Alvarios mengeluarkan sapu tangan dari saku celana, kemudian menyodorkannya pada Arasya. "Sebelum gue kembali, jangan ke mana-mana!"
Gadis ini mendongak lalu menerima sapu tangan tersebut. "Terima kasih," ucapnya sambil menyeka air mata.
Setelah tersenyum tipis, Alvarios langsung berjalan menuju toilet. Di dalam toilet, dia melihat Geova sedang berlari mendekat. Namun, anggota geng Harlubis menengkas kakinya.
Bruk!
Tubuh Geova ambruk dan posisi kepalanya hampir menyentuh kaki Alvarios. Mohon ampun, hanya itu yang bisa dilakukan kalau tidak mau habis dikeroyok anak geng Harlubis.
"Alvarios, maafin gue! Gue bersumpah gak akan bertindak bodoh lagi!" ungkap Geova sambil merangkak menuju kaki Alvarios.
Alvarios segera mundur beberapa langkah dan wajahnya masih terlihat datar.
"Sebelum bertindak, mikir dulu!" perintah Alvarios tanpa basa-basi, "orang goblok itu biasanya ngomong dulu, baru mikir."
Ketika anggota geng Harlubis ingin kembali menghajar Geova, Alvarios langung angkat tangan kanan ke udara seolah memberi isyarat supaya anggotanya untuk diam di tempat. Anggota geng terdiam ketika sang ketua menjambak rambut Geova dengan begitu enteng.
"Nggak usah bersujud di sini, Senior!" ujar Alvarios dengan senyum menyeringai.
Benar kata seseorang, amarah dari ketua geng Harlubis itu sangat menyeramkan. Tangan kanan Alvarios menyeret pucuk rambut seniornya dan berjalan keluar toilet perempuan.
Wajah ketua geng itu terlihat sangat berani, tidak ada ketakutan di depan seniornya sendiri. Setelah di luar ruangan, tubuh Geova langsung dibanting menuju lantai.
"Senior, silakan minta maaf ke orang yang tepat!" perintah Alvarios sambil melipat tangannya.
"Maaf!"
Geova pun mendongak, ternyata di depan wajahnya ada sepatu milik Arasya. Gadis itu masih pura-pura kuat padahal matanya sudah berkaca-kaca.
"Maaf, Arasya!" lanjut Geova dengan nada gemetar, "MAAFKAN GUE, SYA!"
Saat mendengar teriakan itu, Alvarios pun langsung menyenggol pergelangan kaki Geova seolah memberi ancaman.
"Yang sopan kalau sama perempuan!" desis Alvarios dengan wajah merah padam.
Arasya langsung melebarkan senyuman. Laki-laki yang tadi mengumpat, sekarang malah sedang berlutut di depannya. Ini adalah pembalasan sederhana, tetapi berhasil membuat hati Arasya bahagia.
"Gimana?" tanya Arasya sambil menyeka air mata, kemudian terkekeh pada Geova, "gimana rasanya diseret sama ketua geng terbesar di kampus ini, Senior?"
"Gue salah. Maaf, Arasya!" jawab Geova sambil menunduk lesu.
"Pfftttt ... gue sama sekali enggak menyentuh lo, tapi sekarang lo malah berlutut di depan kaki gue," sindir Arasya dengan ekspresi ceria.
Alvarios mendekati Arasya sambil berbisik, "Cepat masuk kelas! Lo nggak boleh bolos gara-gara orang gila!"
"Thanks you, baby!" gumam Arasya sambil tersenyum tipis.
![](https://img.wattpad.com/cover/296262441-288-k352799.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)
Teen FictionSeorang primadona bar-bar bernama Arasya Levi Maheswari berada dalam ancaman besar setelah masuk ke dalam kampus elit, kampus yang penuh skandal. Masalah berlanjut ketika seorang dosen mencintainya dan memaksa untuk jadi istri kedua. Di lain sisi...