24. 360° Perbedaannya

656 80 4
                                    

Kai memasuki gerbang sekolah dengan tidak bersemangat. Hari ini ia hanya sendiri di sekolah. Soobin, Yeonjun dan Beomgyu di skors. Sedangkan Taehyun belum bisa masuk sekolah karena kondisinya. Rasanya separuh jiwa dan raga Kai menghilang begitu saja.

Tadi ia sempat berencana bolos dan alasan ingin menemani Taehyun. Tapi Hoseok dengan cepat menolaknya, menyadari bahwa itu cuma akal bulus Kai agar bisa bolos. Jadilah ia tetap pergi ke sekolah dengan gak bersemangat. Emang gak niat juga sih.

Kai berjalan di koridor sambil memainkan ponselnya, melihat grup chat mereka berlima yang sedang ramai karena Soobin mengajak Yeonjun jajan seblak, Beomgyu yang ribut mengadu tentang sifat Taehyun, juga Taehyun yang meledek dirinya yang sekolah sendiri sementara yang lain menganggur dirumah.

Kai cuma bisa sabar aja. Taehyun yang biasanya cuek emang jadi nyebelin banget kalau sakit.

"Kaiiiiiiii"

Astaga, cobaan apa lagi ini? Kai buru-buru merapalkan doa dalam hatinya agar terhindar dari gangguan makhluk berwujud perempuan yang selalu membuat Taehyun sawan.

Iya, itu Neza.

Kai mempercepat langkahnya menuju kelas. Malas menghadapi Neza yang pasti akan sangat bawel menanyakan kabar Taehyun. Kai salut sih sama cewek itu yang seolah tahan banting walaupun berkali-kali Taehyun acuhkan. Tapi percayalah, dibalik rasa salut yang hanya sekilas itu, tersimpan rasa sawan yang luar biasa akan kelakuannya yang sangat menggangu. So annoying.

"Kaiiii" Teriak Neza lagi, Kai bisa mendengar langkah kaki yang mengejarnya.

"Pait pait pait astaga, masih pagi kenapa nenek gerondong udah muncul sih? Pindah jam tayang atau gimana?" Gumam Kai. Duh, saat sedang begini kenapa kelasnya terasa sangat jauh sih?

Langkah kaki itu semakin mendekat, Kai kesulitan mempercepat langkahnya karena koridor cukup ramai. Dari tadi saja ia sudah banyak menabrak orang.

"Dapet juga!"

Kai melotot kaget saat tangannya ditarik. Buset, nih cewek cepat banget langkahnya.

"Mau apa sih?" Kai membalikkan badannya. Memasang wajah se julid mungkin. Gak susah tentunya karena ia emang sering julid.

"Taehyun gak masuk?" Neza sok membuat suaranya terdengar sendu. Plis, jangankan simpati. Kai justru ingin mencekiknya.

"Menurut lo?!" Kai memutar bola matanya. Ia tuh jarang banget bersikap tidak ramah gini. Tapi Neza adalah pengecualian. Dia mau sejutek apapun nih cewek gak bakal sakit hati. Bodo amat mau dikasih bintang satu karena gak ramah. Mood Kai emang lagi jelek.

"Kai, rumahnya Taehyun dimana sih? Gue mau jenguk dia, gue kawatir banget sama dia, kalo dia kesepian, kesakitan, gimana?"

"Eh, Taehyun tuh bukan orang susah yang sebatang kara ya. Ayah sama abangnya ada, duitnya melimpah. Jadi Lo gak usah repot-repot jenguk segala" Sarkas Kai.

"Ih gue gak repot kok, udah bilang aja rumahnya Taehyun dimana?" Neza kekeh.

Tuhkan, apa Kai bilang. Nih cewek tahan banting.

"Rumahnya Taehyun dirumah Beomgyu" Jawab Kai akhirnya. Ya, walaupun itu gak pantes disebut sebagai jawaban sih.

"Gue serius ya Kai" Kesal Neza. Oke, emosinya nampaknya mulai tersentil. Dan Kai puas.

"Gue juga serius" Kai kini menyeringai, mulai merasa menarik memancing emosi Neza.

"Kai, kenapa sih lo dan temen-temen Lo, terutama Beomgyu selalu halangi gue buat deketin Taehyun? Gue kurang apa sih? Gue cantik, pinter, populer. Harusnya kalian dukung gue dong" Neza menatap Kai dengan tatapan menuntut.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang