Keesokan harinya ....
Ketika menyusuri lorong kelas, Arasya sempat menoleh ke kanan dan kiri. Rambut terurai dan pakaian dominan warna hitam. Hobi sekali menjadi diri sendiri.
Kali ini, ada yang berbeda. Setiap orang yang berpapasan seakan memberi tatapan sinis. Tidak adalagi tatapan kagum. Arasya pun berhenti melangkah saat semua orang sedang berbisik, menggibahkan dirinya.
"Dia yang menggoda, kenapa malah Bapak Roni yang di penjara?"
"Iya, pakaiannya aja terlihat seperti penggoda."
"Masa dosen berwibawa mau sama dia?"
"Cantik, sih, tapi perusuh."
"Gara-gara dia, anak sama istri Pak Roni terlantar."
"Gara-gara dia, nama kampus kita tercemar lagi."
Semakin jauh melangkah, kalimat tadi terdengar semakin pedas dan menusuk. Arasya tidak menjawab karena namanya tidak disebut. Namun, hatinya jelas sedih.
"Oh, jadi ini yang namanya Arasya?"
"Gara-gara dia, dosen kesayangan kita masuk jeruji besi."
"Semoga aja dihukum 2 tahun penjara doang."
"Aaamiin ... semoga gak dipenjara lama. Yang salah itu dia, bukan Pak Roni."
"Cih! Wanita macam apa dia.."
Langkah gontai seakan melambangkan semuanya. Angin hari ini terasa kurang bersahabat, bahkan rintik hujan yang jatuh di luar, tidak mampu melukiskan rasa sedih dalam hatinya.
Kedua kakinya melangkah pelan ke arah bayang sepi. Dia mendekati toilet untuk mencuci pipi dari sisa air mata. Sebelum sampai di toilet, dia berpapasan dengan kedua pasang mata. Itu adalah Geova dan Hamzah.
Senior serta juniornya berdiri tegap sambil bersenda gurau. Sesekali saling pukul sebagai bentuk candaan. Gadis cantik ini tidak bisa melewati mereka dalam keadaan menangis. Bisa-bisa harga dirinya jatuh.
"Kak Arasya!" sapa Hamzah dengan nada ramah.
Sikap ramah tersebut membuatnya semakin canggung. Arasya semakin malas pergi ke toilet.
"Mau ke mana, Kak?" tanya Hamzah.
"Halo, Arasya Levi Maheswari. Cantik bener, mau ke mana?" goda Geova.
"Saya tanya, lho ... kenapa diam aja, Kak?" Hamzah berjalan mendekat.
"Mau menggoda dosen yang lain, ya?" tanya Geova.
Arasya menoleh, tetapi tidak menjawab. Sorot matanya cukup tajam dan menusuk, pertanda tidak suka didekati.
"Berisik, Senior!" desis Arasya.
"Kok malah bilang gitu, Kak? Enggak suka didekati bujangan, ya?" sindir Hamzah.
Geova tersenyum meledek. "Dia itu lebih suka didekati om-om."
"BISA DIEM ENGGAK!" sentak Arasya.
"Kenapa kita harus diam?"
"Kalian merusak pendengaran gue!" keluh Arasya.
"Cium dulu kalau mau kita diam," goda Hamzah.
"Najis!" hardik Arasya sembari balik badan.
"Jangan pergi menjauh, Kak! Kami butuh teman tidur," pinta Hamzah sambil memegangi tangan Arasya.
Arasya segera menepis tangan Hamzah. "Jangan asal sentuh, sialan!"
"Cewek kok kasar? Gak sopan!" desis Geova.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)
Teen FictionSeorang primadona bar-bar bernama Arasya Levi Maheswari berada dalam ancaman besar setelah masuk ke dalam kampus elit, kampus yang penuh skandal. Masalah berlanjut ketika seorang dosen mencintainya dan memaksa untuk jadi istri kedua. Di lain sisi...