CURTAIN UP

126 19 6
                                    

Dongju seperti mengalami deja vu pagi ini. Saat ia memasuki gerbang kampus, beberapa pasang mata langsung terarah padanya. Mereka yang sedang mengobrol, berjalan melintas, berkumpul dalam satu kelompok, semuanya seketika memperhatikan. Dongju melirik ke kiri dan kanan. Menundukkan sedikit wajahnya untuk menutupi rasa canggung sekaligus bingung. Sumpah demi Tuhan dia pernah merasakan ketidaknyamanan yang seperti ini dan entah mengapa harus kembali terjadi.

Dongju terperanjat saat seseorang menarik tubuhnya tiba-tiba. Membawa mereka berbelok ke taman kecil di belakang kampus yang masih sepi. Belum ada kumpulan mahasiswa yang biasa mengerjakan tugas dan bersantai-santai di sana.

"Hyunjin,"Dongju terengah setelah mereka berjalan cukup jauh.

Hyunjin berbalik. Dia membuka tudung hoddienya lalu menatap ke arah Dongju dengan cemas.

"Lo kenapa deh?" Mata Dongju bergerak cepat. Berusaha fokus pada ekspresi wajah Hyunjin.

"Lihat nih!"

Hyunjin menyerahkan selebaran. Poster dengan warna tulisan huruf yang sama seperti sebelumnya.

KALIAN MASIH TIDAK PERCAYA KALAU PEMBUNUH ITU ADA DI SEKITAR? SON DONGJU PASTI PAHAM SITUASINYA. LEBIH BAIK SENDIRI DARI PADA ADA YANG HARUS MATI.

Dongju membaca setiap kata dalam kertas itu dengan perasaan tertekan. Keringat dingin langsung membasahi kening dan leher.

"Ju, ini nggak bisa dibiarin, udah masuk ranah pencemaran nama baik."

"Lo dapet ini darimana? Ini ... masa sih orang kampus?" Suara Dongju berdecit.

"Gue lihat udah dipajang di mading, malah kayaknya lebih banyak dan sengaja disimpen di beberapa tempat lain yang gampang ditemuin mahasiswa." Hyunjin memerhatikan Dongju. Pemuda itu terlihat sangat bingung sekaligus ketakutan.

"Gue harus gimana?" Dongju menelan ludah. Sesak di dadanya terasa begitu menghimpit.

"Mungkin sebaiknya untuk sementara lo jangan datang ke kampus Ju, sampai situasi berangsur pulih."

"Kalau gue menghindar, itu artinya gue membenarkan pernyataan ini. Lo bener-bener nggak tahu siapa yang nyebarin? Atau lo lihat seseorang yan mencurigakan mungkin?"

Hyunjin menggeleng lemah. Dia tidak sempat menganalisis sampai sejauh itu tentang pelaku teror ini.

Mata Dongju menyipit. "Oke, tapi apa tujuannya? Gue nggak pernah ngerugiin orang lain, gue juga nggak punya musuh. Masalah gue sama pimpinan Kim Properti juga beres kok. Apa sih sebernya yang orang ini mau dari gue?"

"Denger,Ju." Hyunjin mencengkram kedua bahu Dongju. "Ini semua belum tentu mengarah ke lo. Kita masih harus mengikuti perkembangan kasusnya, kan?"

Dongju menggeleng keras. "Lo nggak sadar, Hyun? Ini sebuah teror! Dan... kenapa lo masih di sini? Bukannya gue udah memperingatkan elo untuk_"

"Dongju!"

Dongju dan Hyunjin langsung berbalik saat Sora menghampiri. Dia terengah, menatap Hyunjin dan Dongju bergantian.

"Ternyata kalian ada di sini, gue cari kemana-mana. Gue teleponin juga." Suara Sora terputus-putus. Dia menarik napas sambil membungkukkan tubuh.

"Ada apaan?" tanya Hyunjin.

"Wakil rektor nyuruh gue untuk nyari kalian berdua."

Tatap mata Sora yang penuh kecemasan membuat derap jantung Dongju semakin berlari kencang.

"Mungkin Cuma gue." Dongju hendak pergi tapi Sora menghalangi langkahnya.

"Enggak, Ju. Kalian berdua."

DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang