"Oke, saya ulangi lagi, ya? Tolong dengarkan ... luasan digunakan gunakan untuk membuktikan rumus teorema phytagoras. Maka, a2 + b2 = c2. Phytagoras menyatakan setiap segitiga siku-siku berlaku kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang siku-sikunya. Jika (c) adalah panjang sisi miring segitiga, (a) dan (b) adalah panjang sisi siku-siku."
Begitulah materi yang diterangkan oleh Bapak Roni. Semua orang memperhatikan materi dengan seksama. Banyak orang yang terpukau pada materi tersebut. Baru kali ini, ada dosen yang rela menerangkan sampai berkali-kali.
"Kalian paham, 'kan?" tanya Pak Roni pada Mahasiswa, tetapi matanya sibuk melirik Arasya.
"PAHAM, PAKKK!" Semua mahasiswa bersorak gembira.
"Bapak sanggup menerangkan sampai ribuan kali. Selama kalian belum paham, Bapak akan tetap sabar. Kalian harus terima kasih sama Bapak karena enggak pernah memprotes otak lemot kalian," terang Pak Roni sambil tersenyum bangga.
"Terima kasih atas ilmu dan kesabarannya, Pak!" ucap Geova.
"Iya, selama gue hidup ... baru pertama kali dapat guru sabar kayak Pak Roni."
"Wah, Pak Roni hebat banget, ya?"
"Salut gue sama Pak Roni."
"Tepuk tangan buat guru yang sabar ini, guys!"
Prok! Prok! Prok!
Pak Roni tersenyum bangga ketika semua mahasiswa bertepuk tangan dan memuja nama baiknya. Namun, dia malah melihat Arasya terus bengong dan tidak bertepuk tangan.
Ya. Sepanjang penjelasan materi, gadis itu yang terus diam. Sepertinya Arasya sangat syok karena seseorang sudah menyentuh tubuh indahnya tanpa izin.
"Mana tepuk tangannya, Arasya?"
Arasya pun menoleh pada orang yang memanggil namanya.
"Kenapa gue harus tepuk tangan, senior?" tanya Arasya karena tidak mau bertepuk tangan untuk dosen yang memiliki otak mesum itu.
"Gak sopan banget sama dosen," bisik seorang mahasiswa.
"Dia emang primadona, tapi kelakuannya malah kayak preman!" balas mahasiswa lain.
"Iya, preman aja masih mampu hormat ke seorang guru, lah dia apaan?"
"Ngapain harus dia yang jadi primadona di kampus ini, sih!"
"Arasya, lo gak mau berterima kasih atas semua jasa-jasa Pak Roni?" teriak Rafael dengan senyum licik, "lo jahat banget."
Arasya tahu kalau Rafael dan Geova sengaja balas dendam dengan cara menggiring beberapa orang untuk berpikir bahwa dirinya adalah orang jahat, padahal tidak!
Ketika ingin melawan, seisi kelas malah melotot ke arahnya seolah menuntut Arasya untuk ikut bertepuk tangan. Gadis ini tidak mampu melakukan apapun, selain mengikuti keinginan publik.
Prok! Prok! Prok!
Sang primadona ikut tepuk tangan, tetapi matanya memerah dan berair. Sudah jelas kalau dirinya ingin menangis, tetapi terus pura-pura tegar.
"Saya rasa, pelajarannya cukup sampai di sini," ucap Pak Roni dengan senyuman ramah.
"Padahal kita masih pengen diajar sama dosen seramah Bapak," balas Geova.
Bapak Roni melebarkan senyum sambil berujar, "Hahaha ... saya harus mengajar di kelas lain. Hari ini enggak ada PR, ya?"
"Seriusan, Pak?" sela Rafael.
"Dua rius, cuy!" sambung Pak Roni.
"Yeessss! Bapak emang terbaik! Hahaha ...." Tawa Rafael pun meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL KAMPUS. (TAMAT)
Roman pour AdolescentsSeorang primadona bar-bar bernama Arasya Levi Maheswari berada dalam ancaman besar setelah masuk ke dalam kampus elit, kampus yang penuh skandal. Masalah berlanjut ketika seorang dosen mencintainya dan memaksa untuk jadi istri kedua. Di lain sisi...