62. Wedding Day Habi & Bibah ( 5 Episode Terakhir )

305 9 3
                                    

• • • • •

Sementara di tempat lain, tepatnya tempat Halim bersama anggota nya beristirahat. Halim tampak terdiam, seperti nya shock melihat Bibah sebegitu marahnya dan sempat berdebat dengannya. Baru kali ini ia melihat Bibah seemosi itu.

" Waduh ! Bakal terancam batal kawin dong ini, komandan kita !"

" Haha haha dipecat dari daftar calon menantu."


Di suasana hati Halim yang cemas sekaligus gelisah, justru teman-teman nya melontarkan celetukan untuk meledek dirinya. Terlebih lagi tadi Alian dan Prilly ikut datang mendampingi Bibah.

" Jangan diledekin dong ! Kasihan lagi galau tuh " wakil komandan bergaya sok bijak, namun ketawa juga.

Halim melirik mereka sebentar, lalu beranjak pergi. Berniat menghampiri Bibah. Coletahan teman-temannya pun dianggap angin berlalu. Di tengah perjalanan, Halim berpapasan sama Bibah.

"Dik !" panggil Halim. Bibah menoleh.

" Iya" balas Bibah tersenyum lebar. " eh ya, Kakak sudah makan siang belum ?" tanyanya.

Halim hanya terdiam menatap Bibah. Merasa heran terhadap Bibah. Kok ekspresi nya biasa saja, tak ada raut kemarahan sedikitpun? Berbeda sama tadi ketika di lapangan?

" Kak !"

" Kak Halim Baa'its Sulaiman ....!" seru Bibah.

" Eh ya, kenapa ?"

" Ih ! Ngelamun kan ?!"

" Maaf, ikut Kakak yuk ! Sebentar saja ."

" Ke mana ?"

Tanpa menjawab, Halim menuntun tangan kanan Bibah untuk mengikutinya.


____


Taman •

Halim mengajak Bibah duduk di kursi taman.

" Kamu nggak marah ?" tanya Halim hati-hati.

" Marah ?" Bibah mengernyitkan dahinya. " marah kenapa ?"

" Soal ... tadi ?" ujar Halim. Bibah tertawa kecil, merasa lucu. Masa iya sih harus marah benaran?

" Kenapa harus marah? Emang Kakak berbuat salah gitu sama aku, sehingga aku harus marahi Kakak ?"

" Tapi tadi kamu ....?"

" Ngamuk ?" samber Bibah. " Hehe, maaf ya tadi sempat marah-marah emosi begitu. Tapi di antara kita nggak ada masalah kan ? Dan aku seperti itu karena tadi aku menempatkan diri sebagai pemimpin mereka dan harus bersikap profesional, diluar itu ya aku Habibah, gadis biasa."

Halim menghela nafas lega.

" Syukurlah ...!"

" Kenapa sih ? Panik ya ?"

" Iya lah !"

" Seorang polisi bisa melow juga ya "

" Ledek !"

" Hahaha " seraya berlari kecil, kejar-kejaran.


• • •


Dari koridor kantor desa, Hanna dan Zahwa bersama teman-teman lain berjalan keluar dari dalam gedung, dan melihat kemesraan Halim sama Bibah di taman yang berlari - larian.


ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang