"Lo yakin ini tempatnya?" Dongju melihat sekeliling kawasan pemukiman warga yang sepi itu.
"Sesuai arah dan alamat yang dikasih sama Yeosang." Geonhak menyamakan catatan dengan nomor rumah di salah satu pintu.
Desa itu kelihatan sepi. Mungkin warganya sedang menjalankan aktifitas di kebun atau pinggir laut. Dongju menengadah, melihat langit yang berangsur mendung. Dia tidak tahu apa keputusannya datang kemari sudah tepat atau belum. Tapi firasatnya mengatakan bahwa ini adalah waktu yang telah ia tunggu-tunggu.
"Bener yang ini sih," tunjuk Geonhak pada sebuah pintu kayu. Lalu tanpa ragu pria itu mengetuk pintunya beberapa kali. Mereka menunggu namun tidak ada jawaban.
"Lagi kerja kali,"tebak Dongju.
"Dia pengangguran," sahut Geonhak yakin. "Hidupnya disokong penghasilan dua anak laki-laki yang kerja di Busan sebagai dokter klinik."
"Wah Kim Geonhak, lo bener-bener nyeremin," decak Dongju tidak percaya.
Geonhak bergedik.
"Kita harus mengantisipasi segala sesuatu, termasuk kemungkinan dia orang jahat yang nggak kita harapkan bakal kita temui."
"Terus hasilnya?"
"He's fine. Paling nggak dia bukan tipe orang yang selalu bawa-bawa senjata di balik jaketnya."
Pria itu tersenyum sekilas sebelum kembali mengetuki pintu rumah itu.
"Mungkin dia ke ladang," ucap Dongju sambil melihat ke sela tembok pembatas.
"Siapa kalian?"
Dongju sampai terhuyung ke belakang saking kagetnya mendengar suara seorang pria. Dia dan Geonhak berbalik dan melihat laki-laki paruh baya menatap ke arah mereka penuh selidik. Dongju segera membungkukkan badannya dalam-dalam.
"Selamat siang, Pak. Maaf ini_"
"Kami sedang mencari seseorang yang bernama Jang Woo Hyeok," kata Geonhak. Matanya memicing saat pria itu mendekati mereka.
"Ada apa kalian mencari saya?"
Bibir Dongju ternganga. "Kami..."
Geonhak menahan tubuh Dongju yang hampir saja tersandung anak tangga.
"Bisa kita bicara sebentar? Ini terkait kasus kematian nyonya Han Jung Myo lima tahun lalu." Geonhak menerangkan sambil melihat reaksi tuan Jang.
Rahang pria itu mengeras. Dia memandangi Geonhak dan Dongju bergantian sebelum akhirnya mengangguk samar dan mempersilahkan mereka masuk. Keduanya mengekor, melangkahkan kaki ke sebuah rumah suburban yang memiliki sedikit halaman dengan area memanjang membentuk huruf L. Mereka dipersilahkan masuk lewat ambang pintu yang membuat kepala Geonhak sedikit terantuk.
"Duduklah dulu, saya akan siapkan minum," tunjuk tuan Woo pada ruang tengahnya yang tidak banyak barang. Hanya meja kecil di lantai dan sebuah televisi model lama. Dongju memerhatikan pria itu berkutat di dapur menyiapkan minuman untuk keduanya.
"Anda tinggal sendiri?" tanya Geonhak yang tidak bisa menahan rasa penasaran semenjak ia menangkap suasana sepi di situ.
"Iya," Tuan Woo mengangguk sambil tetap memunggungi. Dia mengaduk cangkir kedua lalu membawa nampan berisi teh hijau hangat itu ke hadapan Geonhak dan Dongju.
"Istri saya sudah meninggal setahun lalu, dia terkena serangan jantung ketika sedang memanen bawang di ladang."
Tuan Woo duduk bersila, mengamati pasangan itu lekat-lekat.
"Jadi ... kamu Son Dongju? Putra Nyonya Han?" tanya tuan Woo.
Dongju mengangguk gugup.
"Bapak ... tahu kami akan datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanficSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...