Makasih yang udah bacaaaaa 😭😭😭 maf baru cuap2 di part ini ( ga penting juga sih😅)
Ternyata banyak yg sayang sama bontotnya Oneus ya? Aku jadi semangat nulis. Makasih buat votenya juga.
Happy readiinggg 💜💜***
Setiap mimpi selalu terasa nyata. Setiap mimpi bagaikan dimensi lain yang menguras habis tenaga Dongju sehingga ia tidak punya lagi kekuatan untuk berpikir apalagi menjalani hari-hari dengan semangat membara seperti dulu. Setelah ibunya tewas di depan mata, Dongju selalu merasa yang hidup dalam dirinya saat ini hanyalah separuh. Setengahnya lagi mungkin ikut terbakar bersama abu sang ibu yang dia terbangkan di laut waktu itu. Keinginan Dongju menangkap siapa pembunuh ibunya pun harus terkubur dalam-dalam semenjak polisi menutup kasus tanpa alasan yang jelas. Mereka mencurigai beberapa orang tapi tidak pernah dipublikasikan, apalagi diusut sampai tuntas. Bahkan kepala divisi kriminal pun kabarnya mengundurkan diri karena merasa tidak mampu menyelesaikan masalah ini.
Lalu bagaimana Dongju bisa hidup dengan tenang sementara pembunuh itu masih bebas berkeliaran? Dia harus mengatasi trauma paska kejadian tragis dan sekarang dipaksa berjuang sendiri sambil terus menerus waswas dengan orang-orang di sekitarnya.
Dongju keluar dari toko serba ada dengan dua kantung belanjaan di tangan kanan dan kiri. Dia berjalan cepat beriringan dengan pejalan kaki lain menyusuri trotoar lalu masuk ke sebuah kawasan apartemen yang letaknya dua blok dari toko. Dengan tidak sabar, Dongju menekan bel beberapa kali sebelum akhirnya suara klik pada kenop pintu terdengar. Wajah Yoona terlihat kemudian, dia baru selesai mandi dan keramas.
"Lama banget sih lo, beli sampe ke arab?" tanya Yoona sambil meraih satu kantung plastik belanjaan dari tangan Dongju.
"Ngelamun di kasir, di atm, di jalan."
"Sinting."
"Tugas semester pendek ini bikin gue harus begadang selama beberapa hari. Lo nggak lihat nih, dark circle gue makin parah? Eh, bangsat!" Dongju tersentak kaget saat melihat sosok Dongwan yang keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk setengah badan.
"Heh, sopan dikit kenapa sih?"protes Yoona setengah berteriak.
"Apa?"Dongwan menatap polos dan merasa kelakuannya bukanlah kesalahan fatal.
"Eh, ini gue ganggu nggak, ya?" Pertanyaan Dongju sontak membuat Yoona melotot kaget.
"Duh jangan mikir macem-macem ya. Dia itu emang seneng ikut mandi di sini. Semua sampo, sabun bahkan sikat giginya udah berpindah tempat dari rumah ke apartemen gue. Benar-benar nyebelin emang."
"Kenapa lo nggak tinggal sama dia saja? Kalian kan udah lama pacaran," kata Dongju sambil mengeluarkan kudapan satu per satu dari dalam kantung.
"Lalu appa ngegorok leher gue gitu?" Yoona mendecih. "Gue datang ke kota bukan untuk ngeladenin laki-laki. Setiap bulan appa gue ngirim uang supaya bisa kuliah dan hidup dengan layak di sini. Masa iya gue enak-enak aja pacaran. Lo tahu kan kalau prinsip gue terlalu kuat untuk urusan ranjang."
"Gue Cuma nyaranin lo tinggal sama dia supaya lebih aman, bukan berarti kalian harus tidur bareng, lonte," sanggah Dongju.
"Auuhh... pake otak lo dikit Bro, lo itu polosnya kebangetan ya?"Yoona memukul kepala Dongju dengan ujung sendok.
"Lo takut hamil? Dia nggak akan merkosa lo kan?"
Lagi-lagi pertanyaan Dongju membuat dada temannya itu sesak. Dia lantas menangkupkan kedua telapak tangan seperti sedang berdoa.
"Kumohon Tuhan, selamatkan anak ini dari kesesatan dan kebodohan hidup."
Dongju tertawa. "Gue nggak bego-bego banget lah, Yoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanficSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...