16. Kejutan untuk Alian dari Illy

646 30 0
                                    

   ~ Kejujuran , keterbukaan dan kepercayaan adalah hal penting yang menjadi landasan penyelamat sesuatu hubungan dari kehancuran dan perpecahan ~

° ° °

               Dapur 

Sembari Prilly perlahan menuruni anak tangga dengan anggunnya. Sinta yang sedang sibuk di dapur, tergerak untuk menoleh saat merasa ada bayang serta mendengar derap langkah seseorang dan terpandang olehnya, ternyata itu Prilly. Seketika Sinta terpaku menatap lekat sosok Prilly.

"Sungguh tidak menyangka Saya, si ibu yang usianya sudah senja seusia ibu Saya mungkin, tetapi wajah, badan dan penampilannya masih modis malah kelihatan lebih muda dari Saya. Kira-kira apa ya rahasia?" gumam Sinta dengan tatapan tetap tertuju pada Prilly yang melangkah semakin mendekati nya.

"Sin.." panggil Prilly.

Membuat Sinta tersentak, akibat lama melamun.

"Eh iya Bu. Ibu sudah masak ya? Maaf ya Bu, Saya baru datang" ucap Sinta bertanya dan meminta maaf.

"Iya. Iya tidak apa-apa" balas Prilly sambil tersenyum hangat.

"Oya, nih buat belanja pagi hari ini. Kamu belanjanya tambahi saja yang kira-kira cukup untuk stok satu bulan, sebentar lagi juga mendekati bulan puasa" kata Prilly sambil memberikan sejumlah uang dan meminta Sinta untuk pergi belanja.

"Oo ya. Baik Bu" sahut Sinta, menerima uang tersebut.

"Kalau begitu Saya permisi dulu Bu" pamit Sinta.

Prilly mengangguk dan Sinta hendak beranjak.

"Oya Sin.." ucap Prilly, menghentikan langkah Sinta.

"Iya Bu?" Sinta menoleh.

"Nanti kalau ada sisa, kamu simpan saja buat anak kamu" pesan Prilly.

Sedetik Sinta tertegun. Ini bukan yang pertama majikan wanitanya ini berbuat baik kepada dirinya, bahkan perhatian sama anak-anaknya. Hati Sinta terasa mencemooh dirinya. Prilly memang berhati mulia tapi dirinya malah tega nya bersandiwara bahkan sudah menyakiti hati Prilly.

"Ii ya Bu. Terimakasih Bu" ucap Sinta yang sedikit terbata-bata.

"Sama-sama. Ya sudah sana berangkat"

"Baik Bu. Permisi. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Setelah Sinta pergi, Prilly tampak terdiam sambil menghela nafas panjang lalu menghembuskannya. Meredakan rasa amarah dan pilunya di hati. Lantas ia menyiapkan masakan untuk sarapan pagi ini.

  Dan pagi ini Prilly sengaja bangun lebih awal. Seperti biasa, tadi ia menyiapkan keperluan Alian suami tercintanya, kemudian memasak. Rumah tampak sepi? Wajar. Karena Habibi dan Habibah sedang liburan di rumah neneknya. Lalu Sinta? Dia sudah berangkat ke pasar. Waktunya Prilly berbicara empat mata dan serius sama Alian. 

     Memang sedari dulu jika ada masalah antara Prilly dan Alian.. mereka menyelesaikannya hanya berdua. Walaupun selalu terlihat romantis, mesra dan harmonis.. namun bukan berarti mereka tidak perrnah bertengkar. Dan jika itu sedang terjadi... Alpril cukup berdebat di dalam kamar, yang memang diberi peredam suara. Jadi siapa pun tidak akan mendengarnya. Ali atau Prilly pun selama ini hidup bersama... tidak pernah memperlihatkan atau menunjukkan pertengkaran mereka di luar kamar, di depan keluarga, apalagi di depan anak-anak. Hal itu pantangan untuk mereka dan menjadi komitmen mereka.

ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang