22. Jangan Ada Yang Disembunyikan

757 87 12
                                    

Pertemuan telah usai, satu persatu orang meninggalkan ruangan itu. Kini tersisa Jimin, Namjoon, Seokjin, Beomgyu, Yeonjun dan Soobin.

"Soobin, kamu gapapa?" Akhirnya pertanyaan yang sedari tadi ingin Namjoon tanyakan keluar juga.

Soobin hanya menggeleng tanpa menatap Namjoon. Seokjin hendak bangkit mengajak Beomgyu dan Yeonjun untuk melihat Taehyun, berniat untuk pamit. Tapi Namjoon masih bicara pada Soobin.

"Ayo pulang, kita bicara" Ajak Namjoon.

"Enggak, Soobin bareng Om Jin aja, mau jenguk Taehyun dulu" Tolak Soobin, memandang Seokjin dengan tatapan memohon.

"Tapi__"

"Boleh pak?" Namjoon bertanya. Soobin mungkin masih perlu waktu. Ia mencoba mengerti.

"Boleh dong, lebay banget ijin segala" Seokjin tertawa, berusaha mencairkan suasana. Ia tau ada aura perang dingin ayah dan anak.

Setelah itu mereka pamit.

"Bin, Lo ada masalah?" Yeonjun bertanya saat mereka sudah berjalan di koridor menuju UKS. Didepan mereka ada Seokjin yang berjalan terburu-buru tak sabar melihat keadaan salah satu belahan jiwanya.

"Gak ada" Soobin mengelak. Ia belum siap cerita. Yeonjun dan Beomgyu mengangguk paham.

"Kalo ada apa-apa lo bisa cerita sama kita, kapanpun" Uh, Yeonjun sedikit geli sih bilang begitu. Tapi Soobin tersenyum. Ia bahagia karena memiliki mereka sebagai sahabat.

BRAK

Seokjin mendorong pintu UKS dengan keras, membuat tiga bocah itu terkejut. Apalagi tiga orang yang berada di dalam ruang UKS. Taehyun yang hampir tersedak saat Kai membantunya untuk minum, dan Dokter UKS yang mendengus. Kenapa dunia ini penuh dengan makhluk barbar.

"Tae, gimana keadaan kamu? Gak amnesia kan? Ini ayah. Otak gimana? Normal kan? Ini berapa?" Seokjin mengacungkan dua jari didepan wajah Taehyun.

"Apa sih Yah, Tae baik-baik aja" Taehyun jengah. Ayahnya mulai over.

"Gimana keadaannya dok? Ada yang parah gak?" Seokjin kini bertanya pada sang dokter.

"Secara kasat mata anak bapak baik-baik aja, saya udah obatin lukanya. Gak ada yang perlu dijahit. Tapi saya sarankan buat kerumah sakit untuk pemeriksaan, kawatir ada luka dalam" Jawabnya.

"Oh, oke deh. Makasih dok" Seokjin berterimakasih. Dokter itu mengangguk.Dalam hati berdoa agar orang-orang ini cepat pergi dari ruangannya. Seokjin lalu beralih pada empat bocah yang ada disitu.

"Hey, bantu Taehyun jalan dong" Suruh Seokjin. Tapi ia tidak mendapat jawaban. Keempat bocah itu hanya diam menyaksikan obrolan ia dan dokter.

"Hey!" Panggil Seokjin. Mereka akhirnya menoleh.

"Om ngomong sama kita?" Tanya Kai.

"Ya iya dong, masa ngomong sama semut merah yang merayap di dinding"

"Yah, mereka juga luka tau. Masa disuruh gitu. Kenapa gak ayah aja?" Beomgyu protes sambil menunjuk Soobin dan Yeonjun. Bahkan luka mereka belum diobati.

"Yaudah kalo gitu kamu sama Kai dong, Gyu" Seokjin belum menyerah. "Kita kerumah sakit sekalian obatin Soobin sama Yeonjun juga"

Beomgyu dan Kai pasrah. Dasar bapak-bapak gak mau ngalah. Sedangkan Taehyun tertawa puas.

•π•

"Heh pohon pinang! Minggir dong, kehadiran lo menghalangi gue melihat dunia" Omel Yeonjun saat Soobin dengan tidak ada dosanya berdiri didepan televisi yang sedang menampilkan video game yang sedang dimainkannya dan Kai.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang