan perasaan saya saat kamu dustai. Tapi nggak ada gunanya juga itu bahas sekarang, semua sudah terlanjur. Nasi sudah menjadi bubur"



"Aku memang laki-laki bodoh. Maafin aku sayang. Jangan nangis lagi. Aku mohon hiks maafin  aku hiks"



" Tolong lepaskan "


" Enggak"



" Lepas !"



Alian justru semakin erat memeluk Prilly. Ia sangat amat sangat takut jika Prilly marah dan meninggalkannya lagi.



ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang