Acara makan malam yang membosankan. Namun entah mengapa Tuan Kim terlihat sangat bahagia berbicara dan menceritakan banyak hal pada Tuan Park dan istrinya. Geonhak tidak pernah mendengar tawa sang kakek selepas dan sebahagia itu dalam beberapa kurun waktu terakhir. Semenjak pensiun, kakeknya lebih sering menghabiskan waktu sendiri. Ya paling ditemani oleh sang asisten yang masih setia melayani dan mengikuti Tuan Park pergi memancing, menengok perkebunan, menonton pacuan kuda, atau berburu koleksi barang antik. Pria tua itu hampir tidak pernah lagi melibatkan diri dalam lingkup sosial entah itu berkumpul dengan teman lama, atau mencari partner baru.
Malam ini Tuan Park antusias membicarkan soal memori masa lalu dengan Tuan Kim. Sementara Geonhak berusaha mengikuti ritme suasana yang membuatnya gelisah karena pikiran Geonhak sama sekali tidak hadir di ruang makan itu. Di sampingnya, Hyeji bersikap lebih terampil. Dia sudah mengakrabkan diri sejak datang dan berkenalan dengan Geonhak. Tidak heran. Bagi public figure seperti Hyeji, beramah tamah dengan orang asing jelas permainan yang biasa.
"Ini enak, pasti resep keluarga ya?" Hyeji menunjuk sisa potongan daging ikan yang dimasak menyerupai sup dengan bumbu rempah. Kuku-kuku palsunya yang berwarna nude terang berkilauan ditimpa cahaya lampu Kristal di atas mereka.
Geonhak mengangguk. "Itu resep rahasia nenek, Cuma bibi pengasuh aja yang bisa masak dengan rasa sama persis."
"Pantesan," angguk Hyeji. "Aku seneng kuliner. Dalam, luar negeri, kayaknya udah nggak keitung deh restoran yang aku datangi. Tapi emang yang namanya masakan rumah itu nggak akan ada yang bisa ngalahin."
Ada kemajuan. Sepanjang durasi makan malam mereka, itu adalah percakapan terpanjang di antara keduanya. Hyeji jelas sempurna. Geonhak mengakui itu. Dia cantik, bersinar, bahkan bertemu dengannya secara langsung menambah kesan-kesan lain yang membuat dia seperti berlian dalam kotak kaca. Misal rambut Hyeji yang ternyata lebih berkilau, atau suara tawanya yang renyah dan hangat, atau kesan ramah juga lembut yang sangat jauh berbeda dari apa yang beberapa kali Geonhak lihat di acara tv. Kakek terus memaksa Geonhak untuk menonton dulu beberapa drama Hyeji sebelum mereka bertemu. Katanya, paling tidak Geonhak tahu harus memilih topik apa kalau berbicara dengan perempuan itu.
Ya tapi percuma juga. Buktinya Geonhak hampir tidak mampu berpikir tentang kalimat-kalimat basa-basi atau daftar pertanyaan.
Tuan Kim melirik ke arah mereka.
"Hyeji, kamu masih ada acara-acara syuting?"
Hyeji sontak menoleh. Kepalanya mengangguk cepat.
"Iya Kek, masih ada beberapa program kerja sampai bulan depan termasuk jadi juri Miss World. Jadi aku kayaknya bakal jarang ada di Korea."
"Waduh, bagaimana nih? Geonhak kalau ditinggal-tinggal begitu, nanti jadi nakal," seloroh Tuan Kim yang disusul delikan mata Geonhak.
Tuan Kim tidak peduli.
"Kalau tunangan dulu bagaimana? Biar sama-sama tenang."
"Ya ampun Kek, buru-buru amat. Aku sama Geonhak aja belum ngobrol banyak loh. Masih banyak yang harus dipelajari," tukas Hyeji.
"Betul itu, kalau kami sih, santai saja lah. Hyung juga tidak akan mati duluan, kan?" canda Tuan Park.
Tuan Kim ikut tertawa. "Biar ada kepastian."
"Tenang, Kim Jungwoo. Anakku tahu mana yang baik dan tidak. Ibarat kata, Geonhak ini seperti skrip drama terbaru. Harus dipelajari betul-betul supaya nanti lancar menjalankan peran sebagai istri."
"Haduuuhhh, bisa saja. Anak muda jaman sekarang kan berbeda sama dulu. Mereka terlalu banyak macam-macamnya."
"Jangan terlalu kolot Hyung, lagipula anak-anak kita punya tanggung jawab. Mereka pasti tahu cara menjaga diri dan nama baik keluarga."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanficSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...