19. Jangan Sentuh Adek Gue!

857 94 9
                                    

Taehyun berjalan ke toilet untuk mencuci tangannya yang terkena tumpahan tinta spidol saat tadi disuruh untuk mengisi ulang spidol kelas oleh gurunya. Ia sedikit menggerutu karena itu pasti tidak mudah untuk dicuci. Tapi begitu hendak memasuki toilet, Taehyun merasakan bahunya didorong dengan kuat dari belakang hingga ia hampir menabrak wastafel. Untung refleks nya bagus.

"Pas banget"

Taehyun menoleh saat mendengar suara itu. Disana ada Hankyung, Jumin, Taerin dan Jere. Ia mendengus malas. Kenapa pula ia harus melihat empat wajah menyebalkan itu. Makanya Taehyun memilih tak acuh dan meneruskan niatnya mencuci tangan. Ia tak bisa berlama-lama meninggalkan kelas.

"Wah liat, santai banget ya lo" Jumin tertawa meremehkan. Tapi Taehyun masih tidak bergeming. Jumin kesal, apalagi mengingat urusannya dengan Taehyun, dirnya kemarin dipanggil ke ruang BK karena masalah dengan Neza. Ia yakin Taehyun yang melaporkannya.

Taehyun hanya menyeringai tak perduli. Ia berniat pergi, tapi Taerin dan Jere menahan bahunya. Ia disudutkan ke dinding.

Hankyung membiarkan Jumin yang maju dan memberi Taehyun pelajaran. Ia melayangkan tinjunya ke wajah Taehyun, tapi Taehyun menunduk hingga tinjunya meleset.

"Apa-apaan sih" Kesal Taehyun berusaha melepaskan diri. Tapi Jumin kembali melayangkan tinjunya dan kali ini ke perutnya. Taehyun sedikit terbatuk. Taerin dan Jere melepaskannya. Jumin akan memukulnya lagi, tapi Taehyun lebih dulu meninju wajahnya. Ia harus segera pergi dari sini.

Taehyun memang jago olahraga dan bela diri. Tapi ia tidak bodoh. Satu lawan empat? Bercanda. Jelas-jelas ia akan kalah karena di keroyok. Makanya saat ini ia berusaha kabur. Bukan pengecut, Taehyun masih ingin hidup.

Jere menghampiri Jumin saat cowok itu tersungkur karena serangan Taehyun yang mendadak tadi. Perhatian Hankyung dan Taerin juga sedikit teralihkan. Taehyun sudah berencana memanfaatkan ini untuk lari. Tapi Jumin lebih cepat bergerak, menarik tangannya dan mendorong ia hingga jatuh. Kepalanya terbentur tepian wastafel dengan keras. Ringisan keluar dari mulutnya.

"Jangan pikir Lo bisa kabur" Kata Hankyung. Ia menyuruh Taerin mengunci pintu.

"Apa sih yang Lo pengen?" Taehyun bangkit berdiri. Ia memegang kepalanya, sedikit pusing. Ia sudah habis kesabaran.

"Gue pengen, Lo berhenti ikut campur urusan gue" Jumin kembali maju.

Hankyung bosan melihat dua orang itu kebanyakan basa basi. Maka ia memulai pertarungan, dan Taehyun tidak bisa lagi menghindar. Ia bertahan dan melawan sebisanya.

Ia mulai tersudut. Kondisinya jauh dari kata baik sekarang. Wajahnya penuh luka dan badannya terasa remuk. Lihatlah, empat orang pengecut ini mengeroyoknya.

BRAK

"Woi setan! Ngapain Lo!?"

Seseorang mendobrak pintu dan berteriak. Itu Yeonjun. Sial, ia melihat Taehyun yang sedang mati-matian bertahan. Yeonjun langsung bergabung dengan perkelahian itu. Ia menghadapi Jere dan Hankyung, sementara Jumin dan Taerin masih ditangani Taehyun.

"Gak usah ikut campur" Gertak Hankyung.

"Heh, para pecundang yang cuma bisa keroyokan" Yeonjun menendang perut Hankyung. Ia sedikit lengah hingga tak menyadari Jere sudah melayangkan tinju ke rahangnya. Yeonjun meringis.

Pertarungan semakin sengit, Taehyun sudah hampir tidak berdaya. Kemana perginya orang-orang? Apa keributan ini tidak terdengar keluar? Kenapa pula toilet ini letaknya di lorong ujung sendiri?

"Monyet purba!" Seseorang berteriak. Itu Soobin. Bagus, dia sudah datang. Soobin mendorong Taerin yang hendak menonjok Taehyun. Taerin nampak terkejut, Taehyun tersenyum ditengah aktivitasnya melawan Jumin.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang