(NOT) A BLESSED

131 19 0
                                    

"Masuk sana, biar aku yang bawa kopernya."

Juyeon meraih koper yang sedari tadi Dongju seret saat menaiki tangga menuju sebuah kamar sedang yang berada terpisah di belakang rumah utama.

"Sebentar Hyung." Dicengkramnya tangan Juyeon sebelum mereka masuk ke dalam.

Juyeon menatap Dongju yang kelihatan ragu.

"Kenapa lagi, Ju?"

"Aku... ini... aku pikir nggak usah. Tadi tuh aku cuma niat minjem uang Hyung buat sewa kamar motel."

Juyeon tersenyum sinis seperti menertawakan ide konyol Dongju. Dinyalakannya lampu ruangan, tanpa menggubris pemuda itu dia langsung masuk ke dalam.

"Hanya ada satu tempat tidur," tunjuk Juyeon. "Lemarinya sebelah sana. Besok akan aku suruh Pak Joo untuk melihat apa airnya masih berfungsi dengan baik atau nggak, terus ini nih pendingin sama penghangat ruangan."

Juyeon meletakkan koper Dongju di dekat kasur. Dia lalu membuka lemari kayu berwarna krem yang terletak di sudut dan mengeluarkan sepasang seprei dan sarung bantal.

"Aku rapihin tempat tidurnya dulu. Kamu mandi gih sana."

Dongju masih mematung. Bukannya pergi ke kamar mandi, dia malah memerhatikan bagaimana Juyeon dengan cekatan memasang seprei di kasur berukuran single tersebut.

"Agak berdebu sedikit, aku nggak tahu dimana bibi Han nyimpen vacuum cleanernya. Kamu nggak apa-apa kan tidur dengan keadaan seadanya dulu?" tanya Juyeon sambil tetap memasang sarung bantal.

"Aku nggak masalah. Udahlah, Hyung, biar aku beresin sendiri nanti."

Dongju menghampiri Juyeon dan meraih satu sarung bantal yang belum dipasangkan. Dengan cepat pria itu kembali merebutnya.

"Udah aku bilang sama aku aja ini sih, kamu sekarang mandi. Sebentar lagi bibi Han mau anter makanan untuk kita."

Meski merasa tidak enak, Dongju akhirnya menuruti suruhan Juyeon. Di luar hujan turun cukup deras dan saat ini tidak bisa Dongju jelaskan betapa dia sangat berterima kasih dengan kebaikan Tuhan yang mengirimnya seorang Lee Juyeon sebagai penolong. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya pria itu tidak pernah ia kenal.

Apa lo punya firasat soal ini, Yoon?

Pertanyaan itu tiba-tiba saja tercetus dalam hati Dongju saat dia menatap cermin kamar mandi yang menampilkan bayang wajah segarnya sehabis membersihkan diri.

Mungkinkah Yoona tahu kalau dia akan pergi meninggalkan dunia lebih cepat, dan dia ingin Dongju menemukan teman lain yang bisa ia andalkan manakala hal buruk terjadi. Tapi seharunya tidak semudah itu, kan? Maksudnya, Dongju sadar betul siapa Juyeon. Dia adalah sosok pria asing yang baru dikenal. Dongju rasanya harus sering-sering mengingatkan diri bahwa dia tidak boleh terlalu percaya pada siapa pun.

Perasaan gue aneh banget, Yoon. Kok bisa ya, gue nggak ngerasa khawatir sedikit pun setiap kali bareng sama dia? Dia kayak sosok yang... udah lama gue kenal.

Dongju mencengkram pinggiran wastafel sampai tangannya memutih, sambil menatapi tetesan air yang jatuh dari rambut. Apakah sebuah kesalahan kalau dia sampai ke tempat ini? Bagaimana kalau dia mengurungkan niat? Belum terlambat rasanya untuk kabur dan mencari tempat yang jauh lebih aman. Tapi dimana? Dan menemui siapa? Hari sudah makin larut, tubuhnya pun seperti remuk semua. Sendi di kaki dan tangannya mendadak linu juga pegal.

"Son Dongju." Terdengar suara Jungkook memanggil yang disertai ketukan pelan di pintu. "You okay?"

Dongju cepat tersadar dan menyahut. Saat pintu dibuka dilihatnya Juyeon juga sudah berganti pakaian dengan kaus dan celana yang lebih santai.

DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang