40. Faktanya

649 85 14
                                    

Seokjin membuka pintu kamar Taehyun saat tak mendapati Taehyun di kamarnya. Dan benar saja, anak itu sedang meringkuk diatas kasur, membelakanginya. Kalau tidak keliru, Seokjin sekilas melihat tubuh Taehyun bergetar. Terdengar isakan kecil juga.

Maka ia mempercepat langkahnya, meletakkan nampan bawaannya di meja belajar Taehyun dan mendekati bungsunya itu.

"Taehyun, kenapa?" Seokjin menyentuh bahu Taehyun yang langsung di tepis nya.

Seokjin kaget dong. Kesel juga. Dia kawatir tau.

"Taehyun, ada apa?" Tanyanya lagi, membawa Taehyun untuk duduk. Memegang kedua pundaknya. Saat berhadapan begini Seokjin dapat melihat wajah Taehyun yang ketakutan dan banjir air mata. Makin kawatir lah si bapak ini.

Mana Taehyun ditanya gamau jawab pula. Frustasi lah dia. Lalu membawa Taehyun dipeluknya, menenangkan.

Setelah beberapa menit, Taehyun lebih tenang. Seokjin kembali bertanya. Taehyun masih tidak menjawab tapi ia malah menyerahkan ponselnya pada Seokjin.

Terdapat sebuah file rekaman disana. Seokjin langsung memutarnya.

•π•

"Halo" Terdengar jawaban setelah beberapa detik.

Taehyun menarik nafasnya pelan.

"Apa yang ingin anda bicarakan?"

"Oh, apakah kamu anak bungsu nyonya Hyemi?"

Taehyun menghela nafas berat. Bisakah dikatakan begitu? Hyemi bahkan tak mengakuinya.

"Aku kembaran Beomgyu" Jawab Taehyun akhirnya.

Seseorang yang ditelpon Taehyun terdengar terkekeh pelan. Taehyun kesal.

"Jika tidak penting aku matikan"

"Jangan!" Orang itu mencegah dengan cepat. "Baiklah, dengarkan aku. Pertama-tama, kau harus rekam percakapan kita ini. Karena aku akan memberi tahu sesuatu yang sangat penting"

Taehyun mengernyit, tapi menurut. Ia merekam percakapan mereka.

"Sudah"

"Oke, namaku Mingyu. Aku adalah salah satu pengawal ibumu, ah maksudku Hyemi. Aku sudah ikut dengannya sejak lama. Dan aku adalah salah satu orang kepercayaannya. Yang terpenting, aku memegang semua rahasia besarnya, yang salah satunya akan ku ungkapkan padamu"

"Tunggu. Kau tidak sedang mencoba menjebak ku kan? Kau orang kepercayaannya tapi kenapa mau membeberkan rahasianya?" Taehyun mulai curiga. Ia tak mau ditipu.

"Karena aku sudah tidak punya alasan mempertahankannya. Wanita itu sudah menghancurkan hidupku. Dia menghabisi putriku karena aku kehilangan kembaran mu. Sejujurnya aku marah pada kembaranmu itu. Tapi semua sudah terjadi, aku juga mengerti posisinya saat itu"

"Dihabisi? Maksudmu?"

"Dibunuh. Kau harus tahu, ibumu, Park Hyemi adalah seorang pembunuh. Makanya aku ingin kau merekam percakapan ini untuk dijadikan bukti kepada polisi. Aku ingin dia membusuk di penjara"

Jantung Taehyun berdebar kencang. Pembunuh? Ibunya? Ini bohong kan?

"Dengarlah nak, jika kau berfikir aku bohong, aku tidak berbohong. Aku bersumpah. Aku yang menjadi kaki tangannya dalam kejahatan yang dia lakukan"

"La-lalu rahasia apa yang mau kau ungkapkan?" Taehyun kembali bertanya, suaranya hampir hilang. Kepalanya mulai pusing lagi.

Gila. Ini terlalu gila.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang