47. Perebutan dua lelaki.

467 6 0
                                    

Keesokan harinya ....

Debu-debu lantai beterbangan ketika primadona kampus sedang berjalan ke arah kelas. Di sela-sela kesibukannya, Araysa memang selalu mengecek keadaan kelas.

Saat tahu kalau kelasnya sudah sepi, dia pun berjalan menuju bangku kesayangan. Di kolong meja, Arasya meraih banyak coklat. Itu adalah pemberian dari fans rahasia dan setiap hari selalu memenuhi kolong mejanya.

"Haduh, perasaan gue taruh tugasnya di kolong meja," dumel Arasya dengan wajah cemberut.

"Jangan lupa di makan coklatnya!" pinta seseorang.

Suara itu terdengar amat merdu. Memecah kesunyian dan menggema di telinga sang primadona. Bibir Arasya mengembang bak sudah mengenali sosok di balik suara tadi.

Tanpa basa-basi, Arasya langsung menoleh. Dua mata indah saling bertemu, melirik satu sama lain tanpa batasan. Waktu pun seakan berhenti, tidak mau mengganggu dua sejoli itu.

"Halo, Baby!" sapa Arasya sambil mengikis jarak di antara mereka.

"Jangan lupa dimakan! Semua coklat itu dari gue," pinta Alvarios dari jarak dekat.

Jarak mereka tersisa beberapa centi saja. Entahlah. Sepertinya Alvarios sengaja membiarkan napasnya dirasakan oleh Arasya.

"Terus, semua coklat dari fans gue ditaruh ke mana?" timpal Arasya dengan penuh percaya diri.

"Gue buang!" balas Alvarios dengan tatapan sinis.

Jari telunjuk Alvarios menunjuk tong sampah di pojok ruangan. Arasya pun menoleh lalu tersentak kaget. Dia melihat tong sampah baru yang penuh oleh coklat.

Coklat yang dibuang oleh Alvarios bukan hanya satu, melainkan puluhan. Ini gila! Alvarios itu sangat bucin sampai tidak rela ada yang memberikan kado, selain dirinya.

"Heh, coklatnya sayang banget!" gumam Arasya sambil berjalan ke arah tong sampah.

Sebelum meraih coklat-coklat itu, Alvarios segera menarik pergelangan tangan Arasya.

"Udah, jangan dipungut!" perintah Alvarios.

"Coklatnya kenapa dibuang? Itu sayang banget, oneng! Harga mahal semua."

"Kenapa? Masih kurang?"

"Coklat dari lo udah banyak, tapi—"

"Mau coklat lagi?"

"Cukup, jangan ditambah lagi!" perintah Arasya sambil memajukan bibirnya.

Meskipun diganti oleh coklat baru, Arasya merasa kurang puas dan bersedih. Di luar sana, banyak yang ingin makan sesuatu. Namun, Alvarios malah membuang semua coklat yang diberikan dari fans-nya.

"Kenapa cemberut? Mau gue borong pabrik coklatnya?" tawar Alvarios dengan cengkok serius.

Arasya menoleh sambil terkekeh pelan. "Hahaha ... nggak usah, terima kasih!"

Menatap pasangannya terkekeh, Alvarios pun membalas dengan cara tersenyum hangat. Kejadian ini terlihat sangat manis karena si pengganggu bernama Habibi tidak ada di sana.

Tangan kanan Alvarios mengeluarkan tas, kemudian memasukan coklat-coklat itu. Setelahnya, dia menyodorkan tas berisi puluhan coklat itu.

Arasya meraih tas tersebut dengan senang hati. Bahkan, bibirnya tidak berhenti tersenyum.

"Jangan lupa dimakan coklatnya!"

"Gimana kalau gue enggak mau?"

"Nurut sama gue!" sela Alvarios.

SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang