34. Sebelum bertemu

526 85 10
                                    



Seokjin kira, Beomgyu akan mengajak langsung pulang. Atau meminta pergi ke sekolah untuk menemui teman-temannya yang katanya sangat ia rindukan. Tapi tebakannya salah. Sungguh salah.

Lihatlah, bocah itu justru sedang serius menatap layar PC dihadapannya, mulutnya sedari tadi bergumam, sesekali mengumpat. Tadi begitu sampai di tempat ini, Seokjin langsung protes. Mengapa Beomgyu malah ingin pergi kesini daripada pulang. Lalu dengan cengirannya, anak itu menjawab.

"Berhari-hari Gyu gak nyentuh game, rasanya separuh jiwa Gyu melanglang buana hingga terasa hampa"

Seokjin hanya diam, pasrah menuruti keinginan sulungnya itu. Tadi sebenarnya ia sempat berniat untuk menghubungi Taehyun dan memberi tahu bahwa Beomgyu sudah kembali. Tapi Beomgyu melarangnya. Ini masih jam sekolah dan ia tidak ingin mengganggu.

"Silahkan diminum pak"

Seokjin yang tadinya sedang memperhatikan Beomgyu, mendongak begitu seseorang menghampirinya dan meletakkan secangkir kopi dimeja. Seseorang itu tersenyum hingga bibirnya membentuk kotak. Seokjin mengangguk, bergumam mengucapkan terimakasih.

"Saya udah denger tentang masalah kemarin, maaf jika lancang. Tapi saya turut senang Beomgyu akhirnya kembali"

Seokjin mengernyit. Orang yang diketahui sebagai pemilik warnet ini bagaimana bisa tahu? Apa anak-anak itu menceritakan tentang hal ini? Kalau iya, apa mereka sedekat itu?

"Ah, soal bagaimana saya bisa tahu, karena beberapa hari yang lalu Taehyun dan Yeonjun sempat kesini untuk bermain, Yeonjun yang menceritakan kepada saya, walaupun sambil misuh-misuh gitu anaknya"

Akhirnya Seokjin mengangguk paham. "Kayaknya kamu dekat banget ya sama bocah-bocah itu"

Taehyung tertawa. Bagaimana jika dia mengatakan bahwa dirinya sempat punya minat untuk mengangkat Beomgyu sebagai anak ya.

"Om, tolong telpon Kai dong. Bilang pulang sekolah langsung kesini" Pinta Beomgyu sambil menyeruput kuah ramyeon tanpa mengalihkan tatapan dari layar PC.

"Kenapa gak papa aja?" Bukan Taehyung yang menjawab, melainkan Seokjin yang merasa keberadaannya diabaikan.

Kini Beomgyu menoleh, mendengus.

"Ini tuh mau bikin surprise ceritanya, kalo papa yang bilang nanti ketauan doang. Gimana sih, masa gapaham"

"Cih" Seokjin mencibir. Taehyung tertawa, menuruti ucapan Beomgyu tadi. Sedangkan Beomgyu tertawa melihat raut tertekuk ayahnya.

"Gausah ngambek, sini main, by one kita" Ajaknya. Seokjin yang emang dasarnya gak bisa marah lama-lama, sontak saja mendekat dengan semangat. Bukan itu sih alasan sebenarnya, dia dari tadi tuh menahan diri untuk gak main game, gengsi. Tapi sekarang persetan ah, bodo amat. Udah lama juga dia gak main di game di warnet.

Sementara itu Taehyung mulai bicara saat panggilannya terjawab.

"Kai__"

"Ih om, kok nelpon jam segini sih, Ini tuh masih jam pelajaran tau, belom istirahat. Untung sekarang Kai lagi gak dikelas. Kalo iya,__"

"Heh, kamu bolos ya?" Taehyung menyela ucapan Kai yang tadi menyela ucapannya. Paham?

Dia memicingkan matanya, curiga. Yah percuma sih, Kai kan gak bisa liat. Tapi gapapa, biar ada sedikit kesan dramatis.

"Astaga, orang tua nih buruk sangka aja deh" Kai terdengar menghela nafas di sana. "Kai lagi di toilet tau, lagi boker. Ini om malah ganggu ritual gue"

Taehyung terkekeh mendengar nada sebal dari suara Kai. "Ya maap, gatau"

"Udah deh sekarang om bilang ada apa nelpon, biar cepet. Gue mau berak aja ga tenang" Kai ngomel lagi.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang