Beberapa asisten rumah tangga sudah menyiapkan piring-piring berisi menu sarapan lengkap. Ada makanan wajib seperti gyeran mari alias telur dadar yang berisi aneka sayur ditambah rumput laut, kimchi, sup bean sprout dan tofu. Geonhak duduk dengan khidmat sambil memandangi Aera yang masih asyik memainkan gawai. Mereka sedang menunggu kedatangan kakeknya.
"Jadi kapan lo bakal cariin gue tempat tinggal sendiri?" tanya Aera tiba-tiba. Dia belum mandi. Masih dengan kimono berbahan satin yang menutupi gaun malam dan rambut di roll sana sini.
"Lagi gue siapin. Nyari yang paling aman," ujar Geonhak. Seorang asisten rumah tangga menuangkan jus jeruk ke dalam gelas di sampingnya.
"Yang aman itu apa sekelas suit kondominium di tengah Gangnam?"
"Mimpi lo," Geonhak tersenyum sinis. Membuat binar harap di mata adiknya langsung lenyap.
"Euuhh brengsek lo emang, Geonhak!" Dia mengerang lagi. Manja dan kesal yang menggemaskan.
"Percuma aja lo ngerengek."
"Gue udah berbaik hati setuju kerja di... apa itu istilahnya? Program pemandirian? Oke, itu aja udah cukup konyol, sialan. Lo licik banget sih. Lo bilang lo nggak bemaksud tega sama gue. Such a bullshit. Lo mau ngejadiin gue orang susah apa gimana? Lo nggak pernah kan kayak gini sama diri lo sendiri? Terus kenapa gue harus ngalamin hal yang sama sekali nggak pantes buat gue?"
"Lo lupa kalau gue pernah jadi sales?"
"Gue nggak mau tahu. Pokoknya tempat tinggal gue nanti kudu sama enaknya sama rumah ini."
"No way. Seharusnya lo bersyukur karena udah gue kasih kesempatan buat nyari jati diri lo dan ketemu orang-orang yang lebih tulus mau temenan sama lo."
"Elo tuh yang terlalu ngada-ngada," tukas Aera kesal.
"Kenapa kalian bertengkar di depan makanan?" tanya kakek mereka yang sudah ada di kursi paling ujung dan duduk dengan sikap tegap.
"Tehnya Tuan," ucap kepala rumah tangga yang bertugas mengatur semua keperluan di rumah itu.
Kim Jung Woo hanya mengangguk samar. Setelah para asisten itu pergi, mereka bertiga mulai makan.
"Kamu sudah mendatangi rumah Tuan Hae Jin?" tanya tuan Jung Woo pada Geonhak.
"Aku belum punya waktu, Kek."
"Rasanya aku sudah meminta Yeosang supaya jadwalmu dikosongkan, masa sih dia lupa?"
"Enggak," geleng Geonhak. "Anak itu beberapa kali mengingatkan. Hanya aku saja yang belum mau."
Tuan Jung Woo sampai memelankan kunyahan dalam mulutnya sembari menatapi Geonhak.
"Usia kamu ini tidak lagi muda. Sudah saatnya kamu menikah dan hidup dengan masa depan yang lebih terarah. Keluarga kan tujuan utama, kenapa kita harus berjuang dan meraih sesuatu dalam hidup."
"Dia itu jangankan nyari istri, kencan aja nggak pernah," celetuk Aera tiba-tiba. "Aku kadang nggak habis pikir deh, Kek, jangan-jangan dia gay?"
Kakeknya langsung melirik dengan sorot mata tajam, tapi Aera tidak peduli. Dia tetap menikmati kunyahan nasi di mulutnya tanpa ada rasa takut pada aura menyeramkan pria tua itu.
"Lebih baik Kakek nyuruh Oppaku tersayang ini cariin apartemen yang bagus untuk aku tinggali di luar sana. Nyari uang sendiri harus ada kompensasinya dong."
"Kakakmu sudah menyiapkan semua yang kamu butuhkan, jangan khawatir."
"Tapi itu nggak termasuk tempat tinggal yang setara sama rumah kita, Kek. Kalau gitu aku nggak akan pindah kemana pun," protes Aera lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅)
FanfictionSon Dongju berusaha mencari kebenaran atas kematian ibunya, tapi saat bertemu Kim Geonhak, dia justru menemukan hal lain yang lebih menarik dan mampu mendistraksi semua rencana yang telah ia susun untuk menemukan sang pembunuh. Bersama Kim Geonhak...