ITS SO ANNOYING

108 14 1
                                    

Dongju membuka lemari es. Diambilnya sebotol air dingin yang langsung dia minum tanpa memakai gelas. Dia melirik sekilas ke arah Geonhak. Pria itu sedang mengerjakan sesuatu di ruang tengah. Wajahnya begitu serius menatapi layar laptop sambil sesekali membolak balik berkas. Hari ini Dongju sengaja bangun lebih siang. Dia tiba-tiba saja merasa kesal karena seharusnya dia sekarang sudah berada dalam bis, pergi ke kawasan pegunungan dengan teman-temannya untuk mengikuti acara kemping, dan menciptakan sebuah kenangan tentang kehidupan bersosial yang indah. Sambil menyeret langkah dengan gerakan malas, Dongju berjalan menuju jendela besar lalu membuka tirai hingga seluruh cahaya matahari masuk menyinari setiap sudut ruangan.

"Puppy, udah bangun?" tanya Geonhak.

"Hmm."

Dongju memerhatikan pemandangan kota Seoul. Dia merasa terlalu banyak hal yang dilewati olehnya setelah kematian sang ibu. Masa muda Dongju seperti rangkaian iklan. Mereka hanya bisa dinikmati sejenak, sebelum akhirnya dia harus kembali pada kenyataan bahwa hidupnya sudah lama sekali kacau. Dia bukan antisosial, tapi dia bahkan tidak mempunyai teman yang bisa diajak bersenang-senang.

Dongju berbalik. Membawa rasa penasaran, dihampiri olehnya Geonhak yang sibuk mengetik sesuatu pada sebuah tabel berisi angka-angka.

"Nggak di kantor nggak di sini, ada aja kerjaan lo," komentar Dongju.

Geonhak menengadah. Dia tersenyum lalu menarik Dongju ke atas pangkuan. Dielus-elus oleh Geonhak perut Dongju dari balik kaus longgar yang ia kenakan.

"Biasalah, laporan ekstra. Masih mending saya kerjain di apart, biasanya saya sampe harus ke kantor juga."

"Kalau sampe lo pergi, gue gebuk ginjal lo."

Geonhak tertawa geli. "Ini kenapa sih, pagi-pagi kok udah sensian, hmm?"

"Mau gangguin elo seharian pokoknya."

"Loh kok gitu?"

"Abisan gue kesel."

"Iya keselnya kenapa, sayang?"

Dongju tidak menjawab. Dia malah ikutan memandangi layar laptop yang berwarna warni dari bagan-bagan kolom di setiap garis.

"Puppy mau sarapan apa? Saya masakin."

"Lo udah sarapan?"

"Udah sih tadi."

"Kok nggak nungguin gue?"

"Kamu nyenyak banget tidurnya, saya nggak tega bangunin. Saya kan kebiasaan sarapan pasti pagi, habis jogging."

"Males makan sendiri."

"Kan saya temenin."

Dongju menyandarkan tubuh, merangkul pundak Geonhak dan menguncinya dengan tautan jari.

"Gendong."

"Astaga, Ju."

"Males jalan," rengek Dongju.

Geonhak sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia menahan diri untuk tidak mentertawakan Dongju saat sedang manja seperti itu. Dibopongnya Dongju sampai ke ruang makan, lalu ia dudukkan ke atas kursi.

"Mau minum apa? Susu? Kopi?"

Dongju menggeleng keras. "Jus apel."

"Oke siap. Makannya? Nasi goreng?"

"Enggak. Nasi goreng bikin lo emosian. Ntar ujung-ujungnya berantem."

"Loh, itu kan karena kamunya yang suka ngeyel kalau dibilangin."

"Nah? Belum apa-apa nih, baru rencana makan, udah ngomel aja,"

Geonhak sampai mengerutkan hidung saking tidak tahu harus bereaksi seperti apa lagi terhadap sikap menyebalkan Dongju yang sedang kumat.

DELUSIONAL MR.KIM || Leedo 🔞⚠️ (COMPLETED✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang