28. Ayah

604 29 0
                                    

           • RUMAH SAKIT JIWA JAKARTA •


  Satu bulan sudah ... Alian menjadi pasien di RS J ini. Menjalani pengobatan dan beberapa kali masuk ruang isolasi.

Pagi ini di bantu dan pengawasan ketat oleh perawat nya, Alian selesai dimandikan dan ganti baju. Ia di tuntun sama kedua perawat pria dan di kawal dua suster di belakang menuju ke ruang rawatnya. Tampak terlihat banyak pasien yang berlalu lalang dengan bertingkah aneh, ada yang ketawa -ketawa, menangis, bicara sendiri, ngobrol sama guling atau boneka, ada pula yang bertengkar. Namun ada juga yang hanya diam.

" Sayang ..? " pekik Alian tiba -tiba, terkejut dengan tatapan aneh khas orang gangguan mental. " Sayang ..! " ujar nya lagi, sedetik kemudian berontak, melepas pegangan tangan si perawat dengan kasar lalu berlari. " Sayang ..! " teriaknya.

"Astaga! Pak Alian lepas. Kejar !" ke empat perawat itu panik. Bergegas mereka mengejar Alian.

Alian merebut guling yang tengah di perebutkan oleh pasien lain. Alhasil mereka saling serang dan mengamuk.

" Sayang Kamu nggak apa -apa ?" dengan panik Alian membelai, mengelus bahkan memeluk guling itu setelah berhasil merebut guling tersebut.

"Kembali kan! Kembali kan ... itu anak Ku " parau si wanita yang tadi membawa guling itu.

"Jangan ! Jangan pisahkan Aku sama calon istri Ku. Jangan !" tolak Alian sambil memeluk guling itu sangat erat. Seperti memori ingatan nya kembali ke masa dulu ketika sebelum menikah, dengan paksa dipisahkan dari Prilly oleh papa - papa nya.

"Sst .. sst Kamu jangan nangis, Kamu jangan nangis. Kita akan menikah "

"Bibah ? Anak Ku " gumam Alian, ketika berjalan melihat cewek mainan boneka, lalu ia rebut boneka itu dibawanya pergi. " Hehehehe Sayang, putri kita lucu ya " bicara sama guling dan boneka.

Lagi -lagi Alian merebut boneka yang di bawa anak kecil. Anak kecil itu salah satu pengunjung. 

"Mama ..! " anak itu lari ketakutan menghampiri orang tuanya.

" Ada apa Nak ? "

" Hiks hiks Mama boneka Ku di rebut orang gila itu " sambil menangis, anak itu menunjuk ke arah Alian.

"Ya Allah. Cup cup Sayang, nanti beli lagi saja ya "

Ke empat perawat tadi pun lewat.

"Aduh Bu, Dik, maaf ya " 

Saat ini memori ingatan Alian benar - benar sedang buruk, bak vedio rusak yang di paksa diplay. Berputar -putar tak jelas. 

"Habi hehe Habi .. " guling dan dua boneka tadi di peluknya, diajak ngobrol selayaknya manusia sambil ketawa -ketawa. Sedetik berikutnya raut wajah Alian berubah. Sedih diselimuti rasa takut. "Hiks ... hiks ... maafkan Aku, maafkan Aku, Aku nggak mau kita cerai, jangan pergi! " parau Alian menggeleng- geleng cepat.

"Argh ..! Hiks hiks ... " Alian berteriak dan menangis histeris bersimpuh ke lantai.

"Pak Alian ... Ayok cepat! Siapkan suntikan pemenangnya " instruksi Dokter yang di tugaskan merawat Alian telah datang.

ISTRI SIRI SUAMIKU ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang