Mengandung 🌚🌚🌚 dengan takaran sedang 🙃🙃 be a wise reader okay?🌚🌚🌚
"Hyung..."
Dongju mendesah dengan suara berat.
"Yes, baby."
Bibir Geonhak menelusuri jengkal demi jengkal tubuh Dongju yang sudah tidak berpakaian. Tulang selangka, leher, dada dan perut Dongju yang permukaan kulitnya terasa dingin. Desahan pemuda itu terdengar putus-putus, dia hampir tidak tahu bagaimana cara bernapas dengan baik saatGeonhak menggigiti kulit perutnya. Tubuh Dongju menegang, punggungnya sedikit dilengkungkan saat Geonhak berjongkok dan melanjutkan manuver sampai ke paha. Dongju meremas rambut Dongju yang basah, menggigit bibir bawahnya sendiri dan memperhatikan bagaimana pria itu menikmati setiap lekuk tubuh Dongju seperti budak yang memuja tuannya.
Pinggul Dongju maju sedikit. Kejantannya sudah sangat mengeras sejak tadi tapi permainan Geonhak sengaja dibuat begitu lambat. Setiap inci dalam diri Dongju adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Dia ingin membuat anak itu berlatih sabar untuk melepaskan semua hasratnya yang pasti sudah sangat menggolak. Bukan tarik ulur, tapi keintiman saat penetrasi sangat penting. Mereka harus saling percaya bahwa setiap pihak akan memuaskan dan memenuhi keinginan satu sama lain.
"Hyung ..." panggil Dongju lagi.
"Kenapa sayang? Hmm?"
Dongju merunduk, mengamati dua mata kecil Geonhak yang sudah gelap. Dia meraih pipi pria itu, merengkuh wajahnya dan mencium bibir Geonhak demi meredakan gemetar di tubuh. Geonhak menutup ciuman singkat mereka dengan jilatan di bibir bawah Dongju yang merah alami.
"Nggak sabar, ya?" tanya Geonhak diselingi senyum mematikan. "Mau yang hard atau slow?"
"Jangan kasar-kasar, gue nggak suka," pinta Dongju.
"Fine puppy. As your wish."
Geonhak menjauhkan bibir mereka. Dia menyampirkan sebelah kaki Dongju ke atas pundaknya lalu mengusap-usap alat vital Dongju yang menegang penuh di depan wajahnya. Dongju tidak mampu mengalihkan arah mata dari Geonhak, dengan debaran bergemuruh di jantung dia menunggu pria itu melakukan sesuatu. Cengkraman jari-jemarinya yang lembut membuat lutut Dongju lemas hingga ia tidak yakin apakah ia bisa berdiri dengan satu kaki seperti itu sementara dia merasa siap ambruk kapan saja.
"Ngghh." Dongju bergumam keenakan. Matanya terpejam setengah, redup dan sayu.
Lidah Geonhak yang basah dan hangat menyapu lembut ujung penisnya. Membuat Dongju sedikit tersentak hingga terdengar erangan pelan. Cairan bening keluar sedikit, dinikmati oleh Geonhak sambil menatap ke arah Dongju yang terlihat seperti ingin menerkamnya dari atas sana.
"Sabar sayang," ucap pria itu lagi ketika dia merasa Dongju mendorong panggulnya sedikit agar masuk ke mulut Geonhak.
"Bacot," maki Dongju pelan. "Lo bener-bener seneng ya nyiksa gue gini."
"Panggil hyung atau kita berhenti aja."
Dongju memberengut. Dia sudah siap merajuk saat Geonhak tiba-tiba mulai mengulumnya.
"Ahhh .... ahhh... pelan-pelan Hyuuungg ..." rengek Dongju.
Geonhak tidak menuruti keinginan anak itu. Dia melumat habis seluruh otot Dongju yang mengeras dan membesar, merasakan setiap kulit dan urat-urat yang menonjol dalam mulutnya. Dongju mulai ribut. Erangannya semakin keras, antara menangis dan menjerit atau mendesah keenakan sudah tidak bisa dibedakan lagi. Tangan Dongju meraih kepala Geonhak, menahannya sementara dia sendiri bermanuver dengan ritme yang semakin lama semakin cepat. Geonhak menahan gerakan Dongju. Dengan isyarat mata pria itu meminta Dongju untuk tenang. Gerakan panggul Dongju lebih teratur setelah dia menarik napas banyak-banyak dan membiarkan Geonhak melumat habis kejantanannya di bawah sana. Pria itu terlihat lebih cepat belajar, Dongju membayangkan Geonhak yang membuka berbagai macam artikel soal hubungan sex. Sungguh sesuatu yang menggelikan. Semua teori-teori itu sekarang tidak ada satu pun yang bisa Dongju terapkan. Adrenalinnya sudah terbakar, menyulut seluruh nadi dan siap memutuskan setiap saraf.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanfictionSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...