DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)

THE FUCK?!

Tidak ada yang lebih membuat Dongju takut kecuali sebuah kejutan. Dia benci merasa terkaget-kaget atas suatu hal. Dia benci mendapati sesuatu yang tidak dia tahu apakah itu akan membuatnya senang, marah atau sedih. Kejutan pertama dia dapatkan ketika dia berumur tujuh tahun. Ayahnya tiba-tiba datang ke sekolah, menggunakan kostum badut kelinci dan bernyanyi lagu ulang tahun di tengah lapang, yang membuatnya menarik perhatian semua anak termasuk guru. Dongju merasa malu. Dia marah dan tidak mau bicara dengan ayahnya setelah sampai ke rumah.

Ironisnya itu adalah saat terakhir mereka bertemu, setelah itu Dongju tidak pernah tahu lagi kemana sang ayah pergi. Dia pun menghabiskan sisa masa remaja hanya tinggal berdua dengan ibunya. Dongju tidak pernah tahu berusaha mencaritahu cerita apapun soal pria yang dia anggap pengecut itu. Ada yang bilang ayahnya menjadi imigran di Selandia Baru, ada juga yang pernah melihatnya menjadi nelayan di pulau Jeju. Semua rumor itu datang silih berganti, menyakiti perasaan ibunya yang jatuh dalam penantian dan harapan.

Sampai akhirnya mereka berdua sepakat menganggap pria yang tak pernah lagi pulang bertahun-tahun itu telah mati. Dongju bahkan tidak melihat foto-foto apapun sebagai kenangan atau bukti bahwa ia memang pernah punya ayah.

Kejutan kedua terjadi ketika dia mulai menginjak sekolah menengah. Saat itu tiba-tiba saja dia dihadapkan pada kenyataan bahwa ibunya mungkin memiliki pekerjaan kotor di luar sana. Tetangga memang tidak banyak bersuara, tapi teman-teman sekolahnya menyebut Dongju sebagai anak pelacur simpanan. Selama ini yang Dongju tahu, sang ibu bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Dia kadang melakukan perawatan pribadi ke rumah-rumah pasien dan jelas hal itu tidak ada hubungannya dengan fakta bahwa perempuan itu mungkin bermain gila.

Kejutan ketiga, jelas ketika dia melihat sendiri ibunya dihabisi oleh sosok misterius yang selama ini masih menghantui Dongju bahkan mdalam sela-sela mimpinya yang hampir tidak pernah berubah. Semua ingatan itu ingin dia pindahkan, ke bagian mana dalam otaknya yang tidak pernah bisa menyimpan memori terlalu lama.

Kejutan terkini Dongju dapatkan saat dia bangun di –lagi-lagi- ranjang berukuran besar. Begitu mata Dongju terbuka, dia langsung dihadapkan pada pemandangan kota Seoul dari balik jendela besar. Langit masih belum biru sempurna. Dongju menggigil. Rasa dingin semakin terasa, menyelusup ke balik selimut, karena_

Dongju cepat terduduk. Pemuda itu bertelanjang dada dan kebingungan. Tangannya sontak menarik bagian seprai yang tipis untuk menutupi bagian atas tubuh. Dia mencari ke lantai, entah itu pakaian, atau celananya. Tidak ada. Dimana? Dimana seluruh bajunya tertanggal? Dimana sih ini? Ini bukan kamar profesor Lee Juyeon. Ini juga –dia bukan di kamarnya yang sempit. Tempat asing macam apa ini? Apa dia sedang bermimpi. Dongju menampar pipinya keras. Sakit dan perih langsung terasa. Dada Dongju berdebar. Gila. Kesalahan apa yang membuatnya sampai tidur dalam keadaan telanjang dan...

Dongju semakin syok saat ia merasakan cairan basah juga kental menetes pelan di selangkangan begitu ia berdiri.

Dengan panik dia melihat sekeliling, mencoba mengabaikan cairan itu demi menelisik dimana dia sekarang. Kamar siapa ini? Jauh lebih luas dan mewah dari milik Juyeon. Tunggu.

Shit. Shit. Shit!

Geonhak?

Otaknya melakukan kilas balik. Ada cuplikan adegan-adegan tadi malam. Membuat kepala Dongju berputar dan rasa mual langsung menjeluak dari dalam perut. Sialnya, yang paling jelas dalam kerjapan memori pengingat Dongju adalah penampakan Geonhak tanpa sehelai baju, Geonhak yang duduk di atasnya, Geonhak yang menggigit bibir bawahnya saat Dongju mengulum aset pria itu, Geonhak yang mengerang susul menyusul dengannya sehingga suara mereka semalaman memecah hening yang mengudara.

Amigdala Dongju enggan dikendalikan. Rasa cemas, takut, dan marah sekarang bercampur. Tidak ada yang mau diposisikan dalam ketenangan untuk memberi kesempatan otaknya berpikir jernih.