19. Berakhir Sudah

820 39 0
                                    

~ ~ ~

Assalamu'alaikum.  salam sayang dari Author. Maaf nih kemalaman share-nya. Ok sebelum baca, jangan lupa subscribe, bagi bintang dan komen nya ya. Eiit tunggu dulu! Siapin tisu sama guling ya. Takut nanti handphone nya terlempar. Sayang kan jadi korban? 😁

~ ~ ~

Prilly terkejut. Tercengah saat membaca isi map itu.

'Ini bukan surat cerai. Lantas di mana surat cerai itu?'


Prilly berdongak. Menatap Alian lekat. Ya dokumen itu bukan surat perceraian yang asli.

"Ini bukan surat cerai.." Prilly berujar, sembari mengibaskan dokumen itu. "Di mana surat cerai nya?" sambil mendekat ke Alian yang masih berdiri mematung di ambang pintu dengan tatapan layu, mata yang berkaca -kaca. Tatapan Prilly kini kian tajam penuh selidik.

"Di mana surat cerainya Mas?" sekali lagi Prilly bertanya. Masih bernada lembut namun penuh penekanan.

Alian menggelengkan kepala.

"Kita gak butuh surat itu. Kita gak butuh surat itu! Kita gak butuh itu!" dengan suara parau Alian berkali-kali mengucapkan kalimat yang sama. Bergegas berhamburan hendak memeluk Prilly namun Prilly dengan cepat melangkah mundur.

"Nggak masalah kalau bagi Kamu surat itu nggak penting. Tapi bagi Saya itu sangat penting. Saya butuh surat itu,"

"Kenapa Bunda kekeh ingin bercerai dari Aku Bun? Kenapa?" 

"Kamu sudah tahu alasannya,"

"Ayah khilaf Bun..Plis Bun, Ayah mohon... jangan bercerai" Alian memohon. "Apa Bunda sudah nggak cinta lagi sama Ayah? Sampai Bunda mudah memutuskan untuk bercerai Bun?"

Prilly menoleh menatap tajam ke Alian, dan tersenyum sinis. Seperti menertawakan pertanyaan Alian.

"Cinta? " ulang Prilly. "Cinta yang seperti apa yang Mas maksud?" Alian terdiam.

"Cinta yang penuh dusta? Cinta yang menyimpan kebohongan?" lanjut Prilly bertanya.

"Bukan begitu Bun.."

"Mana surat cerai nya?" Sementara Alian mencari jawaban, Prilly terus mendesak.

"Mas mau mengelabui Saya Mas? Mas mau bohong lagi sama Saya?" Alian menggeleng cepat.

"Enggak..!" 


'kenapa sulit mengatakan kejadian itu kepadanya'

"Memang ya kata jujur itu mudah sekali diucapkan.. tapi nggak semua orang bisa mempraktekkannya. Nggak semua orang faham arti dan makna dari kejujuran sesungguhnya," setelah berujar begitu Prilly beranjak keluar dari kamar.

"Bun..!" Alian segera menyusul-nya.

Benar saja. Prilly menuju ke ruang kerja Alian. Beliau mengobrak abrik setiap sudut ruangan itu.

"Bun..!" Prilly acuhkan panggilan Alian. 'kenapa Alian menyembunyikan surat itu? Dan kenapa dia seakan menghalanginya untuk melihat surat itu? Apa Alian...?' pikiran Prilly berkecamuk. Tubuhnya tetiba terasa panas dingin.

ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang