Jam pelajaran Indonesia sudah usai, tetapi Arasya memutuskan untuk meninggalkan kelas karena ingin buang air kecil.
Setelah sampai di perbatasan toilet wanita dengan laki-laki, Arasya sedikit tertegun. Dia melihat toilet laki-laki dipenuhi oleh anggota geng Harlubis.
Geng Harlubis memang sebanyak itu. Wajar apabila Geova ketakutan saat Rafael ingin menggoda Arasya di dekat Alvarios. Nyawa dua laki-laki menyebalkan itu bisa dalam bahaya.
"Wih, rame amat!" sapa Arasya pada anak geng Harlubis.
Beberapa orang langsung menoleh ketika melihat ratu geng tersebut sudah datang. Sayangnya, Habibi tidak ada di sana karena sedang ada diskusi penting.
"Wih, ceweknya Alvarios datang!" sorak seorang anggota.
"Jangan ganggu, heh! Tuh, Alvarios udah mau marah," timpal anggota lainnya.
Anggota berambut keriting menepuk pundak Alvarios sambil berkata, "Santai aja! Kami setia. Jangankan rebut cewek lo, mau melirik Arasya aja ... kami harus pikir dua kali."
Alvarios terkekeh. "Good boy!" pujinya sambil berjalan mendekati Arasya.
Pada saat itu, Arasya memang menjaga jarak dengan semua laki-laki, termasuk Alvarios. Toh, dia memang tidak pernah menggoda orang sembarangan, mungkin hanya menggoda Habibi dan Alvarios.
Beruntungnya, Habibi dan Alvarios menganggap godaan Arasya sebagai candaan semata. Karena dia tahu, tidak semua laki-laksemua laki-laki itu tidak sama. Dia beruntung karena bertemu dengan Habibi serta Alvarios.
"Masih belajar, 'kan?" tanya Alvarios, "terus, ngapain ke sini?"
"Gue mau ke toilet," jawab Arasya sambil mengamati beberapa orang, "mereka itu masuk kelas siang, 'kan? Kok udah datang semua?"
"Sengaja, pengen lihat cewek cantik," jawab Alvarios dengan begitu asal.
"Siapa? Gue?" tanya Arasya dengan ekspresi penasaran karena Alvarios terus menatap wajahnya.
Alvarios mengangguk dengan senyum tipisnya. "Geng Harlubis bertambah banyak. Ada yang pengen keren-kerenan, ada juga yang pengen lihat ratu Harlubis."
"Ah, udah, ah!" timpal Arasya dengan senyum malu-malu, "gue mau ke toilet dulu. Awas kalo nanti latihan bela dirinya main-main! Pokoknya, lo harus bisa mengharumkan nama kampus lewat akademik maupun non akademik!"
"Iya, bawel!" ejek Alvarios.
Laki-laki rupawan ini tersenyum bahagia sampai membuat gigi-gigi putih terlihat. Setelah mengacak-acak rambut Arasya, Alvarios pun kembali bergabung dengan tim bela diri yang berisi geng Harlubis.
Ketika berada di depan wastafel, Arasya langsung cuci muka lalu bercermin. Dia masih membayangkan seseorang, padahal orang itu ada di luar ruangan toilet.
Arasya mengeluarkan sebuah lipstik lalu memakainya. Dia tidak takut ditegur siapa pun. Toh, dia hanya memakai lipstik secara tipis.
"Lihat hidupku, penuh dengan buaya."
Arasya malah sibuk bernyanyi dan lupa bahwa sebentar lagi, dosen yang lainnya akan segera masuk kelas.
"Ada yang baik, dan ada yang setan," lanjut Arasya sambil tersenyum manis, "setiap hari, gombal hobinya—"
"Uhuk! Uhuk!"
Ketika Arasya sibuk bersenandung di kamar mandi, seseorang di belakang tubuhnya malah batuk hingga membuat Arasya terkejut bukan main.
"Ehh, copot! Copot!" teriak Arasya saat menatap sumber suara.
"Yang seharusnya kaget itu gue!" rutuk orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)
Teen FictionSeorang primadona bar-bar bernama Arasya Levi Maheswari berada dalam ancaman besar setelah masuk ke dalam kampus elit, kampus yang penuh skandal. Masalah berlanjut ketika seorang dosen mencintainya dan memaksa untuk jadi istri kedua. Di lain sisi...