39. Cinta Prilly

479 20 0
                                    

___


  ^  DEPAN RUANG ICCU ^



      Setelah ngobrol di taman tadi, Prilly dan Sinta bersama keluarga lainnya berkumpul di depan ICCU tempat Alian di rawat. Karena tadi Alian mengalami koleps lagi.



Tak lama Dokter yang memeriksa pun keluar.



"Dok bagaimana keadaan suami Saya Dok?" tanya Sinta.



"Mohon maaf Saya harus menyampaikan berita buruk ini. Kecelakaan yang dialami pasien cukup lah fatal, untung saja tidak mengenai kepala belakangnya hingga masih bisa selamat. Tetapi ..."



"Tetapi apa Dok?" tanya Bibah memotong perkataan pak dokter.



" Kakak ..." Prilly mengelus pundak Bibah. Memintanya untuk bersabar, sembari menegur tidak baik memotong pembicaraan orang yang lebih tua.


" Bunda ..."



"Kemungkinan pasien cacat. Tulang tangan dan kaki nya dua-duanya patah dan hancur sehingga mau tidak mau harus di amputasi. Dan pasien kehilangan pendengaran sebelah akibat telinga kiri yang ketimban benda keras, membuat gendang telinganya pecah" jelas pak Dokter.



"Apa ..?!" semuanya tampak kaget shock.



"Enggak! Nggak mungkin " Bibah menangkal perkataan Dokter.



"Bunda ... kasihan ayah Bun, gimana nanti hidup ayah kalau tanpa tangan dan kaki Bun hiks hiks" racau Bibah.



"Ssstt ..." titah Prilly memeluk Bibah.



"Papa.." gumam Nesya menangis.



 Seketika membayangkan bagaimana Alian selama ini. Mestipun Alian hanya ayah sambung bagi Nesya dan Zita dan tak jarang Nesya maupun Zita membangkak nasehatnya namun setiap mereka meminta sesuatu, Alian berusaha memberikannya. Seperti saat mereka minta motor, Alian membelikan 2 motor yang sama.  Kuliah di kampus yang mereka inginkan yang harga biaya nya cukup mahal. Dan belum lama ini Cerly baru masuk ke pondok pesantren sambil meneruskan sekolah kelas 6 nya di sana.



"Bunda ..  ayah kenapa ?" tanya Alifar sambil rengek di gendongan mbak Izza.



Lantas Prilly mengambil alih menggendong dan memeluknya.



"Ayah baik baik saja Sayang" tuturnya menenangkan anak-anaknya.



"Ya Allah kenapa semua jadi begini ya Allah" keluh Sinta.



"Sin sabar, Mbak tahu ini berat buat Kamu tapi Kamu harus sabar" titah kakaknya Sinta.



"Maaf Bu, dan semuanya. Kondisi pak Alian semakin kritis dan kami meminta keikhlasan dan kesediaan pihak keluarga agar kami bisa segera mengambil tindakan untuk mengoperasi pasien dan mengaputasinya. jika sampai terlambat mengancam keselamatan pasien karena sudah infeksi di beberapa lukanya" lanjut pak Dokter.



"Dok, tolong Dok lakukan yang terbaik untuk suami Saya yang penting suami Saya selamat" pinta Sinta.



"Tidakk!! Saya tidak setuju kalau mas Ali diaputasi!" cegah Prilly dengan nada tinggi.



"Tapi Sinta itu istri nya Alian jadi dia yang lebih berhak memutuskan" timpal Sofie kakaknya Sinta.



"Saya tahu ... Tapi Saya tidak mau kalau ayah anak-anak Saya kehilangan kedua tangan dan kedua kakinya!" sentak Prilly.



ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang