23. Salah Paham

652 77 18
                                    

Soobin turun dari taxi yang mengantarkan dirinya pulang. Ini masih jam 3 sore, tapi mobil Namjoon sudah terparkir di garasi. Apa tadi Namjoon tidak kembali ke kantor?. Soobin menarik nafasnya, lalu menghembuskannya lagi.

Sedikit deg-degan, ia melangkah memasuki rumahnya. Kosong. Tidak ada siapapun. Soobin lega, buru-buru ia berlari menuju kamarnya, saat sebuah suara menginterupsinya. Itu Namjoon. Oke, ia harus tenang. Tadi niatnya pulang kan untuk bicara dengan papanya. Tapi tidak sekarang juga dong. Dia kan belum siap.

"Soobin" Panggil Namjoon lagi, karena tak kunjung mendapat jawaban.

Oke, Soobin memutuskan untuk berbalik, bagaimanapun ia harus berhadapan dengan Namjoon.

"Iya?" Jawabnya pelan.

"Ayo bicara" Kata Namjoon tegas, berjalan kearah ruang tengah. Auranya tidak ingin dibantah. Soobin mengikuti dengan pasrah.

"Duduk" Namjoon menunjuk sofa dihadapannya. Lagi-lagi Soobin menurut.

"Soobin, Papa tanya, apa Papa ada salah sama kamu?" Tanya Namjoon pelan, diluar dugaan Soobin. Ia pikir Namjoon akan marah padanya.

Mata Soobin mulai berair. Ia takut dan belum siap menerima kenyataan.

"Soobin?"

"Maaf pah" Soobin akhirnya bersuara parau. "Dan makasih, karena selama ini udah memperlakukan Soobin layaknya anak kandung papa sendiri" Soobin beneran nangis sekarang.

Ia benar-benar berterimakasih karena selama 18 tahun ini Namjoon membesarkan dirinya dengan penuh kasih sayang, berkecukupan dan tanpa kurang apapun. Walaupun dalam hatinya terdapat sedikit kekecewaan karena Namjoon tak pernah jujur padanya. Kenapa ia harus tau dengan cara seperti ini?

"Kamu ngomong apa sih Bin?"

Soobin menoleh bingung mendengar pertanyaan Namjoon. Lah Namjoon lebih bingung lagi gak ada angin gak ada hujan Soobin tiba-tiba bicara kaya gitu.

"Papa jujur aja, Soobin udah tau kok kalo Soobin anak pungut" Soobin menegaskan. Ia gak mau papanya mengelak.

"Apa deh? Abis nonton drama ya?" Namjoon terkekeh.

"Maksudnya?" Oke, Soobin mulai kesal.

"Loh, kok nanya Papa. Harusnya papa yang tanya, maksudnya kamu ngomong gini apa? Lagi latihan drama?"

Duh, Soobin jadi tulalit sendiri.

"Papa jangan ngelak. Soobin liat Poto bayi di dompet papa, disitu ada tulisan kalo bayi itu dari panti asuhan. Bayi itu Soobin kan?" Cerocos Soobin.

Namjoon malah sudah tertawa sendiri, dan itu membuat Soobin malah nangis kejer. Jadi ia benar anak pungut?

"Loh, kok nangis?" Sekuat tenaga Namjoon menahan tawa.

Soobin sudah salah paham. Udah salah paham, sotoy, sok ngambek pula.

Namjoon mengeluarkan Poto yang dimaksud dari dompetnya dan menunjukkannya pada Soobin.

"Maksudnya ini?"

Soobin mengangguk, mengusap air matanya dan menyedot ingus yang meler.

"Hahaha kamu salah paham Soobin" Namjoon berdeham, lalu lanjut bicara. "Oke, papa jelasin"

Soobin diam, siap menyimak. Jujur ia deg-degan lagi.

"Jadi dulu setelah satu tahun papa sama Mama kamu nikah, kami belum juga punya anak. Dan mama kamu pengen banget punya anak. Makanya kami memutuskan untuk mengangkat anak dari panti asuhan"

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang