28. Masih Hidup Dan Sayangnya Kejam

617 90 20
                                    

Dua pasang sepatu itu berketuk tidak seirama di trotoar. Sedari tadi pemiliknya hanya saling diam tanpa ada yang membuka suara sedikitpun, terutama yang lebih tua. Bahkan menoleh pun enggan. Hanya suara lalu lalang kendaraan melintas yang terdengar. Oh, dan juga orang-orang yang kebetulan lewat berpapasan.

Beomgyu dan Taehyun.

Mereka masih belum bicara satu sama lain. Sebenarnya Beomgyu yang selalu menghindar. Entahlah, apakah kesalahan Taehyun sangat fatal sampai kakak kembarnya semarah itu.

Tau begini lebih baik tadi ia mengikuti latihan basket bersama Kai, atau justru stay saja di sekolah menunggu Soobin dan Yeonjun selesai kelas tambahan. Ia rela menunggu walau sampai berjamur. Lebay sih, tapi sumpah keadaan seperti ini lebih tidak nyaman. Taehyun memang suka ketenangan, tapi saat ini yang terjadi malah ketegangan. Terlihat sekali Beomgyu menjauhi dia. Lihatlah, bahkan anak itu berjalan jauh didepan Taehyun.

Sampai mereka tiba di halte pun, mereka duduk berjauhan. Dari ujung ke ujung. Untungnya sepi, hanya ada mereka berdua. Ah, ada satu bocah SMP juga. Tapi tak lama kemudian bocah itu pergi saat sebuah mobil sedan menjemputnya.

"Gyu" Taehyun akhirnya bersuara, ia tidak betah diam terus.

Tapi Beomgyu hanya bergumam, tidak menoleh. Fokus pada layar ponselnya. Taehyun fikir pasti ia sedang berselancar di media sosial. Padahal nyatanya hanya memandang lock screen, mencoba terlihat sok sibuk.

Oke, Taehyun menyerah. Lebih baik mereka bicara nanti di rumah. Maka ia pun mengalihkan pandangannya, memandang sekeliling, apapun itu.

Sampai bus yang akan dinaiki mereka tiba, Taehyun dan Beomgyu bangkit, bersiap masuk. Tapi seseorang keburu menahan tangan Beomgyu. Tadinya ia kira Taehyun. Tapi begitu menoleh ia melihat seorang wanita, maka niatnya untuk menepis pun diurungkan.

"Beomgyu?" Wanita itu memanggil nama Beomgyu, terdengar tidak yakin.

"Ya?" Beomgyu mengernyit, heran bagaimana wanita yang kelihatannya seusia ayahnya ini dapat tau namanya.

Wanita itu tersenyum, yakin bahwa ia tidak salah orang. Ditambah satu anak lagi yang bersama Beomgyu, sudah pasti ia benar.

"Gyu, ayo" Ajak Taehyun, sopir bus sudah meneriaki mereka, bertanya jadi naik atau tidak.

Beomgyu mengangguk, hendak pergi saat ucapan wanita itu membuat dirinya membatu.

"Ini bunda, sayang"

Apa? Bunda?

Beomgyu terdiam, bahkan Taehyun juga. Mereka tidak lagi mendengar sopir bus yang kembali mengomel karena mereka lama, bahkan akhirnya bus itu pergi.

"Maaf bibi, sepertinya salah orang" Taehyun sadar lebih dulu, menarik tangan Beomgyu.

"Taehyun? Kamu Taehyun kan?" Kini wanita itu menatap Taehyun. Taehyun mengangguk patah-patah.

"Ah, aku tidak salah orang. Ini benar bunda, sayang" Wanita itu mendekati Beomgyu dan Taehyun yang kini sudah berdiri bersisian.

"Kau salah orang, bibi. Bunda kami sudah meninggal" Ujar Beomgyu.

Kembar baday melihat wanita itu memasang raut tak suka. Berdecih kesal.

"Seokjin memang gila mengatakan hal seperti itu pada kalian"

Wanita ini, kenal ayah mereka?

"Nanti bunda ceritakan" Wanita itu menarik tangan Beomgyu lagi. "Beomgyu ikut sama bunda ya, nak. Tinggal sama bunda. Ya?"

Beomgyu menggeleng, melepaskan tangannya. Inginnya ia hempas, tapi sadar wanita ini lebih tua.

"Sadarlah bibi, jangan ngelantur"

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang