36. Bertemu (2)

557 78 6
                                    

 



Taehyun berbohong saat bilang pada teman-temannya bahwa ia menolak ikut karena mau mengerjakan tugas. Nyatanya ia kini hanya berbaring di kasur nya, menatap langit-langit kamar dengan hampa.

  Hatinya berdebar, penuh oleh harapan. Ia ingin dirumah karena menunggu Seokjin pulang membawa Beomgyu. Seokjin bahkan tidak mengabarinya sama sekali. Taehyun juga tidak berniat menelponnya, takut mengganggu.

  Sungguh, ia tak masalah Seokjin lebih fokus mencari Beomgyu. Karena Taehyun juga ingin cepat berkumpul dengan kembarannya lagi. Asal Seokjin tidak kelelahan dan menjaga pola hidupnya saja. Tidak berantakan seperti kemarin.

  Masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya, tas sekolah yang bahkan tergeletak di lantai, Taehyun mulai memejamkan matanya. Merasa kantuk karena tadi malam bergadang untuk melamun. Sungguh bukan Taehyun sekali.

  Saat ia mulai terlelap, raganya kembali merasa ditarik begitu mendengar gedoran di pintu depan. Gedoran, bukan ketukan. Dan itu terdengar sangat keras, seperti digedor dengan kasar.

  Akhirnya dengan sempoyongan Taehyun turun dari tempat tidur, menuruni tangga untuk mencapai lantai dasar, menuju pintu dan melihat siapa pelaku gedoran tidak beradab itu.

  Dan detik itu juga dunianya seolah berhenti saat didapati seseorang menatapnya dengan sorot tajam. Seperti penuh kebencian.

  "Dimana anak saya?!" Todong orang itu langsung.

  Taehyun mengerjap, tersadar.

  "Bun__"

  "Jangan sebut saya seperti itu, menjijikkan"

  Ah, Taehyun lupa. Ia tidak diinginkan. Harusnya ia biasa saja. Tapi hatinya kenapa sakit sekali?

  Bayangkan bro, ini ibunya yang bilang begitu. Ibu yang melahirkan dia, yang dari dulu ia puja dan ingin ia lihat. Sekarang malah berkata begini padanya. Hancur gak hati lo?

  "Sekarang katakan, dimana ayah kamu? Dimana dia sembunyikan anak saya?" Hyemi maju, mencengkeram lengan Taehyun.

  Taehyun tersadar, ia melepaskan cengkraman itu dan mundur perlahan.

  "Kami gak tau Beomgyu dimana. Bukannya anda yang membawa Beomgyu? Ayah saya masih mencari keberadaan kembaran saya itu" Jawab Taehyun dengan suara sedikit bergetar. Tapi sebisa mungkin ia pasang raut datarnya. Jangan sampai terlihat lemah.

  "Bohong, pasti kalian yang udah ngambil Beomgyu dari saya kan?" Hyemi menoleh pada seorang lelaki bertubuh besar yang sedari tadi dibelakangnya. "Geledah" Perintah nya pada lelaki itu yang langsung dilaksanakan.

  Taehyun membiarkan saja, toh ia tidak berbohong.

  "Awas kalau sampai ketahuan kamu bohong" Jari telunjuk Hyemi mengarah ke wajah Taehyun.

  Taehyun memantapkan hatinya, ada pernyataan dalam benaknya yang selama ini mengganjal. Dan ini saatnya dia utarakan, semoga ia mendapat jawaban.

  "Kenapa anda benci saya?"

  Hyemi tersenyum remeh mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Taehyun.

  "Dengar ya, saya dari awal tidak menginginkan kamu. Gara-gara kamu saya hampir mati"

  Ah, Hyemi lagi-lagi menancapkan belati dihati Taehyun yang lukanya masih berdarah.

  "Awalnya saya baik-baik saja saat Beomgyu lahir, lalu karena kamu saya mengalami pendarahan dan harus dioperasi, bahkan sampai koma selama seminggu. Waktu kecil juga kamu pernah tenggelam hingga Seokjin menyalahkan saya habis-habisan. Pokoknya kamu tuh pembawa sial"

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang