Moment hi touch sama oneus nanti pasti menyisakam jealousy buat aku yang ga tinggal di USA 😭😭😭
Its okay, my boys are so excited for that. Have fun USA moonnn 💜💜
Oh, and happy reading 🥰🥰🥰🐶🐶🐶
"Maksud lo ada yang pernah berusaha mengusut kasus kematian eomma gue?"Dongju menatap Geonhak lekat.
Pria itu mengangguk. Menarik dasinya hingga terlepas dan dia lempar ke sembarang arah. Rapat baru berakhir setelah tiga jam yang membosankan dan baru kali ini selama itu pikiran Geonhak lebih sering buyar kemana-mana. Dia berusaha memerhatikan berbagai macam presentasi, tapi pikirannya terus tertuju pada Dongju yang dia suruh untuk menunggu di ruang kerja.
Geonhak memberi isyarat pada Yeosang untuk mengecek satu jam sekali. Memastikan anak itu masih ada di sana dan akan tetap menunggunya sampai rapat selesai. Diam-diam Geonhak kesal sendiri. Dia benci jatuh cinta kalau harus merasa gelisah terus seperti ini.Sedikit demi sedikit pikirannya mulai terbagi. Dia tidak mampu lagi fokus pada apa yang biasa dia prioritaskan. Dongju benar-benar menciptakan distraksi yang nyata.
"Tapi dia nggak tinggal di Seoul sekarang. Setelah gagal sama penyelidikannya dia nyerah dan pulang kampung."
"Polisi?" tebak Dongju.
Geonhak mengangguk lagi. Dihempaskan bokongnya di atas sofa. Ada euforia yang aneh dalam dada Geonhak ketika melihat sorot mata Dongju yang berbinar penuh harap. Selain menjadi cucu dan direktur berprestasi juga menjadi kakak penuh pengertian, selama ini dia merasa belum pernah membahagiakan seseorang. Dan melihat harapan Dongju bangkit seperti ini, dia merasa berguna, dalam artian di luar sesuatu yang menjadi kewajibannya. Dia bersedia membantu anak itu sampai pembunuh ibunya tertangkap –kalau memungkingkan. Tiba-tiba saja dia ikut khawatir, karena tahu Dongju dalam keadaan tidak aman selama si tersangka masih bebas berkeliaran di luar sana.
"Emang lo yakin orang itu bakal ngomong sesuatu ke kita? Maksud gue ... mungkin nggak sih hidupnya sendiri lagi terancam bahaya, makanya dia pergi dari Seoul?"
"Kita nggak akan pernah tahu kalau kita belum datang ke sana, kan? Tapi saya yakin sih, orang itu bakal buka mulut kalau saya kasih sedikit stimulus supaya ngomong bener."
"Gue nggak tahu ya stimulus apa yang lo maksud, Tuan Kim." Dongju memutar bola matanya.
Mereka tertawa. Kali ini Dongju tidak menolak saat Geonhak menarik tubuhnya untuk merapat. Kedua orang itu melakukan kontak fisik ringan namun hangat seperti menyentuh, merangkul atau sekedar mengusap-usap lengan. Ruang kerja Geonhak sengaja dibuat temaram. Tirainya dibuka lebar-lebar sehingga menampakkan suasana kota Seoul di malam hari dari kejauhan.
"Kenapa lo mau ngelakuin ini buat gue?"tanya Dongju dengan suara yang semakin dibuat pelan.
"Kok masih lo-gue aja sih, manggilnya?"
"Nggak usah protes, gue nggak mungkin manggil-manggil lo sayang secepat itu," cibir Dongju.
"Emang kenapa? Masa udah_"
"Please deh, Geonhak. Nggak usah dibahas kalau abis gituan," pekiknya gemas.
"Sakit?"
"Apanya?"
"Pantat kamu."
"Sialan, sopan lo nanya begitu?"
Geonhak tertawa gemas. Dia mencubit lalu mengecup dagu Dongju yang disusul dorongan pelan atas tubuhnya.
"Jangan bercanda mulu lo, ini lagi ngebahas topik serius, juga."
"Habisnya kamu lucu banget sih. Kok bisa ya ada cowok yang cakep sekaligus cantik kayak kamu gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanfictionSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...